―six.

340 91 1
                                    

"berapa ronde lagi sampe lo ijinin gue pulang, tuan muda?"

jaemin tertawa mendengar racauan haechan yang tadi sempat-sempatnya tertidur saat menemani dirinya di gor, "tidur aja lo kalo gak mau main,"

"udah dua jam lebih busett itu kaki lo apa gak tremor??" haechan melempar botol air ke arah jaemin. "istirahat dulu, besok masih sekolah."

"ada koyo, aman,"

"ckck dasar remaja jompo."

kalimat-kalimat haechan berikutnya semakin kacau karena hari sudah semakin sore, sedangkan jaemin masih melanjutkan beberapa babak dengan bapak-bapak yang kebetulan menyewa gor hari ini juga.

jaemin sudah menang entah berapa kali, sedangkan mereka sudah bergiliran main―tapi tetap saja, jaemin yang menang berkali-kali.

"udah jam enam cuyy ayo pulang!!" seru haechan, frustasi. "gue belom belajar anjingg ada ulangan besok."

jaemin melakukan smash terakhirnya, lalu mengakhiri permainan, "lo sendiri yang tadi ngotot ikut??"

"iya, gue nyesel," sungut haechan. "baru inget gue gak jago main badminton, tolol."

jaemin diam-diam tertawa pelan. mulut haechan memang akan semakin toxic jika dibiarkan menunggu terlalu lama, karena anak itu memang tipe yang tidak bisa diam.

"mau makan dulu gak?" tawar jaemin yang kini tengah mengelap keringatnya. "kopi?"

"gojek-in aja ke rumah gue. udah pengen mandi nih, gatel njir," haechan menolak. "lo traktir?"

"gampangg," jaemin mengacungkan jempol. "sok pulang, gue belakangan."

"jangan nyamperin lia atau heejin dulu ye kayak waktu itu, bau lu,"

"ngacoo siapa juga yang mau???"

"ngacoo siapa juga yang mau???"

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
[#5] shutterbug | na jaemin ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora