Siswa Baru 🍭

51.1K 5.5K 1.6K
                                    

Dava menggembungkan pipinya sedikit. Pagi yang paling nyebelin dalam hidupnya dia tuh hari ini keknya. Kenapa? Soalnya, Relvin harus ikut sama Bu Rika buat ambil piagam sama mendali dipusat sana. Aslinya mah, bisa aja mendali sama piagamnya dikirim ke sekolah langsung, tapi kata Bu Rika sekalian ngurus berkas buat olimpiade tingkat selanjutnya. Iya, Relvin menang olimpiade matematika, kalo yang IPS dia juara dua.

Mana si Aldi lagi gak masuk lagi. Lagi sakit diare gegara makan bon cabe level mampus.

'Balik sekolah pengen coba makan bon cabe pake nasi doang. Tapi malemnya gue malah kebelet berak tapi tai nya kagak bisa keluar-keluar.'

Itulah chat yang semalam dikirim oleh Aldi padanya, dan dibalas oleh Dava, 'Pantat Lo terlalu wangi, jadi tai nya kagak mau keluar.'

Balasan Aldi setelahnya benar-benar membuat Dava ingin muntah.

'Makasih, pantat gue emang wangi. Tiap hari gue gosok pake sabun cincui. Jadinya kenyal and bling-bling.'

Pengen nendang si Aldi gak sih?

"Hei!"

Dava menoleh, mendapati seorang siswa yang melambaikan tangan kearahnya. Kepalanya celingak-celinguk melihat sekeliling.

Sepi.

Dia kah yang dipanggil?

"Gue?" Tanyanya menunjukkan diri sendiri.

"Iya." Siswa itu berjalan mendekat. Sesampainya dihadapan Dava, ia baru sadar. Jika tingginya hanya sebatas alis orang yang ada dihadapannya.

Tenang aja, masih tinggian Relvin kok. Kalo sama Relvin, si Dava cuma sampe hidungnya doang.

"Apa?"

"Bisa tolongin gue–"

"Gak bisa." Sela Dava.

"Hm? Tapi keknya dari tadi Lo cuma jalan kesana kesini kek anak nyasar."

Memang, Dava sedari tadi hanya berjalan kesana kesini di lorong sendirian. Karena ia dihukum gara-gara tidak mengerjakan tugas dan menjawab pertanyaan guru dengan kata-kata 'ajaib'nya. Mau ke kantin males. Gak ada babu yang bisa di suruh-suruh (Aldi).

"Gue lagi sibuk asal Lo tau aja."

"Sibuk ngapain?"

"Merenungkan diri."

'Merenungkan diri? Wajahnya gak meyakinkan banget kalo nih anak contoh anak alim.'

"Maksudnya?" Tanya siswa itu.

"Gue itu lagi merenungkan diri gimana caranya biar bisa keluar dari nih tempat setan." Jawab Dava memutar bola matanya malas.

Siswa yang mendengarnya hanya terdiam, 'Emang bener bukan anak alim.'

"Bantuin gue dong, sekali aja. Lagian cuma Lo yang ada di sini, murid sama guru pada di kelas semua." Ujar siswa itu kembali memohon.

"Dih, ogah. Kenal aja kagak. Ntar yang ada pacar gue marah lagi kalo deket-deket sama cowok lain." Tolak Dava.

"Pacar Lo ... cowok?" Tanya siswa itu ragu.

"Iya kenapa? Masalah?" Dava menatapnya galak.

"Enggak sih, udah keliatan juga kalo Lo gak mungkin deket sama cewek."

"Kenapa gak mungkin?"

"Ya soalnya Lo gak ada bedanya sama cewek."

"Maksud Lo? Gue banci gitu?!" Seru Dava  sembari memegang kaki cowok itu. Namun, dengan cepat cowok itu menghindar.

Pacaran🍭 [Ketos VS Berandalan]Where stories live. Discover now