Restoran

227 45 15
                                    

Hiruk pikuk keramaian sangat terasa. Ini Jumat malam, wajar jika kebanyakan orang memilih untuk keluar dan menghabiskan waktu untuk berkumpul bersama dengan teman atau pasangannya karena sudah di akhir pekan.  

Jungkook bersandar, menunggu asistennya mengambil mobil dari parkiran yang memang berada cukup jauh dari tempatnya berdiri saat ini. Makan malam bersama koleganya terasa lama dan begitu melelahkan karena ada diisi dengan percakapan bisnis serta negosiasi yang alot untuk mencapai kesepakatan. 

Jungkook melirik arloji mahalnya, memundurkan badannya agar dapat bersandar pada dinding restoran tempatnya tadi melakukan makan malam. Menarik nafas sambil terus memperhatikan orang-orang yang berlalu-lalang. Pikirannya melayang entah kemana, hingga ada satu suara yang sudah lama sekali tidak ia dengar memecahkan segala lamunannya.

"Jungkook? Anda tuan Jungkook kan?" Suara lembut itu mengalun terdengar penuh antusiasme. 

Jungkook menoleh, menatap pria yang kini berada tepat di sebelahnya dengan tatapan terkejutnya. Beberapa kali Jungkook mengedipkan mata, tiba-tiba mulutnya kelu. Tidak ada kata yang dapat keluar hingga tanpa sadar Taehyung sudah menghampirinya.

"Bos, maaf harus menunggu lama, tadi aku harus berputar karena ada penutupan jalan menjadi satu arah" jelas Taehyung panjang lebar. Sadar bahwa belum ada respon setelah jeda beberapa detik. Taehyung melirik boss nya bergantian dengan pria yang berada di hadapannya.

"A-ah, maaf. Mungkin aku salah orang. Maaf sekali. Maafkan saya tuan" pria itu berkata dengan nada yang sedikit kikuk sambil membungkukan badannya. Ia berjalan dengan cepat, menghambur bersama banyaknya orang yang berada di sana.

"Bos? You okay?" Sekali lagi, Taehyung mencoba untuk menyadarkan Jungkook dari lamunannya, tapi yang terdengar hanya suara helaan nafas keras Jungkook yang terdengar gusar.

"Kook? Kenapa? Lo sakit?" Kali ini Taehyung kembali bertanya. Kalo ini tidak perduli dengan honorific, karena ia benar-benar mengkhawatirkan bos yang juga sekaligus sahabatnya.

"Tae, lo liat kan? Ba-barusan itu Jimin kan? Dia– dia pake seragam restoran suami lo. Tae, itu beneran Jimin kan?" Dengan terbata, Jungkook berusaha menenangkan dirinya dari fakta yang baru saja ia ketahui. 

Jimin— seseorang yang susah payah ingin ia lupakan, tiba-tiba saja muncul. Tidak hanya muncul, Jungkook bahkan dapat mengetahui pekerjaannya saat itu juga. 

Jimin bekerja dekat dari tempat itu. Karena Jungkook sangat hafal dan tau, pakaian yang dikenakan Jimin adalah seragam restoran milik suami Taehyung.

Taehyung mengangguk. Pria mungil tadi memang menggunakan seragam pegawai dari restoran milik suaminya dan Taehyung juga sempat membaca name tag bertuliskan Park Jimin di dada kiri pria itu. "Kenapa? Dia ganggu lo? Atau ada yang ketinggal tadi?"

Tidak menjawab. Jungkook hanya menggeleng dan segera berjalan mendahului Taehyung menuju mobil mewahnya yang terlihat sudah terparkir tidak jauh di mereka.

***

Taehyung melirik kaca spion tengah, terlihat Jungkook yang sejak tadi diam dan terus menatap keluar jendela. Biasanya teman, sekaligus bosnya ini memiliki banyak hal untuk memecahkan kesunyian perjalanan. Tapi kali ini berbeda, bahkan Taehyung tidak berani untuk sekadar menyalakan musik atau membuka suara untuk bertanya.

Mobil yang mereka tumpangi sampai di lobby apartemen mewah. Jungkook masih belum bergeming. Pikirannya masih terus melayang, memikirkan Jimin yang secara tidak sengaja ia temui.

Jimin tidak sama seperti terakhir kali ia temui. Pipinya kini tidak begitu berisi seperti dulu. Matanya terlihat lelah, tubuhnya terlihat begitu kurus. Tapi satu yang masih bertahan. Mata dan senyuman indahnya masih tetap sama. Suara lembutnya pun sama. Masih sama, masih mempesona seperti dulu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FIRST LOVE | K.MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang