15 - kiss

3.3K 183 2
                                    

Revo pun sama terkejutnya dengan ku. aku meraih tangan nya dan berdiri lalu mengambil tas ku yang jatuh, tidak lupa menutupi wajah ku dengan tas karena saat ini mata orang-orang masih tertuju pada ku saat tadi aku memekik nama Revo.

Revo menyingkirkan tas yang ada di wajah ku ini, lalu memperhatikan wajah ku yang membuat rona merah menjalari tubuhku dan berkumpul di kedua pipiku.

"Kamu kesini sama siapa?"

Nah, bahasanya dia ganti lagi. tadinya kan gue-lo, dan kenapa sekarang udah berubah jadi aku-kamu lagi?

"Sama..." sebelum selesai aku berbicara, seseorang memanggil ku dari jauh, sontak aku dan Revo sama-sama menoleh ke tujuan yang sama.

Ternyata si Altar.

Altar dengan kerennya berlari ke arah ku walau aku tau masih kerenan si Revo. Eh

"Ayo pulang, kata Geva dia gak bisa jemput lo, Ada urusan dan gue di suruh bawa pulang lo,"

Mataku pun melebar seketika, yang ngajak aku kesini kan dia, kalau dia ngelupain kakak nya yang kece ini, berarti ada hubungannya sama Livie.

Bibir ku mengerucut kesal. dasar bocah sedeng! Kakak nya ditunggal demi gadisnya tersayang.

"Shiina bareng gue, lo pulang aja," sahut Revo yang berada di samping ku sembari menautkan jarinya.

Altar menatap Revo dingin. "gue yang diminta Geva lo-"

"Gue pacar nya, dia tanggung jawab gue,"

"Tapi gak bisa git-"

"Dia. pacar. gue."

Dengan kesal aku menengahi. "STOP!!!! Berisik tau, gue bareng Revo aja, dia kan pacar gue, maaf dan makasih Altar,"

Altar menampakan raut ketidak sukaannya. "kok lo berubah sih, Na? Lo berubah gara-gara dia?"

Setelah Altar mengucapkan kalimatnya, ia melangkah pergi.

Berubah? Apa yang berubah dariku? Bukannya sama aja?

Tanpa sadar, Revo sudah menarik ku ke tempat Liana. tunggu. WHAT? LIANA? Serious? No way!!!!!

Revo yang melihat tampangku udah gak suka langsung berhenti dan menatapku intens.

"Tadi aku kesini bareng Liana, kasian masalah nya kalau dia pulang sendiri, jadi gapapa kan bareng dia kali ini. cuman kali ini aku janji,"

Kepala ku mengangguk otomatis. Mau gimana lagi? Nolak juga gak bisa, aku juga manusia yang punya rasa kasian. dan kesalnya, Liana sedang tersenyum manis. mungkin orang-orang akan bilang begitu. senyuman manis, tapi engga buat ku. senyumannya lebih mirip.....

Senyuman iblis.

Saat akan memasuki mobil Revo untuk pulang, Liana dengan cepat mengambil posisi bagian sebelah pengemudi membuat ku panas seketika.

Karena aku ini BAIK HATI, aku memilih mengalah dan duduk di kursi belakang mobil sport ini. Revo dari tadi cuek aja kayak gak ada masalah Liana duduk di depan dan amarah ku tambah menjadi.

Di tengah jalan, Liana seperti menggoda Revo di depan mata ku. aku bernafas lega saat tau Revo mengabaikan nenek sihir iblis itu. namun sedetik kemudian Liana.... mencium pipi Revo.

Amarah pun langsung menguasaiku. aku mencoba mengontrol diri. jangan terlihat kenakan di depan nenek sihir iblis itu Na, biarin aja dia mau apa, toh Revo hatinya udah Jadi milik ku. Hushh... kenapa malah sombong gini ya.

Revo menatap dingin, sangat dingin kepada Liana yang ditangapi iblis itu dengan tatapan menggoda.

Tahan Shiina... jangan meledak disini.

Transfrom a cold soulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang