ZWEITSON

195 43 4
                                    

Happy reading











Suasana kantor polisi semakin ricuh setelah kejadian hilangnya empat anggota polisi tepat di hadapan banyak orang, semakin lama desakan dari orang tua anak-anak yang hilang semakin menjadi, mereka menagih janji petugas yang mengatakan akan membawa anak mereka kembali baik itu hidup ataupun mati.


Tuk...tuk...tuk...



Suara ketukan pintu mengalihkan dunia Lastri yang tengah berada pada penyelidikan dan teori yang tengah ia rangkai, tak lama pintu terbuka dan menampilkan sosok yang amat sangat membantunya dalam beberapa minggu ini.

"Kak Dimas? Ada apa, kenapa kakak terlihat begitu panik?" tanya Lastri khawatir

Dimas menghela nafas panjang dan menyerahkan dokumen yang sudah ia kumpulkan dan siapkan untuk segera Lastri baca dan pahami.

"Apa ini?" tanya Lastri menatap tumpukan dokumen di hadapannya, jika boleh jujur sebenarnya Lastri sudah sangat muak dengan dokumen-dokumen yang membuatnya pusing tak karuan, namun apa daya Lastri sudah berjanji akan menyelesaikannya, maka artinya ia harus melakukannya meskipun ia tidak suka.

"Aku mengerti sekarang! apa kamu ingat permohonan dari salah satu orang korban? Saat itu dia bersikeras meminta agar tidak ada yang mendengar mantra yang di lantunkan... Saat reka adegan beberapa hari lalu," ucap Dimas yang lantas membuat Lastri terdiam setelahnya dan segera membuka dan meneliti dokumen yang Dimas serahkan padanya.

Tubuh Lastri menegang seketika dan menatap ke arah Dimas dengan tatapan tak percaya, mulutnya mulai sedikit bergetar dan jauh di dalam lubuk hatinya ia merasa sangat ketakutan. Ia terus melantunkan syukur dan terima kasih pada seorang bapak yang awalnya ia anggap menyusahkan.

"Semua orang yang sudah pernah mendengar mantra itu... Akan ikut terlibat dalam permainan, mungkin itu sebabnya anak kemarin menghilang... Dia pernah mendengar mantra itu walaupun dia tidak tertarik kedalamnya, namun secara tidak langsung, dia telah menjadi bagian dalam permainan," jelas Dimas yang langsung di mengerti oleh Lastri,

Keduanya bergegas keluar dari ruangan dan berkumpul di ruang rapat dengan mengumpulkan banyak anggota bahkan relawan di luar kepolisian yang mengajukan diri untuk membantu pencarian, tidak perlu waktu lama rapat pun di mulai dan Lastri pun mulai memerintahkan untuk memeriksa orang-orang yang mungkin pernah mendengar atau pernah bermain permainan black door. Ia bahkan memerintahkan seluruh pasukan untuk mendatangi rumah korban dan saksi satu persatu tanpa terkecuali.

Setelah perintah dikeluarkan, seluruh tim segera berpencar dan pergi ketempat tujuan masing-masing hingga menyisakan Lastri dan Dimas yang masih tampak berunding dan kembali membaca beberapa berkas yang tersisa.

"Aku, bingung bagaimana hal ini bisa terjadi tapi... Hal yang membuatku sangat bingung adalah siapa yang menciptakan permainan ini, hampir satu kota digemparkan dan dibuat ketakutan hanya karena sebuah permainan..." Ucap Dimas yang mulai nampak kesal

Lastri kembali menghela nafas berat, dalam pikirannya saat ini ia hanya berpikir bagaimana cara mengembalikan anak-anak yang hilang dan memulangkan mereka dengan selamat, namun disisi lain ia juga merasa penasaran bagaimana bisa sebuah permainan dapat menghilangkan banyak orang hanya dalam hitungan minggu.

"Sudahlah, saat ini yang terpenting adalah memastikan anak-anak yang tersisa selamat dan baik-baik saja... Anak ini, hanya tinggal anak ini yang belum dipastikan keadaannya... Ayo kita lihat bagaimana keadaannya," ucap Lastri mengakhiri perbincangan, ia segera memakai jaket kulitnya dan bergegas menuju mobil yang berbeda di parkiran dengan di susul Dimas yang mengikutinya dari belakang.



BLACK DOOR ✅Where stories live. Discover now