الجزء 16 Pertanyaan Aku Banyak

181 65 436
                                    

Selesai ijab qobul, Akram dan Narayya masih duduk dengan jarak yang lumayan jauh. Rasya pun bingung melihat mereka berdua, ada yang salah?

"Kalian kenapa diem-diem an?" tanya Rasya ketika ia hendak berdiri.

Tidak ada respon apa-apa dari keduanya.

"Kalian udah sah, apalagi?" imbuh Rasya geregetan.

Narayya dan Akram hanya saling melirik dan enggan bicara sepatah dua kata.

"Kalian berdua ini kenapa sih aneh, kemaren kamu ngejar-ngejar Akram terus, giliran Akram udah mulai login ke kamu malahan begini, serba salah Abang."

"Bukan nya aneh bang, tapi Narayya maluuuuuuu," batinya sambil memijat pijat jemari tangan.

---

Malam ini, Rasya, Narayya, Akram dan Bik Nahlam bersiap-siap untuk kerumah sakit menengok Abah. Sebenarnya bibik merasa tidak enak jika harus ikut, rumah tidak ada yang jaga dan pak Robby juga pasti ikut mengantarkan majikan nya.

Tapi Narayya sedikit kasihan kepada bibik yang dari pagi sudah bekerja dan lagipula juga Narayya sudah menganggap bubuk seperti Umma nya sendiri.

"Mas," panggil Narayya dari sudut kamar. Ia sedang memakai bros agar style berjilbab nya sedikit menarik.

"Kita mau satu mobil sama Abang atau kamu mau kita bawa sendiri?"

"Bibik ikut?" tanya Akram yang masih berada di dalam kamar mandi memakai pakaian.

"Iya! Mas."

"Kita bawa sendiri saja. Gak enak sama bibik, dia ikut nanti umpel-umpelan sama kamu." sindir Akram. Niatnya meledek.

"Memang nya aku kenapa mas?"

"Riwegh! Gak bisa diem, cerewet, yang ada satu mobil konser disko," jawab Akram. Narayya langsung melempar lipstik nya ke kasur dan duduk sambil menyilang kan tangan nya di depan dada.

Akram keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambut nya dengan handuk.

"Kenapa?" Melihat sang istri yang seperti nya marah.

Narayya menatap Akram, "masih nanya kenapa? Introspeksi diri!"

Suaminya itu pun hanya tersenyum. Ia mengambil pakaian yang sudah Narayya siapkan di atas kasur.

Akram melirik cermin. Istrinya berdandan begitu cantik sampai-sampai ia sedikit cemburu jika kecantikan istrinya di lihat banyak orang nanti.

"Ray," panggil nya sedikit tegas.

Narayya enggan menjawab atau menoleh. Ia masih diam karena suami nya itu sudah mengejek dirinya cerewet dan lain-lain. Padahal kan... Memang benar juga sih, tapi apa gak bisa jangan di perjelas?

"Narayya."

Narayya masih diam, kini ia memalingkan wajah nya melihat rembulan malam hari dari jendela kamar.

Selesai memakai pakaian, Akram kembali memanggil istrinya yang marah. "Narayya kamu---

Narayya menoleh dengan tatapan jutek nya. Akram diam, ia merasa jantung nya berdetak kencang dari sebelumnya. Melihat wajah istrinya yang begitu cantik dan juga--- ashhj sudahlah! Kecantikan Narayya memang untuk dirinya saja!

KU TEKADKAN UNTUK BERHIJRAHWhere stories live. Discover now