2.Keliling

233 55 32
                                    

Sebelumnya maap klo ada Typo:v
.

.

.

.

Selesai makan, Osamu merasa ada yang memperhatikan nya. Tetapi setelah menoleh kanan kiri, depan belakang, tidak ada orang disekitar nya. Tak berlangsung lama Atsumu dan Oikawa kembali dari perpustakaan dengan buku-buku ditangan nya.

"Lu mau bawa 1 perpustakaan kemari apa gimana? Banyak amat" kata Osamu meneliti dari atas ke bawah.

Atsumu berdecak. "Isss, berisik Lu. Gue penat, jangan banyak omong. Mending bantuin ngangkat sisa nya, yok Oik belum selesai"

Oikawa terkapar di lantai setelah meletakkan buku-buku diatas meja. "Pangeran ganteng lelah. Lu berdua aja, gua lagi menghemat energi buat besok"

"Besok kenapa?" tanya Osamu penasaran.

"Tanding voli sama SMA sebelah. Cape banget"

"Oh. Tsumu juga ikut?"

Atsumu menoleh. "Oo iya jelas. Lu gak ikut? Mumpung member kosong" tanya nya menawari Osamu.

"Nggak. Gue pendek" celetuk Osamu terus terang.

Seketika ruangan kelas sunyi. Atsumu menatap Osamu nanar, Oikawa menutupi matanya dengan lengan sambil bernafas lelah.

Tak satupun menjawab akhirnya Osamu kembali berbicara. "Kenapa diam? Emang gue pendek. Santay aja kali"

"... Sabar ya Sam. Bunda bilang bentar lagi—"

"Emang kapan sih gua gak sabar? Tiap bulan, tiap tahun, gue juga nunggu. Ya sudah lah katanya mau ngantar buku. Ayo" ajak Osamu mengalihkan topik. Ia segera mengangkat sebagian buku dan menunggu Atsumu serta Oikawa di luar.

Oikawa melihat Osamu keluar, segera mengalihkan lengan yang menutupi matanya. Menoleh kearah Atsumu yang mengusap kasar wajah nya.

"Udah, gak usah terlalu dipikirin. Tu anak pasti paham kok. Bukan cuman lo doang yang nunggu hasil nya"

"Tapi kalo dia Beta gimana?" tanya Atsumu resah. "Dia bakal susah nyari pasangan"

Oikawa mendengus. "Kalo emang dia Beta terus kenapa? Dia tetap adek lo kan?" Atsumu mengangguk menanggapi.

Oikawa melanjutkan dengan nada meyakinkan. "Kalo susah nyari pasangan ya tinggal dicariin aja. Koneksi gua banyak, lu gak usah cemas"

Atsumu diam sejenak. Kemudian kembali mengangguk. "Thanks Oik"

(Diluar kelas)

Osamu mendengar percakapan 2 oramg tersebut tanpa sepatah kata pun. Jika memang dirinya Beta, seperti yang dikatakan Oikawa tadi maka tidak perlu terlalu khawatir. Lagipula Osamu sudah menyiapkan mental jika hasil nya nati akan menunjukan bahwa dia Beta.

Tidak ada beda nya dengan hari-hari yang dijalani Osamu saat ini. Jadi Beta juga bukan sebuah kekurangan. Contoh nya, Osamu tidak perlu repot untuk khawatir saat tanggal Heat/Rut nya datang. Tidak perlu membawa berbagai macam indikator, dan tidak akan merasa resah saat tiba-tiba mencium Feromon orang lain.

Keuntungan nya cukup banyak. Dan kehidupan seperti ini lah yang menurut Osamu akan sangat mudah dijalani. Masalah pasangan, bahkan jika tidak ada yang cocok dengan dirinya. Ia tidak perlu memiliki pasangan.

Tinggal bersama Bunda, Ayah, dan Atsumu juga sudah bagus. Tapi Atsumu sudah jelas pasti akan memiliki Alpha nya sendiri dan tidak akan tinggal bersama mereka lagi. Tidak masalah, lagian Osamu juga berharap menjadi anak tunggal dari dulu.

Osamu menghela nafas, terus bersyukur dengan apa yang ia miliki.

Sampai disebuah kelas. Osamu mengetuk pintu dan suara guru terdengar dari dalam.

VANILLA LATTE [SunaOsa]Where stories live. Discover now