Kau Hanya Perlu Melihat Langitnya

14 2 0
                                    


Seorang anak mengatakan ini padaku,

"Aku tidak mengerti. Kenapa kamu masih merasa banyak kekurangan sedangkan kamu memiliki langit kamar yang indah? Aku tidak mengerti mengapa kamu masih merasa sedih padahal kamu memiliki kamar dengan meja dan kursi yang sangat keren?

Jendela kamarku hanya menampakkan dinding bangunan yang menjulang tinggi, kamarku hanya cukup untuk ditiduri satu orang, dan buku-bukuku ditumpuk saja di sudut ruangan. Tidak ada lampu belajar dan tidak ada jam alarm yang lucu.

Hei, mungkin kamu terlalu banyak menunduk saat sedih menghampirimu. Padahal yang kamu butuhkan hanya melihat ke luar jendela dan melihat langitnya.

Pasti kamu akan jadi orang paling bahagia di dunia."


Dia adalah anak yang berkunjung untuk pertama kalinya ke dalam kamarku. Cukup mengejutkan mengingat ia baru menginjak usia delapan tahun. Dia mengajarkanku satu hal, aku hanya perlu menghargai hal-hal kecil yang dihadirkan dalam hidup. 

Sama seperti anak itu, yang selalu bahagia meski hidupnya begitu sederhana.

Catatan RinganWhere stories live. Discover now