06. It started

377 66 25
                                    





Hari Senin adalah hari yang cukup menyita banyak waktu dan juga tenaga Gadis Kim. Karena pada hari sebelumnya Ia bermalas-malasan maka pada hari setelahnya Ia seakan dipaksa untuk mengerahkan tenaganya bahkan ketika hanya berjalan. Singkatnya, Yerim membenci hari Senin yang merupakan hari pembuka minggu yang baru. Ia tidak menyukai bagaimana harus bangun dan melakukan aktivitas rutinnya sebagai seorang pelajar. Meskipun memang tetap Ia jalani, tapi rasanya Kim Yerim melakukan itu setengah hati— tidak bersungguh-sungguh.

"Laporan wawancara itu sudah Kau serahkan?" Rose tiba-tiba bertanya kala keduanya merapikan buku setelah kelas usai beberapa menit lalu.

Sementara di sebelahnya, Gadis Kim mengangguk. Tanda jika Ia sudah menyerahkannya. Oh beruntung saja catatannya bisa Ia ambil kembali dan laporan itu dapat Ia kumpulkan tepat waktu. Jika tidak, mungkin masalah Yerim sudah bertambah sekarang.

Ya, meskipun sebenarnya memang masalahnya sudah bertambah satu.

Jeon Jungkook.

Ia jadi ingat pertemuan terakhirnya dengan Pria Jeon itu. Jangan berfikir macam-macam! Kim Yerim dan Jeon Jungkook tidak melakukan apapun malam itu. Ya setidaknya begitu. They kissed, just kissed. Tepat setelah Kim Yerim menjauhkan wajahnya, saat itu juga ponsel Jeon Jungkook berdering— mengganggu kegiatan mereka sebelumnya. Dan Jungkook terpaksa sedikit menjauh untuk mengangkat panggilan itu. Namun setelahnya Pria Jeon memutuskan untuk pulang. Ia tidak menjelaskan detailnya tapi Yerim rasa ada sesuatu yang penting. Terlihat dari bagaimana Jeon Jungkook terburu-buru pergi setelah mengecup bibirnya sekilas. Ah sial! Jantungnya tiba-tiba berdesir mengingat hal itu. Sadar Yerim itu hanya sebuah kecupan! Kecupan perpisahan yang singkat tapi sukses membuat jantungnya berdegup kencang.

Oke, mungkin saja malam itu Yerim masih terpengaruh alkohol sehingga jantungnya berdetak tak karuan. Tapi untuk hari ini? Bagaimana Ia bisa menjelaskan tentang jantungnya yang kembali berdetak bahkan saat hanya mengingat kecupan Pria Jeon semalam. Oh tidak, Yerim benar-benar sudah gila sepertinya.

"Yerim kau dengar tidak?"

"Ya?"

Rose berdecak saat menyadari teman disampingnya itu ternyata tidak mendengar ucapannya sedari tadi. Bahkan Kim Yerim menatapnya dengan kedua alis terangkat seakan menunggu jawaban. Duh, Gadis ini benar-benar. Memangnya sedang memikirkan apa sih sedari tadi sampai ucapannya tidak di dengar?

"Jung Jaehyun mengundang kita ke pesta nya nanti. Mau datang tidak?"

Kim Yerim sedikit mengernyit, Jung Jaehyun? Kenapa tiba-tiba mengundangnya? Gadis itu berfikir sampai akhirnya Ia mengingat satu hal.

"Pria yang dekat denganmu itu?" Tanya Yerim ketika teringat sesuatu, berhasil membuat Rose membulatkan matanya dengan wajah yang terlihat memerah.

"T-tidak. Dia hanya temanku." Rose mengelak, menghindari tatapan Kim Yerim yang seakan mengintimidasinya saat ini sehingga Gadis Kim menahan tawanya.

"Teman apanya. Kulihat kalian ciuman di club kemarin."

"Yerim!"

Kim Yerim terkekeh melihat reaksi panik Gadis blasteran itu. Ia tidak menyangka jika Rose akan terlihat sangat malu saat Ia membahas hal tersebut. Lagipula siapa yang melihat mereka sebagai teman? Jujur saja, Jaehyun terlampau memperhatikan Rose. Dimanapun dan kapanpun. Bahkan Yerim yakin orang lain yang tidak mengenal mereka pun akan mengganggap keduanya sepasang kekasih. Ayolah, Jaehyun seakan memberikan seluruh perhatiannya pada sahabat polosnya ini. Bahkan orang-orang pun menyadarinya. Itu sebabnya kenapa para Gadis yang menyukai Jung Jaehyun mundur karena mereka tahu jika Pria Jung sudah memiliki seseorang di hatinya yang sepertinya akan sulit digantikan.

Sugar DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang