LENYAPKAN

190 35 7
                                    

Happy Reading



"Jangan memanah satu burung hanya karena dia terbang di atas kepalamu, tapi cobalah lihat kedepanmu... Ada seekor rubah yang seharusnya benar-benar kau musnahkan... Agar kau dapat hidup dengan tenang setelahnya,"

Kata-kata Fenly terus terngiang-ngiang didalam kepada Dimas, ia terus memikirkan arti dan maksud sesungguhnya yang hendak Fenly sampaikan padanya, namun entah mengapa belakangan ini kepalanya terasa kosong dan bahkan tidak bisa di pakai untuk berpikir walau hanya untuk teka-teki kecil yang bisanya sangat mudah untuk ia pecahan.

"Jadi... Kakak mau tanya apa?" tanya Lastri yang baru saja menyelesaikan pemeriksaan berkas kasus yang sama ini tengah ditanganinya

"Apa maksud jangan memanah burung di atas kepala dan rubah didepan?" tanya Dimas yang mulai memasang wajah bingung bak anak sd, hingga tanpa sadar Lastri pun tersenyum kecil dibuatnya

"Memang anak itu bicara apa lagi?" tanya Lastri yang seolah sudah mengetahui alur cerita Dimas saat ini.

Dimas menatap Lastri dengan serius, dan kembali menceritakan tentang kejadian tadi malam serta perkataan Fenly yang menurutnya mengandung sebuah arti di dalamnya.

"Aku gak tau pasti tapi... Mungkin artinya, kakak jangan mencurigai seseorang hanya karena suatu hal, sampai kakak lupa mungkin akan ada orang lain yang benar-benar bertanggung jawab atas kesalahan yang kakak sematkan padanya... Aku juga gak tau gimana harus jelasinnya, tapi ya mungkin itu garis besarnya," jelas Lastri yang langsung membuat Dimas terdiam seketika.

"Oh iya, aku boleh lihat berkas kasus tahun lalu?" tanya Dimas yang seolah teringat akan suatu hal yang membuatnya penasaran







"Bang?"

Fiki terus mengelilingi seluruh isi rumahnya namun tetap tak menemukan seorangpun di sana hingga akhirnya langkahnya terhenti tepat di depan sofa yang sebelumnya terdapat Shandy yang tengah bersandar dan memakan cemilannya sambil menonton tv yang berbeda dihadapannya.

Srkkk

Fiki berbalik dan menemukan tv miliknya yang tiba-tiba saja menyala dengan sendirinya dan menampilkan sebuah video, yang anehnya wajah dari tokoh tokoh yang berada di dalamnya tak dapat ia lihat dengan jelas, wajah mereka semua blur.

"Mama, Ade gak bakal nakal lagi... Maaf," ucap seorang anak kecil dari dalam tv itu

Fiki terdiam dan samasekali tak dapat bergerak walau hanya untuk menggerakkan jari tangannya, ia seolah dipaksa untuk menonton semua kejadian yang ditayangkan di televisi itu, dan tak ada hal lain yang dapat ia lakukan selain menontonnya.

Hingga akhirnya video pun berakhir dengan alur yang membuat Fiki sangat bingung sekaligus penasaran, dan akhirnya sebuah gambar atau foto terpampang jelas di tv nya namun tetap tidak memperhatikan wajah mereka dengan jelas. Di dalam foto terdapat empat orang dengan dua anak remaja laki-laki, satu anak perempuan dan satu wanita dewasa.

Fiki memperhatikan dengan seksama dan mulai tersadar akan sebuah barang yang sangat ia kenal berada di dalam sana, menyatu dengan Foto yang ditampilkan. Dapat ia lihat kedua anak laki-laki itu yang mendekap sebuah benda di depan dadanya, anak laki-laki di sebelah kanan mendekap sebuah kunci dan anak laki-laki di sebelah kiri mendekap sebuah rantai yang bahkan masih menguntai hingga kebawah, serta anak kecil perempuan yang mendekap sebilah pisau yang terlihat sama persis dengan pisau yang gadis kecil satu tahun lalu.

BLACK DOOR ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang