Chapter 1

411 37 13
                                    

#DAY-1
#NGO

Saint meletakkan gelas di meja dengan kasar. Kesadarannya sudah mulai hilang, tapi dia tidak berniat untuk berhenti. Dia sudah bertekad untuk terus minum sampai dia tak sadarkan diri. Itu satu-satunya cara agar dia bisa melupakan kenyataan kalau kini dirinya telah menikah.

Iya, Saint baru saja melangsungkan pernikahannya hari ini. Dan sialnya bukan dengan seseorang yang dia cintai.

Saint tersenyum miris membayangkan dirinya kini telah menikah dengan pria yang tidak dia kenal sama sekali. Bahkan bertemu pun hanya dua kali dan ketiga kalinya saat di altar pernikahan pagi tadi.

Saint menyesali keputusannya untuk kembali ke Trat dua minggu lalu. Seharusnya dia tetap bertahan di Amerika. Atau kalau memang harus pulang, maka dia akan pulang dengan kekasihnya. Bukan sendiri dan berakhir seperti ini.

Flashback on

"Maafkan pho Saint. Tapi pho tidak mungkin mengingkari janji pho pada Paman Jira." ucap Jho pada anak semata semata wayangnya.

"Tapi pho, suatu hubungan yang dibangun tanpa cinta tidak akan pernah berakhir bahagia. Dan kalian tahu siapa yang aku cintai dan siapa yang ingin aku nikahi." jelas Saint mulai muak dengan percakapan ini dan berharap orang tuanya akan mengerti dirinya.

"Mae mengerti sayang. Tapi ini adalah janji yang telah pho mu buat dengan sahabatnya. Mae mengenal Perth dengan baik. Percayalah sayang, dia pantas untukmu. Saint, kami sungguh ingin kalian menikah." ucap Nuk mengelus lengan putranya.

"Tidak mae! Aku tidak ingin menikah dengannya! Dan aku juga tidak ingin menikah saat ini. Aku ingin sukses berkarir dulu. Dan lusa cuti ku habis. Aku akan kembali ke Amerika besok." ucap Saint final.

Setelah mengatakan itu, Saint bangkit lalu berjalan cepat menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Dia tidak ingin berdebat lagi dengan orang tuanya.

Saint menutup pintu kamarnya dengan keras. Biar saja orang tuanya tahu kalau dia sedang marah saat ini. Mungkin dengan begitu, mereka akan berubah pikiran dan membatalkan janji konyol itu.

Saint merogoh saku celananya, mengeluarkan benda pipih yang sejak tadi bergetar dan diabaikannya.

"Kenapa?" tanya Saint setelah menggeser ikon hijau dilayar ponselnya dan menempelkan benda itu di telinganya.

"Kenapa berteriak padaku? Aku tidak tuli Saint!" oceh seseorang di ujung telpon.

"Maaf Plan, mood ku sedang hancur. Kenapa kau menelfonku?"

Saint merendahkan suaranya, menyadari kesalahannya yang telah melampiaskan amarahnya pada sahabatnya.

"Aw kau lupa? Kau yang mengajakku ke club malam ini dan kau melupakannya? Sat kau Saint! Aku bahkan sudah disini sejak 30 menit lalu." omel Plan berteriak kesal.

Saint memejamkan matanya erat saat menyadari kesalahannya. Dia memang mengajak Plan bertemu di club malam ini. Dan dia benar-benar melupakannya karena pembicaraan dengan orang tuanya tadi.

Wedding ArrangementWhere stories live. Discover now