Chapter 3

461 73 14
                                    

"Aku gugup sekali." Minato menggenggam tangan Sara erat. Saat ini mereka ada didepan gerbang kompleks Uzumaki. Minato menghirup udara sebanyak-banyaknya untuk menenangkan diri. Rasanya sangat menegangkan dibanding saat wawancara kerja.

"Tenanglah. Kita datang secara baik-baik. Kita tidak mencari keributan." Sara menepuk-nepuk tangan Minato.

"Baiklah, ayo." masih berpegangan tangan, Minato membawa Sara mendekati pos jaga.

"Permisi. Saya ingin bertemu dengan Uzumaki Nagato dan istrinya." sapaan Minato membuat dua penjaga yang terkantuk itu siaga. Meneliti siapa gerangan pasangan yang mencari Nagato-sama.

"A-ah baik! Saya akan memberitahu Nagato-sama." si penjaga bertubuh kurus berlari mendekati Nagato yang sedang mencuci mobil koleksi Uzumaki Miyuki.

"Nagato-sama!" Nagato menoleh dan terlihatlah penjaga tadi berdiri dengan nafas tersengal.

"Ada apa denganmu?"

"Ada pasangan suami-istri ingin bertemu Anda dan Shion-sama." Nagato menyipitkan mata mendengar laporan penjaga itu. Nagato segera mencuci tangannya lalu kembali ke rumahnya. Sebelumnya ia berpesan untuk mengantarkan tamu itu ke rumah sederhananya.

Minato dan Sara memperhatikan sekitar. Ditengah kompleks berdiri bangunan megah bergaya tradisional yang Minato asumsikan sebagai kediaman utama. Sementara di setiap kiri kanan bangunan itu berdiri beberapa rumah sederhana ala Jepang kuno.

"Kesenjangan yang sangat menonjol." gumam Minato yang hanya dapat didengar olehnya.

"Kita sudah sampai, Tuan. Nagato-sama ada didalam." sang penjaga membungkuk lalu pergi setelah Minato mengucapkan terima kasih.

"Permisi."

Shion muncul dari dalam rumah dengan senyum ramah diwajah pucatnya.

"Selamat datang. Silahkan duduk, Tuan, Nyonya." Minato dan Sara duduk diatas bantal duduk. Didepan mereka terdapat meja rendah dan Shion sedang menyuguhkan teh.

"Suamiku sedang berganti pakaian. Mohon tunggu sebentar." ujar Shion lembut membuat Sara dan Minato segan.

"Ah ya, tidak masalah Uzumaki-san." Minato dan Sara menyesap teh yang disuguhkan. Tidak lama kemudian Nagato datang dan bergabung disamping Shion.

"Maaf, ada apa Tuan dan Nyonya ingin bertemu kami?" Nagato bertanya dengan senyum tipis. Tangannya menggenggam lembut tangan istrinya.

"Ah ya sebelumnya perkenalkan, aku Namikaze Minato dan ini istriku, Sara." Minato menjeda. "Maksud kedatangan kami, kami hanya ingin memastikan sesuatu pada kalian. Apa Uzumaki Naruto adalah putri kandung kalian?" lanjutnya dengan wajah serius. Minato dapat melihat sekilas rahang Nagato mengeras.

"Maaf Namikaze-san, putri kandung atau bukan, sampai kapanpun Naruto tetap putri kami." balas Nagato masih mempertahankan senyum tipisnya.

"Kumohon Uzumaki-san, aku yakin sekali Naruto adalah putri kandungku." Minato tiba-tiba berdiri dan membungkuk 90 derajat ke arah Nagato dan Shion yang tentu saja terkejut.

"Namikaze-san, duduklah kembali. Kau tidak pantas membungkuk pada kami seperti itu." ujar Shion namun Minato tetap membungkuk. Nagato menghela napas lalu meminum tehnya yang mulai mendingin.

"Baik. Duduklah." ujar Nagato penuh penekanan. Minato akhirnya menurut. Nagato menatap intens pria didepannya.

"Apa kau pria yang sudah menghamili Kakakku?" tanya Nagato dingin. Minato terdiam, menatap Sara sebentar lalu mengangguk mantap.

"Aku minta maaf karena dengan bodohnya menerima undangan dari kakakmu. Aku tidak membela diri karena aku sadar aku juga bersalah saat itu." Sara menggenggam erat tangan Minato. Ia sudah memaafkan suaminya. Jadi harusnya Minato tidak perlu terus merasa bersalah padanya.

ProbablyWhere stories live. Discover now