┈─.᪥ָ࣪ Shiina Niki

491 59 17
                                    

NOSTALGIC TIMES
Shiina Niki x Reader
by :: oukasakurawa

Pekerjaan selalu datang dan berlalu bagaikan angin yang berhembus, bagian dari siklus kehidupan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pekerjaan selalu datang dan berlalu bagaikan angin yang berhembus, bagian dari siklus kehidupan. Terkadang juga tak mengenali waktu. Di saat kau membutuhkan waktu istirahat, pikiranmu tak bisa lepas dari pekerjaan dan tugas-tugas yang belum selesai. Saat berlibur, juga masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan sebelum tanggal tertentu.

Sama dengan [Name]. Desember, ekspetasinya merekah dengan bermain salju tanpa beban, bertamasya ria, berkunjung ke pemandian air panas, bahkan menghias pohon natal bersama. Tapi semua ekspetasinya dihancurkan begitu saja ketika pembimbingnya memberikan tugas presentasi tentang "Apa Saja yang Berkesan di Hari Natal", dengan deadline sebelum tahun baru.

Mengganggu dan merepotkan sekali, bukan?

Beberapa hari sebelum natal, [Name] sudah memikirkan beberapa dan mengetiknya. Sialnya tinta di printer miliknya habis, [Name] terpaksa meluangkan waktu untuk keluar dan membelinya.

Raganya sudah lemah, lelah, letih lesu dan letoy. Begitu Ia melewati sebuah cafe, bau-bau dari kopi, coklat, bahkan omurice ditangkap oleh indra penciumannya. Perutnya ikut berbunyi memberikan sinyal untuk minta diisi. Menghela nafas, sekarang Ia benar-benar tidak bisa melawan egonya.

"Nee-san!"

Shiina Niki, teman semasa kecilnya yang bekerja di sini. Walau lebih muda darinya, Niki lebih jago memasak sehingga diterima di sana, jadi [Name] tak perlu merasa sungkan jika Ia ingin membawa pulang makanan dari sana. Bahkan Niki sering memberikannya bonus, entah itu dessert gratis atau harga teman.

"Niki! Aku capek, bapak pembimbing ada aja ide tugasnya, mana tentang hal yang berkesan kan. Kalau dijawabnya yang normal nanti dikira ga kreatif dan pasaran, tapi kan memang begitu! Lagipula aku sepertinya waktu natal juga makan, tidur dan kerjain tugas dari dia aja. Jadi ga bisa enjoy!" ujar [Name] sambil menaruh kepalanya di atas meja. Keluh kesah [Name] bisa keluar dari mulutnya karena ada Niki yang selalu siap mendengarkan.

"Nahaha~ Itu tandanya nee-san diajak disiplin -ssu! Jarak dari natal dan tahun baru lumayan lama, jadi kalau ide nee-san lancar, nee-san bisa menyelesaikannya lebih cepat dari orang lain~!"

"Tapi ini mengganggu masa-masa libur banget..."

"Tenanglah -ssu! Nee-san bisa lanjut mengerjakan di sini kalau mau untuk mengubah suasana! Oh, tadi mau pesan apa? Kopi dan omelette -ssu ka?"

Kejadian itu berulang selama beberapa hari dan [Name] melakukan saran dari Niki, yaitu mengerjakan pekerjaannya di cafe tempat Niki bekerja. Tak jarang pemuda bersurai abu-abu itu menyelipkan bendera yang dibuat dari tusuk gigi dan kertas kecil bertuliskan 'Semangat Nee-san!' dan itu sangat lucu di mata [Name]. Mungkin dirinya akan memasukkan hal itu di pekerjaannya.

Hari demi hari terus berlalu, [Name] bisa sedikit lebih santai. Tak terasa sekarang sudah tanggal 25, hari perayaan natal. Niki mengirim pesan kepada [Name] kalau Ia mengambil cuti, Ia akan berada di taman untuk membantu menghias pohon natal, jadi nanti Niki tidak akan berada di cafenya jika [Name] mampir. [Name] tersenyum, dan membalas bahwa dirinya akan menyusul ke taman saat sudah menjelang sore.

———

Matahari sudah condong ke barat. Jejak pijakan kaki [Name] yang terbentuk di atas tumpukan salju mulai disinari warna oranye tipis yang cerah. Dia terus berjalan, hingga sampai di depan taman. Di sana, terdapat pohon cemara yang besar nan kokoh, serta beberapa orang di sekelilingnya yang melingkarkan kabel lampu-lampunya. Di ujungnya, bintang raksasa sudah terpasang dengan manis.

[Name] melihat sosok Niki, berdiri di depan kursi taman yang dipenuhi kotak-kotak bekal yang masih tersusun rapi.

"Nikiii! Kotak bekalnya banyak sekali!" jerit [Name] sembari melambaikan tangan, disambut dengan senyuman lebar oleh Niki.

"Uhm uhm! Ini ada onigiri saran dari HiMERU-kun, lalu daifuku dan dango yang menjadi saran dari Kohaku-chan! Yang satu bikin kenyang, yang satunya membuat mulut menjadi manis dan bertenaga -ssu~!"

"Ahaha, lalu kau akan membagikannya?"

"Iya! Karena pasti mereka semua akan lapar sehabis menghias pohon besar itu dan aku tidak menyukainya -ssu, jadi aku membawakan ini sebisaku!"

Mengekspresikan cintanya lewat makanan, itulah sisi Niki yang membuat siapapun tersenyum menyukainya, termasuk [Name].

"Aku akan membantumu membagikannya."

"Yeyy!! Terima kasih, nee-san!"

Penghiasan berjalan mulus dan membuahkan hasil. Menjelang malam, semua orang telah bersiap untuk menyaksikan penyalaan lampu hias. Saat listrik disambung ke lampu, lampu di pohon tersebut menyala dengan sangat terang. Sorak-sorai terdengar, bahkan Niki menjadi salah satu yang sorakannya terdengar paling keras, disusul oleh panggilannya kepada semua orang bahwa Ia ingin membagikan bekal yang dibawanya.

Tidak ada lukisan wajah muram, semuanya tersenyum. Anak-anak melompat girang, remaja berbagi kehangatan, dan orang dewasa melukis momen manis.

"Apa kau ingat kalau dulu kita sewaktu kecil pernah melakukan hal seperti ini juga?"

"Hum! Dulu kurasa juga ada orang yang membagikan air mineral setelah kita menghias pohonnya, jadi aku sangat termotivasi darinya!"

"Ah, begitu..."

Mereka diam, memandangi indahnya pemandangan di depan mereka, yang [Name] tidak sangka bahwa malam yang Ia kira akan dihabiskan dengan kerja lembur ternyata jauh berbeda dengan kenyataan saat ini.

Pernahkah mata melihat suatu keajaiban natal yang indah bagai kerlap-kerlip bintang yang bertaburan di langit? Sekarang [Name] melihat salah satunya, karena Niki.

"Oh iya, nee-san," ucap Niki sambil membuka salah satu kantong plastik yang lebih kecil dari kantong kebanyakan, "Selamat hari natal!"

"Terima kasih!" [Name] tersenyum senang, menerima dan mengintip isinya, "Coklat?"

"Supaya ada camilan saat mengerjakan tugas -ssu~"

Senyum sang wanita merekah. Walau yang bisa dilihat hanya semburat hanya di pipinya, namun hati kecilnya juga ikut menghangat. Kekanakan, namun biarlah, karena ini sangat berarti bagi [Name].

"Terima kasih! Eh—tapi aku tidak punya hadiah untukmu..."

"Tidak apa-apa, nee-san belakangan ini rutin menghampiriku dan itu sudah membuatku senang."

[Name] tersenyum, "Nikii..~ Kau tidak berubah ya~"

"J—jangwan mencwubit pipiku -ssuu!!"

Canda tawa menghiasi malam natal, serta senyum tulus dan binaran di mata [Name] sangat menyenangkan hati Niki. Niki bangga, dirinya bisa menyelamatkannya dari kesuraman.

[Name] bangkit berdiri, "Baiklah, inspirasiku mengalir! Aku akan menuntaskan pekerjaanku~!" ujarnya sambil tersenyum sebentar ke arah Niki, lalu berjalan mendahului sang pemuda. Niki sontak mengemasi barang-barangnya lalu menyusul [Name] yang sudah setengah berlari.

"[Name] nee-san jangan lari-lari, nanti jatuh -ssu!" ujar Niki, kemudian Ia tersenyum, "Tapi tidak apa-apa, aku tetap menyukai nee-san walau begitu!"

"Eehhh?!"

𝘄𝗶𝗻𝘁𝗲𝗿 𝗽𝗿𝗼𝗷𝗲𝗰𝘁 ; apricityWhere stories live. Discover now