2 tahun berlalu.

30.3K 137 7
                                    

"Sayur sayuuuur" suara Mang Deden yang selalu ditunggu para ibu rumah tangga di komplek Citra Prima Garden. Dalam beberapa saat gerobak sayur Mang Deden sudah ramai di kerubungi oleh Ibu Ibu ataupun ART disitu. Seperti biasa mereka membeli kebutuhan kebutuhan dapur seperti sayur, daging, bahkan lauk dengan bumbu jadi pun Mang Deden juga menyediakannya. Karna itulah dagangan Mang Deden sangat laris di komplek komplek perumahan daerah ini. Hampir setiap hari dagangannya selalu habis.

"Itu tetangga saya, tiap malem selalu cekcok, selalu aja suaminya suka bentak bentak. Terganggu banget deh saya sama keluarga, kalau ditegur baru diem. Tapi habis itu ya diulangi lagi.."

"Iya dari rumah saya juga kedengeran kok bu, itu mah emang susah akur kayaknya tapi kalo keluar rumah kayaknya sih mesra banget. Kasian deh istrinya pasti makan ati tuh"

Mang Deden hanya bisa geleng geleng mendengar gosip para ibu ibu tersebut, yah memang sudah kebiasaan ibu ibu saat berbelanja mereka juga memanfaatkannya sebagai ajang pertukaran gosip. Siapa yang paling aktual gosipnya dialah yang patuh disegani.

"Mang Deden gimana nih sama istri di kampung, akur gak? Apa jangan jangan sering berantem juga nih?"

"Ah saya mah akur bu, tapi gitu kadang beratnya nahan kangen. Abisnya saya jauh kerjanya, istri juga dikampung" jawaban Mang Deden untuk Bu Lik, ibu ibu yang barusan bertanya kepada Mang Deden.

Perbincangan antar ibu ibu tersebut pun akhirnya terhenti, setelah sesosok perempuan terlihat berjalan ke arah mereka. Perempuan tersebut mengenakan kaos putih ketat dan celana putih pendek yang menampakan paha dan kakinya yang sangat mulus. Setiap lelaki yang melihatnya pasti deg deg seeer. Namun yang baru disadari Mang Deden, ibu ibu yang tadi sedang menggosip setelah belanja langsung membubarkan diri masing masing setelah mengetahui perempuan itu berjalan ke arah mereka.

"Yah, baru juga diceritain udah nongol aja" ujar salah satu ibu ibu rombongan gosip itu. Karna itu, Mang Deden akhirnya tahu bahwa perempuan inilah objek perbincangan ibu ibu tadi.

"Mang Deden, beli sawi ijo sama tahu kuning ada ngga"

"Ada dong, buat neng Oca apasih yang ngga ada hehe" sahut Mang Deden sambil menatap tajam lekuk indah tubuh Oca yang sangat memikat hati para pria itu. Mang Deden bukan sekali dua kali memandangi Oca secara blak blakan, ia sering terpaku memandangi Oca, bahkan sampai Oca sendiri pun risih. Namun, Mang Deden selalu menenangkan Oca bahwa ia tidak akan berbuat macam macam, hanya sekedar mengagumi. Yah perbedaan umur yang lumayan jauh, serta status keduanya yang sama sama memiliki pasangan membuat Mang Deden sadar diri dan tidak berharap terlalu jauh.

"Cakep banget neng" goda Mang Deden sambil menatap buah dada yang terbentuk jelas dibalik kaos putih dan bra yang dikenakan Oca.

"Awas ntar bininya nongol lho di belakang" balas Oca yang fokus memilih daun sawi yang mau ia bungkus.

"Yeee bini mamang mah jauh neng, dari garut kesini mah bisa 2 malem"

"Lama banget 2 malem mang" ucap Oca dan ia memperlihatkan ekspresi bingungnya

"Iya lah neng, kan dari Garut ke Pamulang mah 2 malem, jalan kaki tapi ya hehehe"

"Yeee dasar ngawur" ujar Oca sambil mencubit lengan Mang Deden

"Duh cubit lagi dong neng heheh"

"Huu.. maunya nih,  dasar ganjen. Udah ah ini aku beli ini aja 15ribu kan? Nih ya mang"

"Hehe kan mamang genitnya cuma sama neng Oca, iyaa makasih ya neng sering sering yaa" jawab Mang Deden

Oca hanya tersenyum dan berjalan pulang ke arah rumahnya, dibelakangnya Mang Deden menatap Oca dengan rasa iba mendengar penderitaan Oca yang terus menerus dimarahi suaminya.

Ya dia lah Oca. Perempuan yang dibicarakan oleh ibu ibu tadi. Rumah yang selalu terdengar ribut dimalam hari, rumah yang sering terdengar orang yang sedang bertikai satu sama lain itu adalah rumah Bimo dan Oca.

Sebetulnya selama setahun pertama semuanya berjalan baik baik saja kecuali satu hal yaitu, urusan seks. Seperti yang diduga Bimo jauh sebelum pernikahannya dengan Oca. Bahwa dirinya kemungkinan mengidap penyakit ejakulasi dini. Terbukti bahwa Bimo sangat loyo diatas ranjang bila sedang memadu kasih dengan Oca. Hal tersebut justru membuat pribadi Bimo menjadi berubah, menjadi lebih posesif terhadap Oca, bahkan Oca tidak diperbolehkan untuk bekerja. Karna ia khawatir Oca akan mencari pelampiasan birahinya yang tak pernah tersalurkan dengan Bimo.

Oca sendiri awalnya tidak menaruh kecurigaan apapun tentang penyakit suaminya, Oca baru mengetahui faktanya setelah memaksa Bimo untuk ke dokter agar ia dan suaminya tersebut dapat memiliki momongan secepatnya. Namun, bukan kabar baik yang ia dapat melainkan kabar buruk, dimana ia akhirnya mengetahui apa itu ejakulasi dini yang diderita suaminya tersebut, namun ia merasa lega karna dokter menganjurkan beberapa obat juga terapi agar bisa menyembuhkan penyakit yang selama ini Bimo derita. Yang membuat ia heran, 6 bulan terakhir ini suaminya sering sekali memarahinya bahkan memaksa dirinya untuk resign dari kantor. Dengan alasan tidak ingin dirinya mencari pelampiasan bersama lelaki lain. Sungguh teramat sedih hati Oca mendengar itu, ntah apa salah yang diperbuatnya hingga sang suami tega berpikir sejahat itu terhadap dirinya. Namun ia tetap tabah, karna rasa sayang yang amat teramat dalam pada Bimo. Maka dari itu, Oca kini menjalani hidup hanya sebagai ibu rumah tangga saja, mengurus rumah, mengurus suami, sering ia belajar resep masak masakan baru agar dapat mengisi waktu luangnya. Jadi begitulah kondisi kehidupan rumah tangga mereka ini, sering terjadi pertengkaran yang penyebabnya pun tak ada yg mengerti.

Berbeda dengan Oca, Bimo yang kini bekerja sendiri kini menjajaki peningkatan kariernya yang bisa dibilang cukup pesat, kini ia sudah mendapat posisi penting di salah satu perusahaan BUMN. Ia sangat giat bekerja, obsesinya untuk menjadi bos BUMN itu tidak pernah memudar, karna itu juga perhatian Bimo kepada Oca pun berkurang, bukan hanya itu bahkan perhatian dari Oca terhadap dirinya pun sudah tidak digubris. Contohnya, ketika dirinya sedang berada diluar kota untuk dinas. "Mas, jangan lupa makan siang nanti ya, jangan lupa minum obatnya, baju untuk acara besok digantung ya mas." Lalu Bimo membalas "iya tau, emang gua masih bocah apa pakek dibilangin segala" Chat Oca yang bermaksud mengingatkan suaminya agar tetap jaga diri dengan baik pun dimentahkan oleh suaminya sendiri.

Baginya, Oca hanyalah penghambat kariernya.

Seringnya Bimo keluar kota, membuat Oca merasa bosan dirumah. Apalagi dirinya yang terbiasa bekerja. Beruntunglah, ia mampu memanfaatkan waktu untuk belajar memasak dari YouTube. Sering mencoba berbagai resep masakan namun hanya sesekali suaminya mencicipi masakannya. Karna ia juga tidak habis sendiri, maka ia sering juga memberikan masakannya kepada Mang Deden untuk dibawa ke kontrakannya.

Ya, belakangan ini hubungan Mang Deden dengan Oca semakin hangat namun ditambah seringnya Oca untuk selalu membungkuskan hasil masakannya ke Mang Deden, membuat keduanya semakin mengenal. Namun masih dalam batas normal.

Kesepian.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang