04

28K 2.6K 159
                                    

.

.

.

seorang wanita muda melangkah panik kesana dan kemari mencari sesuatu penting yang telah hilang, wajahnya mula berkeringat akibat tak menemukan keberadaannya

"hahh... dimana dia..?" terus ia menyusuri setiap ruangan dikantor hingga ke sudutnya sembari bertanya pada pekerja yang ia lalui bahkan petugas kebersihan tidak tahu menahu soal keberadaan sosok penting dalam hidup seorang Son Seungwan

sampai ia mendengar dering telepon dari dalam ruangannya, segera ia meraih telepon genggam menerima panggilan dari seberang,

"ada apa pak?"

"ohh... baik, saya kesana"

setelah sambungan terputus ia berjalan keluar dari ruangannya mencoba mengalihkan perhatiannya dahulu supaya sedikit tenang dan bisa berpikir jernih

.


"loh... ???"

"ada apa? cepat tolong selesaikan dokumen yang belum usai"

wendy berdiri mematung kala ia memasuki ruangan atasannya yang tak lain dan tak bukan adalah Lee Jeno, yang tengah terduduk disofa ruangannya dengan seorang anak kecil yang tak asing baginya

"nana..? kok dia bisa sama kamu?" Wendy mengernyit heran melihat nana-nya yang terlelap diatas pangkuan Jeno

"kamu kenal anak ini?"

"astaga... dia ini keponakanku!" wendy tertawa lalu duduk disisi Jeno, "bagaimana dia bisa ada disini?"

"hah.. tadinya mau ku usir"

"Yak! Kejam sekali kamu!"

sebelumnya...

Jeno memutuskan untuk mengikuti kemauan jaemin untuk makan bersama, pada awalnya ia tidak tertarik melihat makanan yang dibawa jaemin

tapi setelah anak itu memaksa pada akhirnya ia terpaksa melahap beberapa suapan yang diberikan jaemin, tapi menurutnya ini tidak terlalu buruk... rasanya enak.

"siapa yang memasak ini?" tanya Jeno seraya mengunyah makanan didalam mulutnya

"bibi, aku membuat bekal jo- jom- joom- ukbap!" jaemin yang mulutnya penuh dengan makanan tak sengaja makanan itu menyembur keluar dari mulutnya mengenai wajah Jeno, 'astaga..' batin Jeno berusaha tabah

mereka lanjut makan dengan asyik dan Jeno tidak lagi bertanya untuk menghindari semburan maut dari jaemin, ralat- Jeno hanya melahap beberapa suapan dan sisanya dihabisi jaemin. Jeno mengabaikan jaemin yang makan dipangkuannya dan hanya berfokus pada ponselnya saat ini

setelah lama ia tak mendengar lagi suara kecapan mulut mengunyah, "hei? apa- oh shit! kenapa dia tidur disini!" geramnya dengan suara yang menekan pelan

perlahan ia mencoba untuk mengangkat dan memindahkan jaemin ke ranjang yang ada dikamar privat dalam ruangannya namun baru saja ia mengangkat jaemin malah memeluknya dengan sangat erat

Jeno memijit pelipisnya, "fuhh..., sebaiknya ku suruh wendy menyelesaikan dokumenku" kemudian ia beralih menekan-nekan beberapa digit nomor diponselnya

panggilan tersambung tanpa basa basi Jeno langsung memberikan arahan pada pihak seberang untuk datang ke ruangannya sesegera mungkin karena ia perlu bantuan

setelah ia selesai menyampaikan tujuan panggilannya ia putuskan sambungan antarmereka lalu menghela nafas menatap bocah yang saat ini ada dipangkuannya, pertama kali dalam hidupnya bisa sedekat ini dengan anak-anak, sebelumnya ia memang acuh dan anak-anak yang ia temui kebanyakan dari mereka takut kala melihat Jeno entah apa alasannya. dan baru kali ini, ia... menyentuh dan mengusap surai seorang anak yang bahkan belum ia kenal dia siapa, namanya saja ia tidak tau.

ADOPTIVE FATHER [REVISI]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz