Chapter 8: Reassemble

10 1 0
                                    

Matahari mulai terbenam dan jam makan malam telah datang. Pada saat itu, tiga kadet yang bernama Jin, Yuna, dan Taka sedang berjalan menuju ke aula makan. Mereka lalu melewati lapangan yang di mana terdapat seorang kadet yang bernama Sasha masih berlari mengelilingi lapangan untuk menjalani hukumannya karena memakan kentang sembarangan di masa orientasi, lebih tepatnya di hadapan Keith Shadis.

"Aku tidak menyangka dia mendapatkan hukuman berat seperti itu di hari pertamanya." ucap Taka.

"Lagian, siapa suruh makan di depan instruktur. Itu kan salahnya sendiri." ujar Yuna.

"Kelihatannya, dia masih kuat-kuat saja berlari. Tapi, aku tidak yakin kalau dia bisa bertahan hingga malam hari." ucap Jin.

"Hn. Dia pasti akan mati kelaparan secara perlahan karena tenaganya terkuras habis hanya untuk menjalani hukuman itu." ucap Yuna.

Mereka bertiga berhenti sejenak di sana untuk melihat gadis yang malang itu yang terlihat ngos-ngosan ketika berlari.

"Ayo, kita pergi." ucap Jin yang dibalas anggukan kepala dari Yuna dan Taka.

Jin, Yuna, dan Taka lalu kembali berjalan lagi menuju ke aula makan. Di tengah perjalanan, mereka mendengar suara yang memanggil mereka dari suatu tempat.

"Jin! Yuna! Taka!"

Ketiga sosok yang dipanggil itu menoleh ke arah asal suara itu dan mendapati tiga figur yang terlihat familiar bagi mereka.

"Tunggu. Bukankah itu Eren, Mikasa, dan Armin?!" ujar Yuna.

"Iya. Kau benar. Itu mereka!" seru Taka.

Ketiga sosok yang bernama Eren, Mikasa, dan Armin langsung menghampiri Jin, Yuna, dan Taka.

"Hei, di sini!"

Setelah sampai, Eren langsung memeluk Jin dengan sangat kencang. Begitu juga dengan Armin yang langsung memeluk Taka dengan kencang. Sedangkan Mikasa juga memeluk Yuna dengan seolah bertemu lagi dengan temannya yang sudah lama pergi.

"Aku pikir.. Tidak. Kami pikir kau sudah mati, Jin. Tapi, aku tidak menyangka bahwa kau ternyata masih hidup!" ucap Eren yang terlihat tersendu-sendu sambil memeluk Jin.

"Tentu saja aku masih hidup, Eren. Memangnya, kau pikir aku mati semudah itu di kejadian itu?" ucap Jin sambil memeluk balik kepada Eren.

Eren lalu melepaskan pelukannya dari Jin dan mulai menatap ke arahnya.

"Tapi, bagaimana kau bisa selamat? Padahal waktu itu, aku melihat kau berlari menuju ke tempat ibuku berada yang sedang terjebak di bawah reruntuhan. Lalu di saat yang bersamaan, aku juga melihat ada Titan yang sedang berjalan ke arahmu dan ibuku. Aku sempat meneriakimu sebelumnya tapi tidak kau gubris dan malah berlari menuju ke Titan itu. Lalu,"

Eren menceritakan semua yang terjadi sejak dua tahun yang lalu yang di mana pada saat itu, dia melihat Jin menghilang melalui kepulan asap yang muncul di tempatnya dan dikejar oleh Titan. Hingga kemudian, Eren juga menceritakan tentang kemunculannya Naga raksasa yang menghabisi Titan-Titan di sekitarnya dan membantu melepaskan Carla dari puing-puing reruntuhan yang menimpanya serta menyelamatkan Mikasa yang sempat ditangkap oleh Titan. Di saat itu juga, Jin mengetahui kalau wanita yang sempat ingin dia tolong pada waktu itu adalah ibu dari Eren. Eren terus menceritakan semua kejadian yang terjadi pada waktu itu termasuk tentang tiga Naga raksasa telah mengalahkan sesosok Titan berzirah yang sempat menjebol tembok Maria dan terbang menuju ke suatu tempat. Eren lalu mengakhiri ceritanya dengan menceritakan tentang kehidupannya bersama keluarganya di tempat pengungsian selama dua tahun sebelum memutuskan untuk bergabung dengan militer.

"Begitulah kejadiannya. Waktu itu, kami sempat mengira kalau kalian bertiga benar-benar sudah mati. Tapi, siapa sangka kalau kalian ternyata masih hidup." ucap Eren.

Attack On Titan: Dragons VS Titans (Discontinue)Where stories live. Discover now