01. Undangan Pernikahan

248 18 26
                                    

"Gue nggak punya temen buat dateng ke nikahan lo nih, Man. Ya kali dateng sendirian? Cariin pacar sewaan dong."

Satria meletakkan undangan pernikahan berwarna biru muda itu ke meja. Setelahnya, ia kembali menyesap rokok yang tadi ia letakkan di asbak. Pahit rasanya. Duh, seperti perasaannya sekarang.

"Halah, Sat! Nggak usah sok-sokan ngeluh nggak punya temen deh. Biasanya juga kemana-mana sendirian, Sat," cibir Amanda. "Dateng bareng Maul tuh. Dia juga gue undang. Lo nggak ada alasan buat nggak dateng ke nikahan gue."

Menurut Satria, Amanda masih sama. Nada bicaranya masih galak dan nyablak, suka ngomong sesuka hatinya. Terkesan tak ada filter di mulutnya, sama seperti dirinya. Dan itu yang membuat Satria menyukai perempuan itu.

Satria pernah membayangkan kalau mereka jadian, mereka akan menjadi pasangan yang sungguh sangat menyenangkan. Mungkin mereka bisa beradu mulut setiap hari.

Satria akan mendapat pukulan bertubi-tubi dari Amanda karena memberikan candaan receh tak mutu. Mungkin ia juga akan dimarahin setiap hari karena selalu mengganggu Amanda. Julukan masa kininya adalah hyper bf & calm (kalem-kalem-galak) gf. Aduh, Satria jadi gemas membayangkannya.

Dan sekarang, Satria harus segera menghapus bayangan itu dari hidupnya. Amanda akan menikah. Tapi bukan dengan dirinya yang terlalu takut mengungkapkan perasaannya.

"Maul mah sama pacarnya pasti. Ini lo aja nulis Maulana dan pasangan. Lo kalau niat nyuruh gue dateng sama Maul, harusnya lo nulis Maulana dan Satria ganteng lah, Man. Masa Maulana dan pasangan?"

Amanda tertawa, untung saja café tempat mereka bertemu sepi, jadi tidak dilihat banyak orang. Satria hanya melihat Amanda sambil tersenyum. Sudah lama tidak mendengar tawa Amanda. Ia sedikit merindukannya.

"Ya kan lo sama Maul tuh ibarat pasangan, Sat. Kemana-mana aja barengan. Lagian di acara terakhir gue di kantor, lo sama Maul juga dapet julukan best couple dari kita," ucap Amanda setelah berhasil mengendalikan tawanya. Kemudian ia meminum es teh sebelum melanjutkan cibirannya. "Siniin undangan lo, gue ambil aja. Lo udah tercantum di undangan Maulana sebagai pasangan dia. Sini sini."

"Kagak kagak! Gue dateng sendirian aja. Ogah banget bareng Maul, dia pasti ngajak pacarnya kalau lo nulis gini."

"Emang Maul punya pacar? Perasaan dulu sebelum gue resign belum ada pacar deh. Malah kayanya dia ditaksir bocil deh."

"Ya masalahnya lo resign empat tahun yang lalu, Man. Ya kali empat tahun Maul masih aja ngejomblo?"

Ya, Amanda sudah resign empat tahun yang lalu. Banyak yang berubah selama Amanda meninggalkan Alexius. Menurut Satria semua orang di Alexius mengalami perkembangan yang signifikan, baik dari segi skill maupun kehidupan. Semua orang menjadi lebih baik sekarang, kecuali dirinya.

Menurut Satria, dirinya sama sekali tidak berubah. Tidak mengalami kemajuan sama sekali. Ia stuck. Skill-nya memang mengalami peningkatan, tapi tidak dengan hidupnya. Satria masih sama. Ia masih seorang lelaki yang tidak berani melakukan apapun di kehidupannya. Ia pengecut.

"Kalau lo gimana? Empat tahun gue tinggal, lo udah punya pacar belum?" tanya Amanda. Dari nadanya, Satria bisa mendengar kalau perempuan itu sedang mencibirnya.

Satria terdiam. Ia sudah sering mendapat pertanyaan apakah dirinya sudah punya pacar. Satria biasanya tidak menjawab karena malas. Toh, menurut Satria pertanyaan itu hanya obrolan basa-basi yang tidak perlu ditanggapi. Tapi, ia tidak menyangka pertanyaan itu ia dapatkan dari sosok yang pernah ia sukai.

Rasanya aneh saat mendengar Amanda bertanya seperti itu. Seperti ada sebuah pedang yang menancap hatinya sekarang. Sakit.

Ia ingin meneriaki Amanda kalau dirinya belum bisa melupakan perempuan itu makanya ia belum mendapatkan pacar sampai sekarang. Tapi itu tidak akan terjadi.

Dating Alpha FemaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang