Tersangka

185 38 5
                                    

Happy Reading



Suasana kampus pagi ini begitu mencekam, garis polisi terpasang di beberapa tempat hingga akhirnya kampus pun resmi ditutup untuk sementara waktu, dikarenakan banyaknya reporter dan para petugas pengamanan di tempat itu.

Para mahasiswa berkumpul dan membicarakan apa yang terjadi, bahkan sebagian dari mereka juga menyebar luaskan sebuah foto yang berhasil mereka tangkap saat memasuki area kampus tadi pagi.

"Lo percaya mereka bunuh diri? Kok bisa barengan sih?"

"Gue gak yakin mereka bunuh diri, secara... mereka kan anak-anak baik yang berprestasi,"

"Lo tau gak? Katanya ada mayat lain yang di temukan di dalam gedung kampus kita... Katanya mayat itu mengering kehabisan darah,"

"Beneran? Ih serem banget... Eh tapi semalem gue sempet lewat depan kampus,"

"Serius? Terus lo liat apa?"

"Gue sempet liat ada yang lari keluar gedung, dengan bajunya yang penuh dengan darah,"

Obrolan para mahasiswa itu terus berlanjut di sebuah cafe di dekat kampus mereka, disisi lain Gilang, Shandy, dan Farhan tengah duduk tenang dan sesekali menguping pembicaraan para mahasiswa itu dengan dalih penasaran.

"Kok bisa ya tiba-tiba kejadian bunuh diri massal? Aneh banget..." Ucap Gilang penasaran. Ia kembali menyeruput kopi pesanannya dan membuka ponselnya yang sejak pagi belum ia sentuh samasekali.

"Fenly?" Ucap Gilang yang langsung berhasil menarik perhatian Shandy dan Farhan

"Fenly kenapa?" tanya Farhan yang tiba-tiba saja dilanda rasa khawatir

"Semalem dia sms gue, katanya dia ketiduran di kelas dan baru bangun... Dia kesel karena gue gak bangunin dia," ucap Gilang bingung

"Ya itu sih lo yang salah," jawab Farhan yang akhirnya menghela nafas lega

"Tapi bang... Dia sms gue jam tiga pagi...lo inget kan tadi polisi bilang apa?" tanya Gilang yang lantas membuat keduanya terdiam seketika dan kembali berpikir

"Polisi bilang... Kemungkinan kematian mereka itu jam tiga pagi... Terus?" Tanya Shandy bingung dan menatap Gilang penuh selidik

"Heh... Jangan bilang lo mau nuduh sepupu gue? Gue hajar lo nanti," ancam Farhan yang masih menatap tak suka pada Gilang, namun Gilang hanya mengendus kesal menanggapi tuduhan dari Farhan itu.

"Haahhh... Ya gak mungkin lah gue nuduh sahabat gue sendiri... Gila aja kalau gue kayak gitu," kesal Gilang,

Ketiganya kembali pada suasana hening dan kembali menyimak pembicaraan mahasiswa lain tadi, hingga akhirnya suasana pun pecah saat sebuah pesan masuk diterima oleh Shandy.

"Gila, gila... Heh, si Fenly di interogasi. Ini gue baru aja dapet beritanya dari si Soni," ujar Shandy heboh yang lantas menarik perhatian para pengunjung cafe yang lain, termasuk para mahasiswa yang sejak awal mereka dengar pembicaraannya.

"Jangan ribut Jamal, ayo kita pergi!" Pimpin Farhan yang langsung dituruti oleh kedua sahabatnya itu.

Mereka berjalan dengan tergesa memasuki kantor polisi hingga akhirnya mereka bertemu dengan tiga pemuda yang amat mereka kenal dan beberapa petugas lain yang juga mereka kenal.

"Cukup disini dan dengar dia bicara apa... Dia gak akan tau kalau kita ada di sini," ucap Ridwan memberi instruksi yang langsung diangguki oleh semua pemuda yang tengah berdiri dengan khawatir disampingnya.

BLACK DOOR ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang