DG 11

18 3 0
                                    

"Ayo pergi" Jimin menarik Jungkook keluar dari padang rumput yang kosong, membawanya kearah bebatuan tinggi yang dapat menghalangi tubuh mereka. Begitu sampai disana, Jungkook dan Jimin menunduk menunggu peserta selanjutnya masuk kedalam arena. Lagi - lagi Jungkook menghancurkan kamera disekitar mereka. Jimin hanya melihat tanpa melarangnya, dia lebih fokus pada mangsanya.

30 menit kemudian masuk seseorang dengan pisau ditangannya, Jimin langsung membidiknya.

Dor!

Peserta tersebut langsung tewas seketika. Jimin dan jungkook adalah penembak jitu, maka dari itu rencana mereka adalah menembak sebanyak - banyaknya dan menghindari pertempuran lansung. Atau bisa dibilang, menghindari kelemahan mereka.

10 menit setelah Jimin menembak seorang peserta dengan peluru beracun, kini datang beberapa drone sebagai kamera pengganti yang akan mengawasi mereka. Lagi dan lagi Jungkook menembaki drone tersebut sampai peserta selanjutnya masuk kedalam arena.

Panah Jungkook kini mengarah ke peserta yang baru saja masuk, dan tepat mengenai perutnya, jimin menembakan peluru kearah kepala membuat peserta tersebut mati ditempat.

Sedetik kemudian, pengumuman terdengar dari berbagai sudut.

"Jeju eliminated"

Pengumuman diberitaukan jika 2 peserta dari masing - masing daerah terbunuh, jika hanya salah satu, pengumuman tidak akan berbunyi. Di balik layar, ketua dari daerah Jeju berdiri dan membungkuk. Pergi meninggakan ruangan yang diisi oleh para ketua. Dari awal Jeju sudah menduga kekalahan mereka, karena mereka memang tidak pernah tertarik menjadi inti dan ingin hidup tentram seperti biasa. Tentunya dengan julukan kota seniman.

Waktu menunjukan 8 jam telah terlewati, Jungkook dan Jimin berhasil membunuh 14 orang dan meneliminasi 6 kota. Seharusnya 8 kota, namun salah satu perwakilan dari dua kota berhasil bersembunyi sebelum jungkook menembakan panahnya. Jungkook dan Jimin masih dengan rencana mereka dan menunggu semua orang sampai benar - benar ada yang mengejar mereka.

Ini sudah giliran daegu, Yoongi memilih masuk terlebih dahulu untuk memeriksa situasi. Yoongi masuk kedalam portal dan terlempar ke arena. Yoongi mendarat dipadang rumput, menelisik sekitar, melihat sudah ada beberapa mayat dari peserta yang sebelumnnya masuk. Yoongi memperhatikan semuanya satu persatu. Diingatnya setiap urutan dan sadar bahwa ada 4 peserta yang masih hidup dan pasti masih menunggunya. Yoongi menunduk dalam, bersembunyi di balik semak semak. Menelusuri asal tembakan atau panahan yang membunuh peserta peserta lain.

Membidik Jimin dan Jungkook, Yoongi hanya diam tanpa menarik pelatuk, berjaga - jaga jika Jimin dan Jungkook menembaknya, dia bisa segera melancarkan serangan balasan. Sambil berjaga - jaga, Yoongi mencari dua orang lainnya, namun tidak terasa hawa kehadiran mereka. Sudah Yoongi pastikan, hanya Jimin dan Jungkook yang berada disekitarnya.

30 menit kemudian Taehyung masuk kedalam arena, Yoongi menariknya menunduk berbarengan dengan panah Jungkook yang meleset. Tidak ada niat membalas, Yoongi menarik Taehyung mencari tempat teraman. Seperti rencana awal, mereka pergi ke sudut arena.

Penjelasan mengenai arena bertarung mereka yang merupakan tempat dengan berbagai macam fasilitas menyerupai aslinya yang terletak dibawah tanah kota Seoul. Tempat dibawah tanah ini dibuat menyerupai padang rumpung, tebing, lapang bebatuan, teluk, tanjung,kawah, hutan lebat, gurun, sungai, danau, gunung dan arena lainnya.

Yoongi memilih pergi kegunung untuk tempat persembunyian awal mereka, selain aman dan berada dipaling ujung arena, dari atas gunung, Yoongi dapat memantau semuanya, walau perjalan yang dilaluinya cukup sulit untuk sampai kepucak. Namun tempat ini tidak mengecewakan.

Setelah Yoongi masuk, kini giliran Namjoon dan Joon myeon. Joon myeon masuk terlebih dahulu kedalam arena disusul Namjoon. Saat memasuki arena, Joon myeon langsung menembak kearah Jungkook dan Jimin karena merasakan hawa keberadaan mereka berdua. Namun tidak ada peluru yang berhasil mengenai mereka berdua.

"Hyung, dia bodoh" Jungkook berucap sambil mengarahkan anak panahnya.

"Tidak, dia cukup cerdas karena bisa tau keberadaan kita. Namun dia tidak cukup berbahaya karena sepertinya dia tidak bisa menggunakan senjatanya dengan baik" Jimin tidak tertarik dengan joon myeon dan lebih memilih memperhatikan keadaan sekitarnya, takut - takut ada yang mengincar mereka dari belakang.

Jungkook terus menembakan anak panahnya, sampai Jimin menghentikannya. Persediaan anak panah Jungkook sudah mulai menipis, Jimin menyuruh Jungkook untuk pergi ke tempat persediaan senjata yang telah disediakan pengelola dan mengawasi Joon myeon yang hanya berdiri sambil membidikan sejanatanya ketempat mereka. Tidak lagi menembakan peluru, hanya waspada sampai Namjoon datang.

Jungkook dan Namjoon datang bersamaan. Saat Namjoon berhasil mendarat di arena, Joon myeon langsung melempar revolver yang dia pengan kepada Namjoon.

"Arah barat" Teriak Joon myeon. Namjoon menangkap revolver miliknya dan menembak kearah barat.

Dor

Tembakan tersebut mengenai Jungkook yang belum waspada pada sekitar. Dalam diam, Joon myeon menelisik kearah Jungkook dan Jimin dengan katana yang diambil dari balik punggung Namjoon. Jimin yang awalnya pergi kearah Jungkook untuk memeriksa keadaan, kini menyeret Jungkook menjauh karena merasakan kehadiran Joon myeon yang semakin dekat.

Jimin membawa Jungkook kearah barat, menjauh dari kejaran Joon myeon dan bidikan Namjoon.

Joon myeon tidak lagi mengejar Jungkook dan Jimin, kembali kepada Namjoon dan menukar kembali senjata mereka.

"Baru awal, tapi sudah bertukar senjata, sepertinya anak - anak itu merusak rencana kita" Joon myeon mengatur revolver milik Namjoon dan memasukan kedalam belt khususnya.

"Setidaknya hanya mereka yang tau, aku yakin belum banyak orang disini, lihat korban mereka. Rencana kita akan tetap berjalan untuk membuat peserta lain lengah, jika hanya mereka berdua yang tau. Aku yakin rencana tersebut tidak akan tersebar. Anak - anak egois seperti itu, tidak mungkin membagikan rencana kepada orang lain" Namjoon menjelaskan sambil sedikit tertawa.

"Bukan egois, sepertinya mereka sedang berambisi. Tapi aku tidak tau apa yang menjadi ambisi mereka" Joon myeon selesai dengan revolvernya.

Mereka berdua menjauh, menelusuri arena. Melihat bagaimana arena ini terbentuk untuk mencari tempat terbaik. Tidak ada niat untuk bersembunyi, hanya sekedar berjalan - jalan mengelilingi berbagai macam arena, itu yang mereka lakukan.

Setelah beberapa perserta masuk dengan aman, tanpa Jungkook dan Jimin yang bersembunyi menunggu kedatangan mereka. Kini Seokjin masuk kedalam portal tanpa persetujuan Woo hyun. Begitu masuk, Seokjin membereskan perserta lain yang sudah mati akibat Jungkook dan Jimin. Mengaturnya menjauh dari arena utama. Memberi penghormatan terkahir, dan pergi kearah barat.

Saat dipertengahan jalan, Seokjin melihat jejak darah yang menetes. Diikutinya sambil menghilangkan jejak darah tersebut, jaga - jaga kalau ada yang mengawasinya dari belakang. Dari balik pohon Seokjin melihat Jungkook dan Jimin yang tidak tau cara mengentikan darahnya. Jungkook merengek pada Jimin, sedangkan Jimin kebingungan karena tidak pernah belajar tentang pertolongan pertama, ditambah dia tidak membawa alat apapun untuk melakukan pertolongan tersebut. Seokjin tertawa kecil melihat keadaan mereka. Seokjin memutuskan untuk mendekati mereka.

"Ekmm" Seokjin memberitaukan keberadaannya. Membuat jimin mengangkat pistol dengan cepat. Membidiknya kearah seokjin.






~~~~~💜~~~~~

~DEAD GAME-BTS-ARMY~
~MINGGU-22-JANUARI-2022~
~KIM_WLY~

DEAD GAME - BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang