Akhir bulan telah tiba. Tentunya bahan makanan selama satu bulan telah menipis. Kali ini kamu akan berbelanja dengan sang Ayah. Jadi, ayo kita berangkat!
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Pa! Ayo belanja!" Ajakmu pada sang Ayah kala kalian tengah berkeliling kebun anggur.
"Biarkan para Bibi yang melakukannya, nak." Kamu hanya dapat menghela napas. Sesekali tanpa sepengetahuan sang Ayah, kamu mengambil buah anggur yang telah matang untuk langsung dimakan.
"Diluc-sama!" Baru saja kamu memetiknya, tiba-tiba sang Ayah dipanggil oleh seorang anak buah yang datang menghampiri. Dengan panik kamu memasukkan buah anggur pada mulutmu. Tanpa dikunyah dan langsung turun ke kerongkongan.
"Ada apa?" Di kala Diluc sibuk mengobrol dengan seseorang itu, kamu juga sibuk. Sibuk menepuk dada karena buah anggurnya nyangkut.
"Kamu ngapain, nak?"
"Nggak ada."
"Makanya, jangan nyolong di kebun sendiri, nak. Kualat, kan?"
Si*l! Ternyata dari tadi sudah ketahuan.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Pak! Pembalutku habis." Tanpa filter, ya, ngomongnya.
"Tinggal beli, sayang."
"Ya, ayo beli!" Tanpa menunggu persetujuan sang Ayah, kamu menarik tangannya agar menemanimu berbelanja.
"Bilang aja, mau belanja bareng Daddy, sayang." Iya-in saja lha, ya. Soalnya nggak salah juga.
"Oh, Dad! Lihat! Mirip Daddy, ya. Namanya Ajax." Kamu mengangkat actionfigure tepat di depan wajahnya.
"Gantengan Daddy, lha." Childe mengambil actionfigure itu dari genggamanmu.
"Lho? Yang tadi nggak jadi beli?"
"Karena mirip Daddy, jadi nggak usah." Dalam sekejap Childe kembali dengan actionfigure Ajax ditangan.
"Dih! Katanya gantengan Daddy. Kok itu masih mau dibeli?"
