3. Berbagi

912 19 0
                                    

Arya semakin meninggi. Vina mengerti kalau Arya sudah ingin masuk ke tahap selanjutnya. Dia berinisiatif telentang di kasur, lalu Arya mengangkangi perut Vina.

Tangan Vina perlahan menarik milik Arya, lalu diletakkannya benda itu di celah antara dua payudara montoknya. Kedua tangan Vina mendorong kedua belah payudaranya, menjepit milik Arya, lalu mengurut benda itu dengan kedua belah payudara montoknya. Payudara yang sangat sensitif ikut merasakan sensasi luar biasa saat mengurut benda itu.

Sensasi itu membuat selangkangan Vina berdenyut-denyut seolah kontak dengan payudaranya. Arya yang semakin bernafsu ikut bergerak maju mundur menggesekkan miliknya di jepitan payudara Vina. Gerakan Arya semakin cepat dan itu membuat Vina menggelinjang kenikmatan. Kedutan di selangkangannya semakin menjadi-jadi. Desahan-desahan nafsu meluncur dari mulutnya yang membuat Arya semakin bernafsu.

Arya merasakan gejolak yang mendesak. "Sayang, aku hampir sampai," bisik Arya disela-sela napasnya yang memburu.

Digenjotnya miliknya di jepitan payudara Vina. Semakin lama, semakin cepat. Sensasi yang dirasakan Vina pun semakin menggila.

Arya sudah tak dapat menahan gejolak berahinya. Tubuhnya mengejang saat memuntahkan sperma dari kemaluannya. Tembakannya yang cukup keras menghantam dagu Vina dan sebagian membasahi mukanya. Mulut Vina yang mendesah-desah terbuka ikut juga jadi sasarannya.

Arya masih menggenjot miliknya di jepitan payudara Vina membuat muntahan sperma itu menembak berkali-kali ke sasaran yang sama. Sensasi itu membuat Vina ikut terangsang hebat dan membuatnya ikut orgasme. Lenguhan panjang terdengar dari mulut Vina yang berlumur sperma.

Milik Arya masih kencang maksimal. Meski baru saja ejakulasi hebat, itu tak membuat Arya lunglai dan roboh ke tubuh Vina. Biasanya, dia masih bisa ejakulasi sampai tiga kali berturut-turut tanpa istirahat. Itu yang membuat Vina biasanya orgasme berkali-kali sampai lemas tak berdaya. Namun, kali ini cukup sekali ini saja mengingat Vina masih belum kelar menstruasinya dan itu membuat Arya tak mungkin melakukan penetrasi ke milik Vina. Dia sudahi permainan kali ini meski hasratnya belum benar-benar tuntas.

Tangan Arya menggapai lembaran-lembaran tisu yang ada di samping tempat tidur mereka. Dibersihkannya tumpahan sperma di wajah, dagu, leher, dan payudara Vina. Dikecupnya bibir Vina lalu bilang, "Terima kasih, Sayang."

Vina tersenyum manis. Dia lalu membalas dengan ucapan yang sama. Baginya, hubungan intim bukan hanya layanan istri dalam memuaskan suami, tetapi dirinya juga ikut dilayani dan dipuaskan. Vina sangat suka dan menghargai perlakuan mesra suaminya setiap kali bersetubuh. Perlakuan itu membuatnya merasa nyaman dan sangat menikmati hubungan intim dengan suaminya. Dipeluknya tubuh Arya dengan mesra.

Setelah beberapa lama, perlahan Arya melepaskan diri dari pelukan Vina. Dia beranjak ke kamar mandi di kamarnya untuk membersihkan diri, setelah itu membaringkan tubuhnya di kasur dalam keadaan masih bugil. Lalu, gantian Vina ke kamar mandi untuk membasuh tubuhnya.

Arya memejamkan matanya sambil berfantasi seakan baru saja bertarung dengan Vera. Fantasi itu bermain di pikirannya dan membuat miliknya kembali menegang. Dia mengkhayalkan suatu saat bisa menikmati kemolekan tubuh Vera yang seharian ini mengusiknya.

Tak lama, Vina sudah kembali dari kamar mandi. Dilihatnya Arya tampaknya sudah tertidur. Ditepuknya lengan suaminya pelan untuk memastikan apakah suaminya sudah tertidur. Arya tetap terbaring tanpa reaksi dan masih telentang dalam kondisi bugil. Kemaluannya masih setengah tegang. Melihat itu, Vina tersenyum geli. Diambilnya ponselnya, lalu difotonya tubuh bugil suaminya. Dia tertawa kecil sambil memandangi hasil jepretan kamera ponselnya.

Dalam hatinya, Vina sadar apa yang mereka lalukan barusan tak cukup memuaskan suaminya. Apa boleh buat? Dia tak bisa melayani suaminya secara penuh karena menstruasinya yang belum kelar.

Terjerat HasratWhere stories live. Discover now