39

218 28 2
                                    

Smile, as if you can't even feel the pain

"Aku ingin yang warna biru!" Tunjuk Yeji pada setelan piyama berwarna biru

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Aku ingin yang warna biru!" Tunjuk Yeji pada setelan piyama berwarna biru.



"Mengapa biru? Bukankah itu bukan warna favoritmu?" Tanya Jisu yang heran dengan selera Yeji sekarang.



"Memang, tapi entah mengapa itu terlihat lucu. Terlebih biru adalah warna favorit Yeonjun." Jisu mengangguk pelan.



"Apa kau sudah merindukannya lagi, sampai mengingat warna favoritnya?" Goda wanita itu sambil terkikik membuat pipi Yeji bersemu merah.



"Yah! Jangan menggodaku seperti itu!" Tawa Jisu semakin pecah mendengar Yeji yang mulai kesal.



"Hahaha baiklah aku akan berhenti. Tapi sepertinya piyama ini bagus." Ungkapnya sambil meraih piyama berwarna sky blue dengan sedikit aksen kuning.



"Oh! Ini warna favorit Soobin! Kau harus membelinya, Jisu." Timpal Yeji membuat Jisu sedikit bimbang.



"Benarkah ini warna favoritnya?" Yeji mengangguk mantap.



"Kalian sudah tinggal bersama bukan? Aku pikir kau sudah mengetahui semua hal yang ia sukai." Selidik Yeji membuat Jisu tertawa canggung.



"Aku belum sempat menanyakannya hehe." Kenyataannya ia selalu berubah menjadi singa kelaparan setiap kali berada di ruangan yang sama denganku. Batin Jisu yang kini tersenyum.



"Ahh begitukah? Kau harus sering mengobrol dengannya untuk mengenalnya lebih dekat. Jangan lupakan bahwa kalian pasangan favoritku." Kembali Jisu tertawa renyah mendengarnya



"Baiklah, aku akan mengatur jadwal quality time dengannya nanti."









~~~~









"Waahhh pemandangannya bagus sekali." Kagum Yeonjun yang melihat pemandangan Jeju dari atas pesawat yang ditumpanginya.



"Benar, mungkin nanti aku akan mengajak Jisu untuk berlibur kemari." Timpal Soobin membuat Yeonjun mengangguk setuju.



"Bagaimana jika kita liburan bersama? Pasti akan sangat menyenangkan." Saran Yeonjun membuat Soobin tersenyum.



"Boleh, kabari saja agar aku bisa mengambil cuti." Yeonjun mengangkat kedua jempolnya dan tak lama berselang pesawat mereka mendarat sempurna di lapangan udara.







"Sepertinya kita harus berpisah disini, Yeonjun." Pria itu mengerucutkan bibirnya.



"Sayang sekali kau menginap di hotel yang berbeda. Ayo kita minum bersama setelah urusan pekerjaan selesai." Soobin mengangguk sebelum akhirnya taksi yang ia pesan sudah tiba dihadapannya.



"Sampai jumpa nanti, Yeonjun." Yeonjun tersenyum dan menatap kepergian taksi itu menjauh dari pandangannya.



"Aku harus menelpon Yeji." Yeonjun meraih ponselnya dan menghubungi kontak istrinya tersebut.



"Ya, sayang?"



"Sayang, aku sudah tiba di bandara Jeju. Bagaimana keadaan disana? Jangan terlalu banyak melakukan aktivitas oke?"



"Iya, iya aku tahu. Syukurlah jika kau sudah tiba dengan selamat. Aku membeli piyama baru dengan warna kesukaanmu."



"Benarkah?! Aku jadi tidak sabar melihatmu mengenakannya. Tumben kau membeli pakaian berwarna biru?"



"Entah, ingin saja." Tiba-tiba senyum Yeonjun mengembang.



"Apa mungkin ini pertanda bahwa aku akan memiliki anak laki-laki?"



"Yah! Mengapa kau tiba-tiba berkata seperti itu? Aku ingin anak perempuan, Yeonjun! Satu Yeonjun sudah cukup bagiku." Yeonjun terkekeh mendengarnya.



"Hahaha ya, ya, ya. Kalau begitu sudah dulu ya. Taksinya sudah sampai. Jaga dirimu disana, sayang. Aku mencintaimu."



"Aku juga mencintaimu." Pip! Panggilan terputus dan Yeonjun langsung memasukan ponselnya ke dalam saku sebelum akhirnya memasuki taksi.









****









"Akhirnya! Pekerjaanku sudah selesai!" Girang Yeonjun sambil meneguk soju dari botolnya langsung.



"Yah hentikan! Kau sudah minum terlalu banyak, Yeonjun!" Wanti Soobin yang berusaha menghentikan pria dihadapannya sekarang.



"Tidak, Soobin! Aku baik-baik saja hehe." Soobin hanya menggelengkan kepalanya melihat Yeonjun yang menyangkal kenyataan.



"Ayo aku antar kau pulang." Final Soobin yang kini membopong pria itu keluar.



"Kau yakin akan pergi sendiri dalam keadaan seperti ini?" Tanya Soobin ketika taksi yang mereka tumpangi sudah tiba di depan hotel tempat Yeonjun menginap.



"Tak perlu khawatir. Aku bukan anak kecil lagi, Soobin." Jawab pria itu sambil mengibas-ibaskan tangannya, membuat Soobin memutar kedua matanya jengah.



"Baiklah kalau begitu. Hati-hati dan perhatikan jalanmu." Yeonjun mengangguk dan keluar dari taksi yang kini mulai menjauh.





"Aish! Kepalaku sakit sekali." Keluhnya ketika tiba di depan pintu kamarnya dan membuka kunci menggunakan kartu.



"Sepertinya aku harus meminu- hmmp!!" Yeonjun meronta ketika sebuah kain membekap mulut dan hidungnya. Selang beberapa saat kesadarannya mulai menghilang hingga akhirnya jatuh tak sadarkan diri. Pelaku dari pembekapan tersebut berjongkok dihadapannya dan tersenyum miring.





"Layanan kamar Anda sudah tiba, Tuan Choi."

Apa yang akan terjadi selanjutnya? :)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Apa yang akan terjadi selanjutnya? :)

Anyway aku mau kasih tau sesuatu hehe. Selama baca cerita ini kalian sering liat tanda ini bukan "~~~~" , "****"? Biar gak bingung aku mau kasih tau artinya 😁

~~~~: masih menceritakan kejadian di hari yang sama
****: cerita udah berlanjut ke hari berikutnya atau beberapa waktu kemudian.

See you tomorrow ;)

Pie_cheesecake
December 31, 2021

When Psychopaths Fallin Love (Txtzy) ✔Where stories live. Discover now