17 || END

535 52 2
                                    

Hay!
Semoga suka>.<

Mobil hitam milik Soobin berhenti didepan sungai Han. Ia dan Beomgyu memutuskan untuk kesana sebelum pulang. Tadi Taeyong juga bilang bahwa tamu spesial mereka tidak jadi datang karena urusan mendadak jadi ia akan datang lain kali.

Dan Taeyong juga belum tau tentang Beomgyu yang sudah mengingat semuanya.

Soobin meraih tangan Beomgyu untuk ia gandeng. Sedari tadi senyumnya tak luntur. Ia senang, sangat sangat senang.

Beomgyu hanya takut bibir Soobin akan terluka jika ia tersenyum lebar terus seperti itu.

"Hyung"

Soobin menoleh. "Kenapa Beomie?" tanyanya. Iya mereka sepakat untuk memanggil satu sama lain dengan panggilan yang dulu hari ini.

Beomgyu mengulum senyumnya lalu ia menunjuk stan es krim yang tak jauh dari mereka. "Aku ingin es krim"

"Ayo" Soobin menarik tangan Beomgyu menuju stan es krim itu. Ia memesan dua es krim untuknya dan untuk Beomgyu lalu duduk disalah satu bangku yang ada disana.

"Hyung ternyata masih tau rasa es krim kesukaanku ya" gumam Beomgyu.

Soobin yang sedang memperhatikan wajahnya itu terkekeh. Ia mengangkat tangannya untuk mengusak kepala Beomgyu. "Tidak mungkin aku melupakannya"

"Aku senang hyung masih menerimaku" Beomgyu tersenyum menatap Soobin.

Senyuman itu, senyuman yang sangat Soobin rindukan. Senyuman yang dulu selalu Beomgyu tunjukkan saat melihatnya. Senyuman yang sangat berbeda dari biasanya.

"Yak tidak mungkin aku tidak menerimamu. Bahkan dulu aku sempat depresi karena memikirkanmu terus menerus"

Beomgyu mengercutkan bibirnya. Ia menunduk sedih. "Maafkan aku hyung. Gara gara aku hyung jadi─"

Soobin meletakkan telunjuknya dibibir Beomgyu. "Ssttt sudah jangan membahas masa lalu sayang. Kita mulai semuanya dari awal, oke?" Soobin menarik telunjuknya lalu ia menyuapkan es krim miliknya ke mulut Beomgyu.

Soobin terkekeh melihat wajah masam Beomgyu selepas menelan es krim yang ia suapkan. "Hahaha maaf hyung lupa kau tak suka es krim mincho"

Beomgyu mengambil es krimnya sendiri dan menyuapkan beberapa sendok ke mulutnya untuk menghilangkan rasa mincho yang Soobin berikan.

Ia memberengut, "katanya hyung tak lupa apapun tentangku!"

Soobin tergelak. Ia memajukan wajahnya untuk menjilat es krim disudut bibir Beomgyu. "Untuk yang itu terkecuali"

Beomgyu diam. Pipi sampai telinganya memerah. Malu serta merona menjadi satu karena perlakuan Soobin padanya.

"Hyung! Ini tempat umum" Beomgyu melijat sekitarnya. Ada beberapa yang memperhatikan mereka. Bahkan penjual es krimnya juga melihat dan tersenyum ke arah mereka.

"Kenapa? Tak perlu malu, kita bukan sekedar kekasih Beomie. Kita sudah menikah"

"Tapi aku malu hyung" Beomgyu menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Soobin terkekeh gemas, ia meraih tangan Beomgyu agar tidak menutupi wajahnya lagi. "Jangan menutupi wajahmu seperti itu aku ingin melihat wajah cantik istriku ini" ujar Soobin yang malah membuat Beomgyu kembali menutup wajahnya.

"Hyung jangan menggodaku" seru Beomgyu yang terdengar tak terlalu jelas karena teredam tangannya.

Soobin kembali menarik kedua tangan Beomgyu. Ia melihat ke belakang Beomgyu. "Sebentar" ia beranjak dari duduknya lalu menghampiri seorang remaja yang tengah menjual bunga dan cokelat.

"Hey, bolehkah aku membeli bunga dan cokelatmu?" Soobin menyamakan tingginya dengan remaja perempuan itu.

"Boleh, mau berapa tuan?"

"Semuanya"

Gadis itu nampak terkejut. "Benarkah?" tanyanya tak percaya.

Soobin mengangguk. "Boleh aku langsung mengambilnya? Tidak usah pakai paperbag"

Gadis itu mengangguk lalu ia memberikan seluruh bunga dan cokelatnya. Soobin merapikan sedikit bunganya lalu ia mengambil cokelatnya dan memberikan uang 30 ribu won pada gadis itu.

"Tuan ini sangat banyak aku tidak memiliki kembaliannya"

Soobin tersenyum, ia mengusak surai hitam gadis itu. "Tidak usah. Aku sedang senang, itu untukmu saja. Aku permisi ya"

"Terima kasih tuan"

Soobin kembali menghampiri Beomgyu yang sedari tadi melihat interaksinya dengan gadis itu. "Hyung baik sekali" ujarnya ketika Soobin duduk dihadapannya.

Soobin tersenyum lebar.

Cup

"Terima kasih pujiannya"

Beomgyu membulatkan matanya sambil meraba bibirnya yang baru saja dikecup Soobin. Hampir saja ia menutup wajahnya lagi jika Soobin tidak menahan tangannya.

"Hahaha maafkan aku. Ini untukmu, kau suka cokelat kan?"

Beomgyu mengangguk semangat lalu menerima beberapa batang cokelat yang diberikan Soobin untuknya. Namun ia mengernyit saat Soobin hanya memegang bunganya saja, tidak diberikan padanya. "Bunganya?"

"Ah ini untuk eommamu"

Beomgyu memcebik kesal. "Kenapa untuk eomma?" kesalnya.

"Memangnya kenapa? Tidak boleh?" Soobin mengangkat satu alisnya. Ia sengaja ingin mengerjai Beomgyu. Karena menurutnya, Beomgyu yang sedang marah itu sangat sangat menggemaskan.

"B-boleh, hanya saja..."

"Hahahaha aku bercanda sayang"

Beomgyu menatap Soobin kesal. Ia menyilangkan kedua tangannya didepan dada.

"Ini untukmu, jangan marah seperti itu kau sangat menggemaskan. Kalau aku tiba tiba menerkammu disini bagaimana?"

Beomgyu memukul pelan pundak Soobin yang sudah mendekatkan dirinya untuk... Ekhem.

Beomgyu meraih bunga itu lalu ia menyengir. "Terima kasih Bunny hyunggg!"

Soobin yang gemas itu segera menangkup wajah Beomgyu lalu mencium seluruh permukaan wajahnya. "Kenapa kau sangat menggemaskan?"

Soobin menempelkan kedua hidung mereka lalu mengusak ngusaknya terlampau gemas.

"Hyung jika ingin melakukan hal lebih sebaiknya dirumah saja. Ini tempar umum"

"Memangnya boleh?"

Beomgyu menunduk lalu meraih cokelat cokelatnya setelah itu ia berlari menuju mobil meninggalkan Soobin.

"Cepat hyung!"

"Memiliki anak bukan hal buruk kan?"





















































"Akhirnya dia kembali padaku, terima kasih Tuhan"








































End

































Yeayy end!

Maaf kalo gk memuaskan dan mksih buat semuanya yg udah vote!

And maaf gantung hehe


Memories ||SOOGYU✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang