SIAP?

183 43 10
                                    

Happy Reading



Hari demi hari kembali berlalu, hari ini tepat satu minggu setelah menghilangnya Fenly dan Farhan, namun kediaman keluarga Reza tidak terlalu banyak perubahan yang berarti. Selain itu kamar yang biasanya di tempati oleh Farhan masih dibiarkan berantakan begitu saja, dan begitupun dengan kamar Fenly yang walau dilihat sekilas kamar itu terlihat rapi tetapi, tetap saja kedua kamar itu di biarkan kosong dan tidak di bereskan hingga berdebu dengan alasan agar seluruh keluarga dapat merasakan kehadiran keduanya sama seperti saat kedua meninggalkan kamar tersebut seminggu yang lalu.

Di sisi lain tampak Fajri yang kini terlihat begitu pucat dan terlihat tak bersemangat, dia berdiri di dalam kamar Fenly dan kini hadapannya tergantung sebuah bingkai foto yang memperlihatkan kebersamaannya dengan Fenly, Farhan, Gilang dan Shandy yang tampak tersenyum bahagia seolah tak memiliki beban sama sekali.

"Kalian kapan pulang? Aji kangen kalian... Cepetan pulang jangan bikin Aji khawatir," ucap Fajri yang sesekali mengelus bingkai foto yang terlihat telah berdebu dan tersenyum kecil.

"Adek," panggil Ismi yang juga masuk ke dalam kamar Fenly

Dapat Ismi lihat jejak air mata di pipi putra bungsunya itu bahkan tatapan begitu sendu dan gelap seolah tidak ada cahaya yang biasanya terlihat di mata indah itu, hati Ismi kembali menjerit melihatnya dan segera memeluk Fajri dengan erat.

"Kakak, akan segera pulang... Mama janji," ucap Ismi yang akhirnya berhasil membuat Fajri merasa sedikit lebih tenang.



Di sebuah ruangan khusus seluruh orang kini berkumpul, di hadapan mereka terdapat sebuah kaca gelap namun mereka tetap dapat melihat kedalam ruangan yang terlihat telah ramai oleh beberapa anggota kepolisian.

"Jadi kenapa kami di kumpulan di sini? Bukankah kalian seharusnya mencari anak-anak kami?" tanya Raja saat di lihatnya Lastri, Dimas serta atasannya yang baru saja memasuki ruangan

"Kami akan melakukan reka adegan," jawab Ismi tegas yang langsung ditanggapi protes dari Raja dengan raut wajah yang terlihat ketakutan.

"Tidak ada bukti, tidak ada saksi... Inilah cara satu-satunya, saya yakin kalian juga pasti penasaran tentang apa yang terjadi pada anak-anak kalian. Jika cara ini tetap gagal maka saya akan memundurkan diri, dan jika cara ini membuka jalan lain untuk kita... Maka saya akan pastikan anak-anak kalian akan kembali tanpa kurang satu bagian pun!" Tegas Lastri meyakinkan dan berhasil membuat para orang tua itu baungkam seketika begitupun dengan Raja.

"Saya hanya ingin mengingatkan... Jika mereka bernasib sama seperti anak-anak kami, maka itu semua adalah salahmu!" Tegas Raja yang langsung di terima oleh Lastri yang sebenarnya juga tidak terlalu percaya hal ini akan berhasil.

"Di hadapan kalian adalah ruang khusus interogasi, kita dapat melihat dan mendengar semua hal dari sini, namun yang berada di ruangan itu tidak dapat melihat atau mendengar kita," jelas Dimas yang kembali memperhatikan ruangan di hadapannya

"Tunggu, ini permintaan terakhir dari saya bukan hanya untuk kalian, tapi kita semua... Jangan dengar mantra nya, tutup telinga kalian serapat mungkin," ucap Raja memohon yang langsung di setujui oleh seluruh orang yang berada di sana

Semua orang mulai memperhatikan dengan seksama, dan menutup telinga mereka menggunakan earphone bervolume besar. Ritual pun di mulai seperti video yang telah Lastri berikan padanya, dua kali gagal akhirnya Lastri pun menekan tombol di hadapan dan mulai memberikan perintah.

BLACK DOOR ✅Where stories live. Discover now