11

1.9K 112 2
                                    

warning!

---

Kamar yang kini sengaja dimatikan lampunya sehingga ruangan tersebut didominasi oleh kegelapan terasa sedikit panas, kedua manusia yang bermain di atas kasur baru saja memulai permainannya, dengan Jaemin yang menungging serta Jeno berposisi di belakang badan Jaemin yang menungging.

Jeno menatap lubang Jaemin lamat, disertai dengan jari tangannya yang nakal berusaha masuk ke dalamnya dan suara desahan sakit Jaemin yang menyapanya.

"S-sakith!" Jaemin berteriak, ia sangat kesakitan saat satu jari Jeno berusaha masuk ke dalam lubangnya, tentu saja tanpa pelumas karena memang Jeno tidak berkepikiran untuk menyimpan benda seperti itu di dalam kamarnya.

Jaemin mengeratkan genggaman tangannya yang meremat sprei kasur Jeno, kepalanya menengadah serta mulutnya yang terbuka lebar menahan desahan kesakitannya.

Karena tidak tahan, Jeno langsung saja menambah jarinya di dalam Jaemin, sehingga dua jarinya kini berada di dalam lubang Jaemin untuk melebarkannya agar kelak setelah ini bisa menampung penis Jeno dengan mudah.

"Ahh... "

Jeno tidak tahan, rasanya ia ingin menyodok lubang Jaemin sekarang. Dengan jarinya yang masih bergerak aktif di dalam Jaemin, satu tangannya yang menganggur ia arahkan untuk mengurut kejantanannya sendiri, setelah itu ia mengeluarkan jarinya yang masih berada di dalam Jaemin.

Jaemin yang sedang mengatur napasnya dikejutkan oleh Jeno yang tanpa aba-aba mendorong penisnya ke dalam dirinya, karena tidak siap ia sedikit terdorong ke depan jika saja Jeno tidak menahan pinggulnya. Jangan lupakan posisi mereka yang saat ini masih setia menungging.

"S-sakit s-sekali... hiks." Jaemin menangis, ia menelungkupkan wajahnya ke bantal, dan masih meneruskan tangisannya membuat Jeno iba, padahal belum sepenuhnya kejantanannya masuk.

Jeno membungkukkan tubuhnya sampai dadanya mengenai punggung penuh keringat Jaemin, ia mengecup halus rambut Jaemin, kemudian beralih ke pipi Jaemin.

"Sabar ya, Na... jangan menangis..." Mencoba menenangkan Jaemin, Jeno menahan hasratnya yang menggebu untuk menyodok Jaemin sekarang, karena ia tahu, ini tidak mudah bagi seorang Na Jaemin.

Memelankan isakannya, ia menyuruh Jeno untuk memasukkan seluruh kejantanannya ke dalamnya. Mendapat izin, tanpa ragu Jeno menyodokkan seluruh kejantanannya tanpa sisa membuat Jaemin terjengit kaget, ia merasakan Jeno menyentuh sesuatu, dan itu... sangat nikmat.

"J-jenohh..."

Jeno hanya menjawab dengan deheman.

"Itu, tadi... aku rasa, sangat enak..." cicit Jaemin, Jeno yang tidak mendengar suara Jaemin mengernyitkan alisnya.

"Apa Na? Aku tidak dengar." ungkapnya jujur.

"Itu... tadi... enak..." ucap Jaemin malu-malu.

Jeno tersenyum, lalu ia menyodok kembali spot yang membuat Jaemin merasakan keenakan, setelah itu ia mendengar Jaemin mendesah.

"Ingin lagi?" tanyanya.

Jaemin membalas anggukan, otak dan tubuhnya sekarang sangat tidak sinkron, otaknya meminta untuk berhenti, namun tubuhnya tidak. Kemudian Jeno menurutinya, ia menyodok lubang Jaemin berulang kali, dan selalu mencapai spot keenakan Jaemin, membuat Jaemin mendesah sangat kencang.

JUST FRIENDWhere stories live. Discover now