34. Permintaan mimpi

12 1 0
                                    

~Jika berpisah adalah cara terbaik Allah untuk menjaga kesetiaan, maka pertemukanlah kami dengan misi melibatkan Allah dalam segala apapun~

***
Orang itu menjatuhkan bawaan belanjanya ketika ada polisi di depan matanya. Ia kaget dan sudah menduga kalau polisi akan datang menghampirinya.

"Ada keperluan apa pak polisi?" Pekik Ayah Arman.

"Maaf pak mengganggu waktunya. Kedatangan kami disini mau menanyakan beberapa hal terkait masalah Arman." Kapten Richard menjelaskan maksudnya.

"Maaf pak. Saya sudah tidak ada urusan dengannya." Ayah Arman menolak mentah-mentah.

"Masalahnya pak, Arman sekarang sedang koma. Dia butuh dampingan agar bisa sadar. Karena dia, mantan polisi, pak Robet matanya terluka."

"Biarkan saja dia mati."

"Mohon kerja samanya pak."

"Baiklah." Ayah Arman akhirnya menuruti permintaannya. Ia mempersilahkan mereka duduk di ruang tamu.

"Langsung saja ya pak," kata Kapten Richard tanpa basa-basi.

"Iya."

"Bapak tau kan pemberitaan penusukan mata kepada mantan polisi?"

"Iya pak."

"Dari keterangan tim penyidik, Arman merasa iri karena cinta Robet dan Imaz bisa bersatu sampai-sampai Arman bersandiwara menyuruh Irma agar mengaku dia sebagai istri Robet. Itu semua Arman lakukan demi bisa menikahi Irma dengan cara mengambil harta warisnya. Pertanyaan kami, ada masalah apa sehingga mereka bisa senekad itu?"

"Mereka saling mencintai ketika masih duduk di bangku SMA." Ayah Arman mulai menceritakan masa lalu Arman dan Irma.

Kasus mereka bukan lagi ingin kawin lari ataupun nikah siri. Tapi, Arman ingin melawan restu. Karena tidak dapat restu dari orang tua Irma hanya karena Arman tak sebanding dengannya. Dia hanya anak petani. Sementara Irma anak konglomerat. Orang tuanya memiliki bisnis makanan yang sudah dipasarkan di seluruh kota. Saking tidak sukanya dengan Arman, kedua orang tua Irma akhirnya dilarikan di pesantren benang biru agar Arman tidak lagi mengganggunya.

Namun, Arman masih bersikukuh mengejar ingin memiliki Irma seutuhnya sampai-sampai setiap jam 12 malam ia mengunjungi Irma di taman santri.

"Lantas, dari bapak, apakah bapak menyetujui cinta mereka?"

"Kami anak miskin bisa apa pak ketika dihina keluarga Irma."

"Apa yang mereka perbuat?"

"Mereka hanya memperingatkan tapi anak saya yang terlalu berlebihan."

"Mereka sampai bunuh diri di danau. Sekarang mereka sama-sama koma. Kami butuh kalian untuk mendampingi mereka agar bisa sadar."

Ayah Arman kebingungan. Ia menatap terus ibu Arman yang sedang terbaring lemah.

"Biar istri Anda dirawat di rumah sakit."

"Tapi, kami..." Ayah Arman malu untuk mengatakannya.

"Biar kami yang membiayai pengobatannya." Pihak polisi ternyata memahami apa yang dirasakan mereka.

"Terima kasih pak. Saya tak bisa berkata apa-apa lagi." Ayah Arman meneteskan air mata terharu.

"Iya sama-sama pak. Kita sebagai sesama manusia harus saling membantu."

"Iya pak. Saya akan mendampingi Arman."

"Baiklah, kalian-kalian bawa ibu Arman ke mobil." Perintah kapten Richard.

Finding My LoveOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz