10. Nostalgia Masa; Anak Pemberani

199 36 0
                                    

Jumlah yang baca sama yang vote komen itu kebanting banget tau, aku jadi agak males nulis:)

Tapi gapapa, Bismillah yu bisa yuu!

-

Pagi itu, Mika ditugaskan menjaga rumah sendirian. Papa dan Mama Mika pergi entah kemana, mereka tidak pamit secara jelas. Mereka juga membawa kedua adik kembar Mika untuk pergi bersama. Jadi Mika memilih untuk menurut saja.

Sebenarnya Mika tidak takut sendirian, dia sudah terlatih mandiri bahkan sejak kecil. Apalagi dirinya sering ditinggal setelah Prima dan Adelia lahir.

Mika tidak mempermasalahkan itu, ia malah ingin semakin membuktikan bahwa dia juga bisa menjadi sosok pelindung.

Hari masih pagi, tapi rumah yang lantainya Mika pijaki ini agak gelap lantaran pintu dan jendela ditutup.

Merasa bosan, lantas langkah kaki Mika membawanya menuruni anak tangga untuk menuju ruang tengah. Ia berniat menonton film apa saja yang sedang tayang.

Sebelum menghidupkan televisi, Mika mengambil beberapa camilan dari lemari pendingin untuk dia makan nanti selagi menonton.

Sialnya, semua siaran favorit Mika menayangkan film Disney Princess. Ia berdecak agak kuat, sejujurnya Mika menggemari jenis film yang seperti itu, namun karena takut menjadi gadis pada umumnya, Mika malah mengganti ke siaran selanjutnya.

Akhirnya setelah gonta-ganti siaran, Mika menemukan satu film yang bagus. Ber-genre action, film terbaik yang di produksi oleh Marvel Studio.

Nah, Mika ini, penggemar berat Black Widow. Karena katanya Black Widow itu panutan. Dia wanita tegar yang patut di acungi jempol ketika bela diri. Percaya atau tidak, Mika pernah bercita-cita menjadi Black Widow alih-alih memiliki pekerjaan normal lain.

Pip.

Tiba-tiba listrik padam, rumah persegi yang Mika tempati ini berubah lebih gelap dari yang tadi.

Alis Mika menaut tajam, dahinya berkerut. Mika sungguh takut berada di kegelapan.

Dengan gerakan secepat kilat, ia berlari keluar rumah. Kemana saja, yang penting daerah terang.

Pintu depan Mika tutup keras, terkesan dibanting padahal tidak. Ia berlari menjauhi pekarangan rumah. Untung, sekitar rumah Mika adalah komplek perumahan. Jadi Mika tidak begitu takut.

Dengan ber-alas sendal jepit bewarna hitam, ia melangkah tanpa tujuan. Hanya di daerah komplek saja, tidak berniat keluar dari perumahan ini.

Saat Mika hendak berbelok, ia berpapasan dengan seekor anjing hitam dengan rantai yang melingkar di lehernya.

Mika terkejut, refleks mengucap. "Anjing!"

Guk guk!

Sialan, kedua kaki Mika seperti tidak mau diajak bekerja sama. Ia malah berlari secepat kilat dan sekuat tenaga untuk menjauhi anjing tadi. Mika melupakan satu hal, bahwa seekor anjing akan bergerak mengejar kita ketika kita berlari kencang.

"AAAAAA!!" Mika berteriak nyaring sembari terus berlari.

Guk guk!

"AAAAAA!!" Mika berteriak nyaring lagi.

Guk guk!

Mika berbelok, lantas mengumpat kasar lantaran sadar jalan yang dia lewati ini merupakan jalan buntu.

Untungnya ada tiga orang anak laki-laki yang tampak bermain di salah satu pekarangan rumah. Entah apa yang membuat Mika percaya pada mereka dan meminta bantuan.

Puzzle PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang