5. Afraid

466 58 2
                                    

Pagi ini Yoongi terlihat sedang menjemur pakaian di balkon apartemen kamar. Jimin hanya mengijinkannya mencuci pakaian yang berukuran kecil saja, itupun dengan jumlah yang dibatasi. Sedikit kesal, tapi daripada tidak memiliki kegiatan, pada akhirnya Yoongi memilih menurut.

Kandungannya sekarang sudah menginjak usia delapan bulan lebih, sebentar lagi hari persalinannya akan tiba. Selama itu pula suaminya selalu menemaninya. Pria itu hanya pergi ke kantor jika ada urusan mendesak saja.

Terkadang sifat overprotektif suaminya membuat Yoongi jengah. Pernah dalam satu hari Yoongi bahkan tidak melakukan apapun selain hanya melipat pakaian.

Sebagai ganti, pria itu selalu mengajaknya berjalan di sekitar komplek perumahan mereka. Entah melakukan olahraga ringan, atau hanya jalan santai di sore hari bersama Jihyun.

Sebenarnya pria itu hanya melarangnya melakukan pekerjaan rumah yang berat. Untuk hal lainnya suaminya tidak masalah. Yoongi juga harus melakukan aktivitas agar kelak proses persalinannya berjalan lancar.

Pagi ini Jihyun juga masih berbaring malas dalam dekapan Papanya. Mata anak itu fokus pada layar laptop yang menampilkan kartun favoritnya. Yoongi membiarkannya bangun lebih siang karena hari ini anak itu memang sedang libur sekolah.

Sementara suaminya itu duduk bersandar di atas ranjang dan memilih memperhatikannya dari jauh dengan lengan yang di lipat di belakang kepala. Yoongi yang melirik dari luar terkekeh geli begitu Jimin mengerlingkan matanya genit padanya.

Senang rasanya kembali mendapatkan kehangatan yang sudah lama ia rindukan dari suaminya seperti ini. Selepas kejadian di taman hiburan waktu itu, rasanya Yoongi kembali menemukan Jimin yang dulu.

Akhir-akhir ini Jihyun juga terkadang bisa menjadi begitu manja pada Papanya. Pernah sehari dia tidak mau lepas dari Jimin dan berakhir sang suami yang bekerja membawa putra mereka.

Selesai menjemur, Yoongi lalu melangkah masuk kedalam. Baru selangkah diambilnya ketika ia tiba-tiba ambruk kelantai setelah rasa sakit menyerang perutnya. Yoongi mencegah tangisan sambil memeluk perut menggunakan sebelah lengan, satu lengan lainnya ia gunakan sebagai tumpuan tubuh.

Matanya memandang Jimin yang tergesa turun dan mendekat sesaat menyaksikan dirinya jatuh terduduk di lantai. Yoongi bahkan tak bisa menjerit selain meringis kecil di sela menahan rasa sakit serta ngilu yang menyerang perutnya.

Pria itu tak berkata, sebagai gantinya langsung menggendong Yoongi.

"Jihyunie, kamu jalan di belakang Papa!" Perintahnya pada sang anak yang hampir menangis. Pria itu juga menyuruh anaknya untuk memakai mantel dan sandalnya sendiri. Tidak peduli salah pasang sekalipun, yang penting anak itu tetap hangat.

"Pegang celana Papa, jangan di lepas."

Di elevator, Yoongi sempat melihat pantulan Jihyun di kaca disertai wajah sedih yang tak ingin anak itu perlihatkan. Tangan kecilnya yang gemuk berpegangan erat pada kain celana suaminya. Kasihan, dia pasti ketakutan sekaligus bingung menghadapi situasi saat ini, sampai- sampai hanya mengandalkan keberanian melangkah seraya berpegang pada kain celana sang Papa.

Perutnya kembali mengalami kontraksi hebat selepas diturunkan di kursi penumpang belakang. Cucuran keringat Jimin mengkilap diterpa sinar mentari, Yoongi sadar diri bahwa tidak mudah membawanya yang nyaris melahirkan. Belum lagi mengurus si kecil yang menangis gara-gara melihatnya mengaduh kesakitan terlalu sering.

RIGID || MINYOON ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang