Bab 75

62 13 0
                                    

Remaja itu terbungkus selimut lembut berwarna merah.

Kulitnya putih seperti porselen.

Tidur nyenyak.

Seprai bersih ditutupi dengan memar.

Hari ini adalah hari kelima.

Li Qi menatap bocah itu, dengan nyala api di pupilnya.

Pemuda itu tanpa sadar memancarkan aroma yang memikat, seperti buah yang manis.

Tapi anak laki-laki yang tidak bersalah mengkhianatinya.

Li Qi menundukkan kepalanya dan menggigit bibir pihak lain dengan kasar.

Bibir yang sudah merah dilempar dan digigit, meninggalkan jejak seperti kebiadaban.

Tapi Li Qi sangat tidak puas, bibirnya yang basah berpindah ke dagunya, meninggalkan bekas gigi.

Seperti di masa lalu.

Dia harus secara brutal membunuh anak laki-laki cantik di depannya.

Tapi yang aneh adalah dia memiliki sedikit keengganan.

Li Qi terlalu kesepian.

Dia tidak bisa menjamin bahwa hatinya seperti batu.

Satu-satunya hal yang bisa dia jamin adalah ketika lawan mengkhianatinya, dia akan membunuh lawan secara brutal.

Tapi dia mengalah.

Anak itu sangat cantik dan saleh.

Dia memeluk dirinya sendiri dengan lembut dan meneteskan air mata ketika dia terluka.

Kemudian dia tersapu oleh Li Qi.

Li Qi akhirnya tidak bisa menahan diri dan membangunkan anak itu.

Bulu mata anak laki-laki itu mengipasi dengan lembut, dan pupil matanya yang jernih perlahan-lahan terbuka.

Air mata fisiologis terkumpul di lingkaran mata.

Dia menggoyangkan bulu matanya dan menunjukkan ekspresi bingung.

Ingatan itu mulai berangsur-angsur kembali.

Sunan Zhi tidak begitu ingat apa yang terjadi semalam-sistem segera menariknya keluar.

Samar-samar dia tahu bahwa dia sepertinya telah melakukan sesuatu yang intim dengan "seseorang".

Hal intim semacam ini tidak bisa dilakukan begitu saja.

Dan jika Anda melakukannya, Anda harus bertanggung jawab kepada pihak lain.

Sunan Zhi dengan lembut memegang tangan lawannya.

Ini sangat es, sangat dingin, dengan persendian yang besar.

Pihak lain menolak sentuhannya.

Sunan Zhi berkata dengan emosi: "Tanganmu sangat dingin."

Li Qi menghela nafas : "Dia."

Sunan Zhi tidak bisa mengerti bahkan dengan mengejek "Dia".

Dia pikir itu Li Qidang bahwa dia adalah orang yang tidak bertanggung jawab.

Meskipun tapi.

Mata Sunan Zhi tulus.

"Aku akan bertanggung jawab untukmu."

Angin sejuk masuk ke mataku di malam hari.

Kerikil kasar menggores mata Sunan Zhi.

Mata yang semula berkabut, meneteskan air mata karena menolak benda asing.

[BL][✓]Jutawan Sebagai NPC di Siaran LangsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang