"Satu hal yang harus kau ingat, kau masih memiliki banyak waktu untuk memperbaikinya. Jadi, jangan menyerah. Kalau kau menyerah sekarang, habislah sudah."
-
Sebuah kata-kata motivasi yang diucapkan oleh Midorima membuat Prida kembali mendapatkan har...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Akirameruna bag ⑴ ❛Awalnya❜
★★★
Latihan, latihan, dan latihan terus menerus dilakukan Prida. Sudah hampir 3 bulan lebih ia melakukan itu. Alasannya, mungkin sudah jelas. Karena perlombaan bela diri.
Prida sangat menyukai tantangan, katanya, 'Kalau tidak menantang, tidak menyenangkan.'Saking sukanya ia pada tantangan, perihal tugas pun ia kerjakan saat mendekati deadline, biar menantang.
Saat berada di jalan pun, ia lebih memilih berjalan diantara jalanan yang rusak. Padahal, jalan yang rata sangat luas.
Aneh, memang. Tapi, ini nyata.
Kesukaannya terhadap hal-hal ekstrim tersebut lah yang membuatnya masuk kedalam rekomendasi pesilat yang diikutkan dalam perlombaan tingkat negara dengan membawa nama Jepang. Tentu saja itu menjadi suatu kebanggaan baginya.
Bukan hanya dia sendiri, beberapa teman seperjuangan nya pun ikut direkomendasikan. Benar-benar teman seperjuangan, bukan?
"Hoi, Prida. Fokus," tegur pelatihnya saat melihat gadis itu yang sedang melamun.
Prida masih belum bisa fokus karena memikirkan pertandingannya beberapa hari lagi. Pikirannya penuh dengan pikiran 'Apakah aku bisa memenuhi harapan banyak orang?' Padahal, ia sudah direkomendasikan, sudah pasti dia bisa.
"Sho, tendang dia." Perintah dari sang pelatih membuat Sho-yang diperintah itu tersentak.
"Kau yakin? Dia perempuan lho."
"Tidak peduli, disini gender tidak dipermasalahkan, tendang saja. Lagipula, dia melamun daritadi."
Dengan ragu, Sho mengangguk.
Gadis yang sedang melamun itu merasa jika ada yang berjalan kearahnya, refleks dia menoleh ke arah Sho yang sedang menghampirinya.
Bugh.
Tanpa aba-aba, dirinya ditendang kuat oleh Sho. Ia yang belum siap dengan serangan tiba-tiba itu pun terpental jauh, lalu terjatuh.
Terjadi keheningan beberapa saat, sebelum akhirnya Prida pun bangkit dari tempatnya terjatuh, menatap Sho yang sedang menatapnya tanpa perasaan bersalah. "APA YANG KAU LAKUKAN, SHO!" geram gadis itu.
Sho-tersangka yang menendang pun hanya menggaruk tengkuknya. "Maaf, Prida. Pelatih yang menyuruhku."
Gadis itu menatap sang pelatih dengan tatapan 'Ada masalah apa?'
Ctakk
"I-ttaiii! Mengapa tiba-tiba menjitakku?" tanya Prida sambil memegang kepalanya yang di jitak oleh pelatih.
"Kau melamun. Memangnya apa yang sedang kau pikirkan sampai tidak fokus begitu, Prida?"
Prida mengerutkan dahi nya. "Aku? Melamun? Itu tidak mungkin, pelatih."
