Bab 4. Agam

58 36 4
                                    


“Siapa Lo? Jangan berani sentuh tangan gue?!” bentak Claudia dengan menggebu-gebu menghempaskan tangan seorang pria, yang telah berani menarik tangannya. Hingga ia terhuyung ke belakang.

“Galak amat jadi cewek!” kesal pria tersebut, menatap kepada seorang gadis yang berdiri di hadapannya dengan intens. Nampak menampil acak-acakan, gadis tersebut yang mampu membuat seorang Agam Wiliam tertawa dengan terbahak-bahak. Wajahnya yang tadinya dingin kini berubah, ketika melihat menampilan acak-acakan Claudia.

Dan itu langsung membuat, para sahabat Agam terdiam. Bisa-bisanya Agam tertawa di saat-saat yang menegangkan seperti ini! Apakah pria itu masih waras? Apa yang sedang ia tertawakan sampai terbahak-bahak seperti itu? Benar-benar aneh.

“Sayang!” ketus Viola mengerucutkan bibirnya sebal. Karena Agam, hanya tertawa saja, apakah tidak ada niatan untuk membantunya berdiri.

“A, apakah kau masih waras?” tanya Bobby yang tadinya hanya diam di tempat, ketika melihat Agam tertawa dengan terbahak-bahak.

Entahlah pria itu sedang menertawakan Viola, yang saat ini dalam keadaan berantakan dengan make up yang berhamburan di wajahnya atau kepada gadis yang menggunakan kacamata di hadapannya.

“Bobby apakah kau masih ingin, menatap sinar matahari? Atau tidak?” tanya Agam dengan sengit menatap Bobby dengan tajam hingga menampakkan, wajahnya yang memerah seperti sedang menahan sesuatu. Dan itu mampu membuat, Claudia tertawa dengan keras.

Hingga membuat Viola, Bobby, Lucas seketika terdiam ketika melihat keadaan sekitar yang mulai memanas. Membuat mereka memutuskan untuk segera, menarik Agam untuk pergi sebelum pria itu bertambah emosi di buat oleh gadis aneh yang berkacamata itu.

Yang dengan beraninya, menertawakan seorang Agam Wiliam di saat-saat menegangkan seperti ini.

“A, ayo pergi.” ajak Lucas yang sedari tadi hanya diam.

“Ayo sayang, sebaiknya kita pergi. Daripada meladeni gadis Cupu sepertinya!” tutur Viola dengan cekatan meraih tangan kekasihnya. Tetapi sebelum itu, Agam sudah lebih dulu menepis  tangan Viola yang hendak menyentuh tangannya.

“Apakah kau marah kepadaku? Mengapa, menepis tanganku A?” tanya Viola dengan suara yang terdengar lirih. Ketika melihat, raut wajah Agam yang nampak berubah. Dan enggan menatap kepadanya.

“Oh come on A!” tutur Viola dengan kesal membuat Claudia, tersenyum sinis. Sembari melangkahkan kakinya dengan berani mendekati Viola yang berdiri tepat di samping pria yang bernama Agam tersebut.

“Ternyata, kalian pasangan yang serasi ya! Satunya tukang bully, dan satunya sok penguasa padahal aslinya penakut! Buktinya kalian berdua membawa dua orang teman kalian. Benar-benar PENAKUT?!” tekan Claudia dengan sinis beracak-acak pinggang di hadapan, Agam dan Viola yang nampak menahan emosi mereka.

SCHOOL IN LOVE PARIS [SUDAH TERBIT] Where stories live. Discover now