Prolog

7 1 0
                                    

Suara decitan spidol di papan tulis menguasai ruangan kelas 12 IPA 1, terlihat seluruh teman kelas Anna sedang memperhatikan guru yang sedang menerangkan materi di depan sana. Sedangkan perempuan berkulit putih pucat itu terus memandang lapang dari balik jendela. Melihat dua insan yang sedang bertukar tawa.

Tawa itu, tidak pernah Anna terima dari-nya. Hatinya mencelos melihat keuwuan di depan sana.

Pandangannya kembali tertuju ke lapang, melihat Raja dan Megan sedang bermain basket. Lapangan ramai, tapi mereka berdua seakan menciptakan dunia milik sendiri. Jika orang awam yang melihat mereka, pasti langsung dapat disimpulkan bahwa mereka sepasang kekasih.
Mereka sangat cocok. Raja ganteng, dan Megan cantik. Jika dibandingkan dengan Megan, Anna jelas bukan apa-apa. Anna jauh dari kata cantik. Anna hanya perempuan lemah yang beruntung menjadi pacar seorang Rajavo Algerio.

"Lo liatin apa sih An?" Salwa ikut melihat'lapang, melihat apa yang Anna lihat tadi.

"Hadehh, An. Orang begitu lo liatin, gak guna tau. Mending lo liat papan tulis. Hati lo juga aman, gak akan sakit." Ucap Salwa jengah. Untuk apa coba membuang-buang waktu hanya untuk membuat sakit hati?

"Iya Sal." Anna berhati melihat keuwuan tadi. Kini perempuan itu berusaha untuk fokus ke arah papan tulis melihat dengan seksama guru yang sedang menjelaskan.

***

"Kantin kan Ann?"

"Let's go."

Sesampainya di kantin mereka berdua langsung pergi memesan makanan.  Anna memakan mie ayam nya dengan lahap hingga tinggal sedikit di dalam mangkuk.

"Lo laper atau gimana?" Salwa geleng-geleng kepala melihat begitu lahapnya Anna makan.

"Tadi bwangkat swekolah gwe belum mwakan." Ucap Anna tidak jelas, mulutnya penuh mie ayam yang langsung Anna lahap hingga tandas.

"Masih laper gue." Ucap Anna setelah meminum es teh nya. "Gue pesen lagi ah."  Baru saja Anna akan beranjak dari duduk, di pintu masuk kantin Anna melihat dua orang yang sangat Anna kenali. Dia Raja dan Megan, tengah berjalan kearahnya.  Megan melambaikan tangannya memanggil Anna, "Anna!"

"Hai." Sapa Raja lalu duduk di depan Anna, dengan Megan yang duduk di sebelah Raja. 

"Kamu mau pesen apa Ja?"

"Samain aja sama kamu." Jawab Raja tak ambil pusing soal makanan.  Megan Tempak berfikir ingin memakan apa, lalu dia melirik mangkuk mie ayam Anna yang sudah tidak ada isinya. "Gimana kalo mie ayam? Liat Anna makan mie aku jadi pengen juga."

Raja langsung menolak, "Gak. Kamu punya magh tadi pagi juga belum sarapan. Kamu pesen nasgor aja kalau gitu."

Anna menyaksikan dengan seksama interaksi mereka. Bahkan selama sebelas bulan tujuh hari mereka berpacaran, Raja tidak pernah sepeduli itu tentang makanan apa yang akan Anna makan. Hal sepele, tapi sangat amat miris bagi Anna. Pacar, tapi seperti bukan pacar. Perlakuan Raja sungguh berbeda jika dihadapkan dengan Megan dan dirinya.

"Yah, kamu mah." Megan mengerucutkan bibirnya, dan seperti yang Anna duga, Megan pasti akan memasang puppy eyes nya untuk membujuk Raja. Lagi dan lagi, Anna belum pernah melakukan hal seperti itu kepada Raja. Sepertinya Anna harus mencobanya sekali-kali.

"Ck! Gak usah pasang muka gitu napa! Bikin gemes aja tau gak." Raja mencubit pipi Megan gemas. Cukup sudah. Anna tidak kuat lagi melihat keuwuan tai kuda di depannya ini. Anna berdiri dari duduknya, ingin meninggalkan kantin secepatnya.

"Gue ke toilet dulu."

"Ann, ikut!" Anna langsung pergi tanpa menunggu lama. Dia sudah muak melihat Raja dan Megan tadi. Panggilan Salwa bahkan tidak Anna pedulikan. Sesampainya di toilet , Anna menumpahkan sesak di dada nya. Hatinya sakit, sakit banget. Rasanya telinga Anna sampai berdengung karena menahan sesak. Setidaknya jika Raja ingin bermesraan ria bersama Megan jangan di depan Anna. Anna sudah berusaha untuk mengerti Raja kalau Megan hanya sebatas sahabat. Tapi apakah pantas jika bermesraan gitu di depannya yang masih pacar Raja? Pengertian Anna tidak ada apa-apanya bagi Raja. Raja tidak menghargai Anna sebagai pacarnya.

"Ann," Salwa ikut masuk kedalam toilet. Cewek itu menemukan Anna tengah menangis. Salwa mendekap Anna berusaha memenangkan.

"Sakit banget Sal,"

"Gue udah berusaha ngertiin Raja kalau Megan itu cuman sebatas sahabat. Tapi hati gue bantah Sal. Gak ada yang namanya sahabat antara cewek dan cowok."

"Ssstt, iya gue paham Ann." Salwa mengelus punggung Anna masih berusaha untuk menenangkan Anna.

Anna melepas pelukan Salwa, lalu menghapus air matanya. "Gue bego banget ya Sal?" Ucap Anna sambil tertawa.  Lantas dia mengeluarkan bedak dan liptint dari saku bajunya untuk memoles mukanua agar tidak kentara habis menangis.

"Gue cuman mau ngingetin lo Ann, jangan terlalu nyiksa diri lo. Kasian lo nya." Peringat Salwa tulus.

Anna tersenyum, "iya Sal, thanks ya lo selalu ada di saat apapun keadaan gue." Ucap Anna tulus. Salwa menepuk pundak Anna. "Santai, itulah gunanya teman."

"Dah kan lo bedakannya? Buru masuk kelas." Anna dan Salwa lantas segara masuk kelas karena bertepatan bel masuk berbunyi.

***

Jangan lupa vote dan komen 🤏🏻🤏🏻💗

RAJAWhere stories live. Discover now