Bab 16

1K 100 101
                                    

"Selamat pagi Nona Lee" sapa seorang make up artis di ruang tunggu Sijin. Wanita itu sedang membetulkan tatanan rambut Sijin.

Dua jam menuju resital Piano Sijin. Eunjung datang untuk memastikan prianya itu sudah mulai bersiap.

"Syukurlah artis kita sudah selesai" Eunjung bernafas lega melihat pria tampan itu sudah rapi dengan jas hitamnya. Sijin memang senang bersiap lebih awal.

"Nona, bisa tinggalkan aku sebentar dengan Nona Lee, ada yang ingin aku diskusikan" pinta Sijin sopan, wanita yang dimintainya itu langsung mengangguk dan keluar meninggalkan ruang tunggu itu.

Ceklek

"Ya! Michyeosseo? Kenapa kau menguncinya?" protes Eunjung.

"Kau datang untuk menonton acaraku atau menggoda ku?" ucap Sijin memperhatikan penampilan Eunjung dari bawah sampai atas. Gaun merah maroon itu kontras dengan kulit putih Eunjung.

"Ohh Ya!" cicit Eunjung pelan saat Sijin mengangkat tubuhnya dan mendudukannya di atas meja rias

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"Ohh Ya!" cicit Eunjung pelan saat Sijin mengangkat tubuhnya dan mendudukannya di atas meja rias.

"Bertanggung jawablah! Kau membuatku menginginkanmu sekarang juga" lirih Sijin tepat di samping telinga Eunjung. Sijin membelai punggung Eunjung dari leher hingga tulang ekor wanita itu. Selagi matanya menatap kelam pantulan tubuh belakang Eunjung di cermin. Punggung polos yang sedikit terbuka itu seolah ikut bersinar terkena cahaya lampu yang mengelilingi cermin. Sentuhan lembut Sijin membuat Eunjung melentingkan tubuhnya.

"Sijin-a, pakaian mu sudah rapi, kau gila?"

"Eunjung-aa" rengek Sijin

"Tidak"

"Kau tak lihat tangan ku gemetar karena gugup?" Sijin menunjukan jari-jarinya

"Apa hubungannya gugup dengan keinginanmu?" Eunjung menatap heran.

"Berciuman bisa menghilangkan rasa gugup sebelum tampil, kau tak tau itu?" jawab Sijin asal

"Aish, yang aku tau kebanyakan dari mereka mengatasinya dengan memakan sesuatu atau berteriak bukan berciuman. Kau mencoba menipuku?"

"Setiap orang berbeda, Eunjung-aaa" lagi-lagi pria itu merengek.

"Aniya, aku bisa merusak tatanan rambutmu" Eunjung tampak teguh pendirian. Sayang sekali penampilan Sijin yang menawan itu jika harus berakhir kacau.

"Wae? Aku bisa menatanya lagi"

"Kau menyusahkan make up artist"

"Kalau begitu aku tidak mau tampil" ancam Sijin sambil membuang muka

"YA!!!"

"Wae?"

"Aish, Yoo Sijin jinjja"

Mau tidak mau Eunjung menarik tangan Sijin untuk mendekat.

Allegro [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt