We're lucky

363 51 3
                                    

"El, Ayah tidak mau membicarakan ini sekarang. Makan siang sudah siap. Kita makan dulu." kata Tony segera duduk di meja makan. Semua duduk dimeja makan bersiap untuk menyantap makanan.

Setelah selesai makan, El segera membereskan barang barang nya ke kamar. Tony membantu Pepper membereskan meja makan. Morgan segera pergi ke kamar nya dan bermain dengan mainan nya di kamar.

Malam hari tiba, waktu makan malam pun tiba. Mereka semua duduk di meja makan dan mulai menyantap makanan.

"Ayah, aku minta maaf soal pertanyaan tadi siang." kata El.

"Tak apa, El. Sudahlah, lanjutkan makan."

"Baiklah."

Setelah selesai makan malam, Pepper membantu sedikit membereskan meja makan dan pergi ke sofa membaca buku tentang pengomposan. Tony mulai membereskan piring seperti biasa dan mencuci semua piring di wastafel. Di dekat wastafel, ada rak untuk menaruh piring-piring bersih, gelas-gelas bersih dan sebuah pajangan atau foto. Saat mencuci piring, Tony menyiram air ke piring dengan salah arah sehingga air sedikit muncrat kemana-mana. Tony tampak melihat sebuah foto yang sejajar dengan foto Ayahnya, Howard Stark. Ia mengambil bingkai yang satu lagi dan mulai membersihkan frame dari cipratan air tadi. Dan ternyata itu adalah foto dirinya bersama Peter saat Peter sedang magang di Stark Internship tahun 2017 dengan pose salah satu tangan mereka memegang penghargaan Peter yang sudah ditandatangani oleh petinggi besar di perusahaan Stark Industries yaitu Tony Stark dan Pepper Potts. Salah satu tangan lain dari Tony dan Peter mengangkat 2 jari nya di letakkan di belakang kepala orang sebelahnya.

Melihat foto itu, Tony jadi teringat, jika Peter terkena blip dan juga ia teringat perkataan Scott tentang kehilangan seseorang yang sangat penting. Peter adalah seseorang yang sangat penting bagi Tony.

"Shit. Apa sebaiknya aku membantu mereka? Masih ada peluang untuk mengembalikan Peter." gumam Tony dalam hatinya.

Tony mencoba membuat sebuah alat untuk bisa membantunya pergi ke masa lalu dan mengambil batu batu warna warni itu. Dibantu FRIDAY, Tony mulai merancang alat nya. Ditengah Tony merancang alat itu, El turun ke bawah berniat untuk mengambil air minum.

"Sedang apa, Ayah?" El turun dari tangga.

"Oh, hai. Tidak, hanya iseng saja." pria itu hanya basa basi, tidak ingin anaknya tahu terlebih dahulu.

"Kau yakin?"

"Yeah."

El ingat adegan ini dimana Tony teringat Peter dan mencoba membuat alat yang bisa membantu pergi ke masa lalu.

"Aku tahu semua, Ayah."

"Right. Aku sedang mencoba mengembalikan Peter setelah aku melihat tubuhnya berubah menjadi debu."

"Itu bagus."

El hanya memperhatikan ayah nya bekerja membuat alat bersama Friday. El diam diam memperhatikan Tony dengan tangannya didagu dan menatap ayahnya dengan penuh bangga.

"What? Kenapa kau melihat ayah seperti itu? Ada yang aneh?" dengan wajah menyeringai melihat balik El.

"Tidak. Aku hanya... Aku hanya bangga punya seorang ayah sepertimu." El sambil tertawa kecil.

"Haha, di dunia mu, ayah mu tak seperti ku, ya?"

"Dad!" El menyadari jika Tony keceplosan mengatakan kata kata yang akan menyinggung Ibunya yang sedang membaca buku di sofa.

"Tolong, jangan biarkan Ibu mengetahuinya." El berbisik.

"Oh sorry. Kau tahu, ayah adalah Ayah terbaik di dunia. Nah-uh, tak dipungkiri." lagak sombong nya Tony membanggakan dirinya sebagai ayah terbaik di dunia ini untuk mengalihkan pembicaraan supaya Pepper tidak menyadari apa yang ia ucapkan.

HomeWo Geschichten leben. Entdecke jetzt