Chapter 5.

474 58 0
                                    

                            To My Color
                               KunYang

                               Present

_________________🐻🐏________________

Yangyang meregangkan tangannya keatas lelah, pakaiannya baru setengah jadi dan ini sudah dibuatnya sejak jam 10 pagi sampai jam 7 malam. Ten masih setia menunggunya disini dan tentu membantunya sedikit-sedikit dengan memberi tahu nama warna yang tidak diketahui Yangyang dan mengambil beberapa material.

"Lelah?" Ten bertanya.

Yangyang mengangguk sambil menguap bertumpu pada tangan kanannya dengan mata sayu.

"Kau mau kopi tidak?"

Yangyang tentu menggeleng dan berkata. "Tidak usah kau pulanglah sudah malam ini, hyung juga belum makan kan."

Ten agak cemas untuk meninggalkan Yangyang disini walaupun pasti masih ada pekerja lain disini tetap saja banyak yang sudah pulang, bagaimana kalau Yangyang diculik?

Yangyang cukup peka dalam tahu ekspresi orang jadi dia berkata untuk tidak menghawatirkannya dan menyuruh Ten pulang, Ten menuruti Yangyang dan mengucapkan kata hati-hati dan berpamitan sebelum Yangyang bertanya. "Kenapa hyung selalu memakai pakaian yang menutupi lehermu atau syal?"

Ten cukup bingung menjelaskannya karena ini perihal kondisinya dengan soulmatenya.

Ten menurunkan sedikit bagian leher belakangnya pakaiannya dan memperlihatkan goresan panjang.

Yangyang sedikit meringis melihatnya.

"Tanda ini ada sejak lahir Yangyang, berhubungan dengan soulmateku sebenarnya dia pasti mempunyai tanda bagian depannya."

Yangyang mengangguk. "Semoga kau cepat menemukan soulmatemu itu."

Ten tersenyum dan pergi dari ruangan Yangyang.

"Baiklah aku akan menyelesaikannya sedikit lagi setelah itu pulang." Yangyang berbicara sambil menguap untuk yang kedua kalinya.

Tik Tok Tik Tok..

Yangyang masih belum menyelesaikan pekerjaannya ini dan melirik kearah jam yang menunjukkan pukul 8
9 lewat, ini sudah terlalu malam jadi Ia berhenti dengan pekerjaan yang belum Ia selesaikan membawa ponselnya dan menuju pintu luar tidak lupa dengan mengunci pintu ruangannya.

Selama perjalanan Ia melihat kearah jendela terus menerus karena melihat bulan dan bintang yang cantik melengkapi langit yang gelap. Tiba-tiba terlintas dipikirannya untuk mengunjungi lantai fotografi, mungkin dia bisa tahu siapa orang yang tiba-tiba selalu dipikirkannya ditengah-tengah menjahit.

Yangyang masuk kedalam lift lalu menekan tombol nomor 7.

Ting!

Pintu lift terbuka memperlihatkan pintu kaca transparan yang bisa Ia lihat dari luar lalu membuka pintu itu berjalan masuk yang disungguhi beberapa komputer yang terhalangi penghalang seperti di kantor-kantor, pekerjaan sebagai fotografer sedikit merasa seperti kantoran dengan terlibatnya komputer. Yangyang melihat-lihat tembok yang dipajang pemandangan hasil jepretan para pekerja, Ia kagum dengan semuanya sampai menemukan bingkai besar dengan foto langit dengan pelangi dan pria disaat yang bersamaan benar-benar indah pelangi itu ternyata, mempunyai berbagai warna.

Yangyang sedikit bingung kenapa orang yang disitu terlihat seperti dirinya yang sedang memegang buku sketsanya 2 tahun lalu sehabis hujan apalagi dengan pelangi itu, jujur itu foto yang sangat indah dan menarik pantas dipajang dengan bingkai besar. Dia melihat kearah bawah bingkai dengan nama 'Qian Kun' merasa aneh di dengar tapi mungkin karena namanya bermarga Qian yang ada di China seperti teman SD-nya dulu perempuan.

- To My Color - [KunYang] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang