bab 16

19 1 0
                                    

Tamon dengan tenang menatap matanya dan mulai melepas sisa pakaiannya.

Dia menarik kemejanya dengan kedua tangan, memperlihatkan otot perutnya yang seperti batu.

Lengan dan bahunya jauh lebih tebal dibandingkan dengan milik Gillotti. Tubuhnya berwarna cokelat sehat, saat Roselyn menatap lurus dengan matanya yang melebar di bawah sinar matahari yang masuk melalui jendela besar.

Itu lebih hidup dan solid daripada yang dia lihat dalam cahaya buram.

Melihat bahkan kulit dadanya berwarna cokelat, itu pasti di bawah sinar matahari selama berhari-hari. Tulang rusuk tebal ditutupi dengan bekas luka dalam berbagai bentuk.

Ada juga garis panjang potongan besar mengalir di bagian belakang panggulnya di mana otot telah terbelah menjadi potongan-potongan kecil.

Dia telah dipegang olehnya berkali-kali saat datang ke sini, tetapi dia tidak melihat dagingnya dengan benar, dan sekarang semuanya ada di depan matanya.

Dia pingsan, atau didorong ke titik pingsan sebagian besar waktu datang ke sini pula.

Ketika dia sangat lelah sehingga dia tidak bisa menggerakkan tangannya, dia tidak tahan dengan kelesuan dan tertidur.

Ketika dia bangun, dia berada di atas kuda atau makan sesuatu, atau dalam pelukannya ...

Roselyn sekali lagi menekan pertanyaan yang merayapi dirinya.

'Saya tidak ingin tahu. Saya tidak memiliki keinginan atau keinginan untuk mengetahuinya.'

Sementara dia berpikir, Tamon melepas celananya tanpa peduli di dalam air. Terkejut, Roselyn buru-buru mengalihkan pandangannya.

Tamon terkekeh sebentar dengan suara rendah.

Roselyn menggigit bibirnya kesal.

Ini bukan pertama kalinya dia melihat tubuh pria itu, dan dia bukan tipe orang yang akan malu dengan hal seperti ini, tapi pria itu telah menghancurkan rasa normalnya.

Menjatuhkan pandangannya sama lemahnya dengan menjulurkan lehernya.

Pria, yang didedikasikan untuk pendidikan Roselyn, adalah kakeknya, Duke of Sunset.

Dia tidak suka menundukkan pandangannya seperti posturnya.

“Tidak peduli apa yang ada di depanmu, kamu harus menghadapinya dengan lurus. Rosie, saat Anda menghindari mata lawan, dia akan siap menggigit leher Anda.”

Suara kakeknya terdengar jelas saat dia mengulangi apa yang dia katakan berulang kali.

Roselyn menatap lurus ke arah Tamon.

Dia bisa melihat tubuh energik pria yang telah berpaling darinya. Dia menatap tubuhnya dengan mata besar dengan iri.

Permaisuri Dicuri Jendral Musuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang