Part 6

1.1K 160 5
                                    

Donghyuck mengemudikan kendaraannya dengan kencang, mengumpat-umpat jika terkena kemacetan dan lampu merah tetapi selain itu perjalanan lancar. Sambil mengemudi Donghyuck melirik ke arah Renjun yang meremas-remas tangannya dengan cemas sambil memandang ke depan.

“Apakah Jaemin serius dengan kata-katanya?”

Renjun menoleh menatap Donghyuck yang sudah mengalihkan pandangannya lagi ke jalan, “Dia... Dia terdengar gila dan putus asa.”

Donghyuck menghela napas pendek, “Pasti gara-gara pernikahan kita ya?” lelaki itu mendengus kesal, “Dasar laki-laki tidak punya otak.”

“Jangan mengata-ngatai orang.”

Donghyuck menatap Renjun marah, “Aku tidak salah bukan? Dia memang tidak punya otak, tidak punya hati dan pengecut luar biasa. Dulu ketika ada kesempatan dia tidak memperjuangkanmu. Sekarang ketika jelas-jelas dia kalah yang dilakukannya hanya merajuk dan mengancam bunuh diri, benar-benar lelaki tak punya otak!” Donghyuck mengencangkan laju mobilnya.

Renjun terdiam, tidak bisa membantah kata-kata Donghyuck karena semuanya mengandung kebenaran. Jaemin dulu tidak berbuat apa-apa untuk memperjuangkannya. Lelaki itu hanya diam dan mencampakkannya dalam kehancuran. Sekarang, ketika baginya Renjun sudah termiliki oleh lelaki lain,  Jaemin menggila. Kenapa Jaemin melakukan ini semua? Benarkah ini didasari cinta Jaemin yang masih tersimpan untuknya? Atau ini hanyalah estimasi cemburu buta yang merenggut kewarasan lelaki itu?

(✿❛◡❛)

Taman kota tampak lengang, begitu Donghyuck memarkir mobilnya di sana, Renjun langsung keluar diikuti oleh Donghyuck.

“Ke arah mana?” tanya Donghyuck sambil mensejajari langkah Renjun.

Renjun memandang ragu, sudah dua tahun berlalu sejak dia terakhir kali kemari. Terakhir kali dia kesini adalah di tengah hujan saat Jaemin mencampakkannya dua tahun lalu. Setelah itu jangankan kemari, memikirkannya pun Renjun tidak berani.

Saat ini taman kota sudah berubah hingga Renjun hampir tak mengenalinya. Di mana tempat dia dan Jaemin sering menghabiskan waktu dulu...?

“Renjun?” Donghyuck menggeram, tak sabar.

Renjun menelan ludah dan mengambil keputusan. “Ke arah sana.” Gumamnya sambil tergesa ke arah kanan dengan Donghyuck mengikutinya.

(✿❛◡❛)

Jaemin ada di sana, masih berpegang pada pagar kayu di jembatan itu. Jembatan setinggi lima meter di udara yang menghubungkan jurang dalam dengan aliran sungai berbatu di bawahnya. Salah satu keunggulan taman kota ini adalah pemandangan di atas jembatan ini. Dengan gemericik sungai dan air terjun buatan yang cukup mempesona, bagaikan harta karun alam tersembunyi ditengah hiruk pikuk polusi dan kesibukan kota.

Tetapi sekarang Renjun tidak sempat mengagumi pemandangan indah itu, matanya terpaku pada Jaemin dan tampak cemas.

“Jaemin.” Serunya dalam bisikan tertahan, takut kalau suaranya terlalu keras akan mengagetkan lelaki itu dan membuatnya terlompat.

Jaemin yang semula menatap kosong ke bawah, menoleh perlahan dan menemukan Renjun dengan Donghyuck di ujung jembatan. Matanya membara penuh tekad.

[Brown Afternoon] Perjanjian Hati || HYUCKRENDonde viven las historias. Descúbrelo ahora