07

76 14 0
                                    

Happy Reading<3

Jangan lupa tetap Happy Kiyowo disegala situasi





"Ra, gue satu kelompok sama lo ya?"

Ara mendengus kesal, sudah sejak jam pelajaran kedua sampai hampir istirahat, Angga dan Ata tidak berhenti merecoki nya. "Kan kelompoknya udah dibagi sama pak Imam."

Terang Ara mencoba bersabar dan memberikan pengertian, walau nyatanya tangannya sudah sangat gatal ingin menampol mulut kedua lelaki itu yang tidak bisa diam.

"Ya lo bayangin aja, Ra, masak gue cuma sekelompok sama Angga, yang lain aja bertiga atau berempat, kalau berduanya sama elo sih gue dengan ringan hati menerima."

"Ringan hati di lo, tekanan batin di gue!" Sewot Ara menanggapi ucapan Ata yang selalu berhasil memancing emosi.

"Yaudah sih berdua aja sama Angga."

"BIG NO, RA!" Teriak Angga hingga membuat Ara hampir terjengkang karena terkejut, bahkan seisi kelas sudah menggerutu kesal, ingin rasanya melempar Angga ke got depan sekolah.

"Lo berdua bacot banget sih, biasanya kalau disatukan juga seneng banget."

Ata dan Angga kompak mendelik mendengar suara enteng dari Deon. "Diem lo daki fir'aun, lo sama Dani enak masih ada Caca sama Indi, gue nih sama Ata nelangsa berdua. Lagian pak Imam ada dendam apa sih sama gue dan Ata?"

"Tau tuh sih uncle Mutu, kek gak suka banget liat kita damai, perasaankalau kita buat ulah juga kompak berempat kenapa dendamnya cuma sama kita berdua?." Sahut Ata dengan wajah yang jelas tercetak dongkol dengan keputusan pak Imam.

"Ara...." Ata dan Angga merengek di depan meja Ara, tak lupa memasang purple eyes dan wajah semelas mungkin berharap Ara setuju dan mau membujuk pak Imam

Namun jawaban dari Ara bukannya membuat bahagia, justru menambah tampang melas mereka. "Enggak Ata, kalian berdua harus latihan bertanggung jawab, jangan apa-apa ngandelin gue sama Caca."

"Lagian dari dulu tiap kita kerja kelompok, yang kerja cuma gue sama Caca sedangkan kalian berempat malah asik main."

Ata dan Angga kompak menghela napas pasrah, mau tak mau Ata dan Angga harus mengerjakan tugas dari pak Iman hanya berdua. HANYA BERDUA!

Kadang rasanya Ata gedek juga jika harus terus berdua dengan Angga, tapi apalah daya dia juga tak bisa jauh dari Angga.

"Minggu depan kalian jadi tanding bola ke Bandung?" Tanya Ara mengingat jika minggu depan Ata ada turnamen sepak bola antar sekolah di Bandung. Sekaligus mengalihkan pembicaraan agar dua bayi Dugong itu tidak terus merengek.

Ata mengangguk sebagai jawaban, namun ia teringat sesuatu dengan segera ia mendongak menatap Ara yang hanya diam menatapnya. "Lo beneran gak ikut ke Bandung?"

"Kan gak dikasih izin sama sekolah, Ta."

"Ck, nih guru bener-bener ada dendam sama gue deh, yakali gue tanding tapi lo gak nonton, lo gak bisa lihat betapa kerennya gue saat banjir keringat dong."

Ara menonyor kepala Ata keras. Senyum tengilnya itu loh bikin orang gemes sampai pengen bunuh. "Gak usah alay lo." Sinis Ara.

"Beuh gak kebayang nanti berapa banyak cewek yang bakal teriak-teriak karena ketampanan gue." Ara memutar bola matanya, sisi tengil Ata sudah muncul!

"Secara kan skill gue mantep, gue juga good looking, good attitude, yang gak kalah penting gue juga good rekening, ya gak, Ngga?"

Angga yang sejak tadi hanya plonga-plongo mendengar pembicaraan dua manusia beda gender itu lantas menggeleng dan melambaikan tangannya didepan dada. Dia tidak mau mengambil resiko dengan mengiyakan ucapan Ata.

Ata&AraWhere stories live. Discover now