3. Name

155 32 1
                                    

Pagi sekitar jam 07.10 Qisa sudah berada di depan rumah Kayra bersama motor kesayangannya.

Tin! Tin!

“KAYRA MAIN YUK, KAYRA!” teriak Qisa di depan rumah Kayra.

“IYA SEBENTAR!” sahut seseorang dari dalam. Bukan, itu bukan Kayra, melainkan Rafa.

Cklek

Suara pintu terbuka menampilkan wajah bantalnya Rafa.

“Eh Rafa ganteng, Kayranya mana Fa?” tanya Qisa di depan Rafa.

“KAK KAYRA BURUAN INI TEMEN HUTAN KAKAK UDAH NONGOL!” teriak Rafa tepat di depan wajah Qisa membuat Qisa menjambak rambut Rafa dengan kencang.

“ADUH KAK SAKIT YA ALLAH BISA BOTAK INI AKU!” lagi-lagi Rafa berteriak dengan tangan yang berusaha melepas jambakan Qisa.

“Lagian lu teriak di depan muka gua, jigong lu nyembur anjir.” ucap Qisa setelah ia melepas jambakannya.

“Ya maaf Kak.” jawab Rafa dengan wajah cemberut sambil mengelus rambutnya yang habis kena jambak.

“Masih bagi udah ribut aja, lama-lama gua nikahin juga lu berdua.” ucap Kayra yang muncul dari belakang Rafa.

“Aku ga mau nikah sama Kak Qisa, nanti aku tiap hari di kdrt-in.” balas Rafa.

“RAFAEL GUNAWAN!” teriak Qisa. Mendengar teriakan menggelar dari Qisa, Rafa segera berlari menjauh dari sana sambil berteriak,

“ENGGA KAK, AKU BECANDA DOANG.”

“Udah-udah, ntar kita telat.” ucap Kayra dan langsung menyeret Qisa menuju motor.

Sesampainya mereka di kantor, mereka langsung mengisi absen masuk lalu menuju stand makanan yang menyediakan sarapan untuk pegawai-pegawai kantor dan lainnya.

Qisa dan Kayra sedang mengantri untuk mengambil makanan, Qisa berdiri di belakang Kayra. Sampai tiba saatnya Qisa untuk mengambil makanannya Qisa berucap,

“Bu, punya aku ga pake sayur ya.”

“Iya nak.” balas ibunya, namun tiba-tiba ada yang menyahut dari belakang Qisa,

“Dimasukin aja bu sayurnya.”

“Mirip sama suara si cowo nyebelin itu deh.” ucap Qisa dalam hati.

Karena penasaran, Qisa langsung membalikan badannya. Dan ternyata benar, itu suara cowo yang Qisa maksud. Merasa di tatap, cowo itu langsung menatap balik Qisa.

“Kenapa? sayur itu sehat” ucapnya sambil tersenyum.

“Anjir senyumnya manis banget..” ucap Qisa dalam hati lagi, namun setelah itu Qisa tersadar dan langsung membalikan badannya.

“Ga usah dengerin apa kata dia bu, dia ga jelas” ucap Qisa dengan wajah keselnya.

Ibu-ibu penjaga stand itu hanya terkekeh melihatnya, sedangkan Kayra yang berada di samping Qisa memandang Qisa bingung.

“Ini nak makanannya” ucap ibu penjaga stand sambil menyerahkan makanan Qisa dan langsung di terima Qisa.

Setelah menerima makanannya, Qisa langsung menarik tangan Kayra menjauh dari sana. Tapi kata-kata dari cowo itu membuat Qisa terhenti mendadak.

Cowo itu berkata, “Makasih udah ngembaliin earphone gua yang kececer kemaren, maaf kemaren ga sempet bilang makasih.” cowo itu berkata sambil senyum.

Qisa membalikan badannya menangguk sambil berkata “sama-sama.” setelah itu melanjutkan jalannya yang sempat terhenti mendadak.

Kayra yang sedari tadi bingung akhirnya bertanya disaat mereka sudah masuk ke ruangan dan duduk.

D E R A N ADonde viven las historias. Descúbrelo ahora