bagian 5

683 74 10
                                    

"Tuan saya mohon maaf atas kelakuan putra saya"

"Appa!"

"Yongbok, diamlah" pinta seorang pria paruh baya yang Felix sebut sebagai seorang ayah itu sedang berlutut di hadapan beberapa orang termasuk changbin dan mendiang ayah-nya.

"andweyo APPA! " Suaranya meninggi, menarik lengan ayah-nya untuk bangkit namun pria paruh baya tersebut tetap memohon agar putra-nya di maafkan.

"Kau lihat putra kedua mu itu sangat lancang dan keras kepala" kata siwon dengan menunjukkan jari telunjuk mengarah pada Felix.

hal tersebut pun membuat sorot mata Felix tertuju pada seorang pemuda yang bersembunyi di balik tubuh tuan besar-nya. tak lain ialah Seo changbin yang bersikap seolah dirinya tak bersalah.

"Apa kau hanya akan bersembunyi di balik tubuh ayahmu"

PLAKK!!


"appa??" lirih felix dengan mata membulat tak percaya sebuah tamparan dengan mulus mendarat di pipi ber galaxy miliknya.


Tapi yang lebih mengejutkan lagi, tangan itu milik ayah-nya sendiri.

"Cukup yongbok! Cepat minta maaf. akui dirimu bersalah dan tidak akan mengulangi nya lagi" peringat serta titah sang ayah membuat felix menggelengkan kepalanya.

"aniya .." dia menggeleng kuat. "Aku tidak akan mengakui sesuatu yang memang tidak pernah ku lakukan "

"Kau__"

"AHJUSSI!!"

cela felix dengan suara meninggi menyergah suara tuan-nya.

"YONGBOK!!!" itu ayahnya.

"Appa aku mohon" lagi, dia juga menyergah sang ayah.

"Cukup,... Jangan melakukan hal rendahan demi aku, demi Tuhan aku tidak melakukan apa yang kalian pikirkan. Dan aku tidak akan pernah meminta maaf atas apa yang tidak kulakukan" tegas felix.

"tuan besar meminta ku tetap tinggal disini dengan meminta maaf atau jika aku tidak melakukannya maka aku harus pergi dari sini" Ada jeda beberapa detik.

"Baiklah..." mengangguk beberapa kali "Aku akan melakukannya appa" Lanjutnya yang kemudian melangkah mundur.

kedua maniknya memerah. jemarinya mengepal. sorot matanya sangat tajam. Felix segera membalikkan tubuh melangkahkan kaki kedepan dimana buliran jernih mengalir dari kelopak mata lentik itu tanpa seizin empu-nya.

felix melangkahkan kaki-nya lebih cepat seiring dengan derasnya buliran jernih itu mengalir.

dadanya semakin sesak.. Tak ada satupun orang yang menghentikan dirinya.

baik itu saudara ataupun ayah-nya yang hanya memandang punggung putra nya yang semakin menjauh.

"Heuh!mm" felix mendengus getir.

"Dan sampai akhir kau tetap bersembunyi di balik tubuh ayahmu"
Smrik tercipta di wajah sayu felix
mengingat kejadian yang memang tidak akan pernah dia lupakan.

Dimana ia baru berusia genap, 20 tahun. di hari ulang tahunnya ia mendapatkan hadiah yang sangat luar biasar biasa.

"Lix?"

please don't cry [ChanLixChang] ✔Where stories live. Discover now