Chapter 6 - Keanehan (4)

153 40 1
                                    

"Kau. Temui ayah."

Tiran mengerutkan keningnya menerima ucapan memerintah itu.

Yang berdiri di depan sana adalah Ares Calvin. Tiran mengetahuinya dari buku catatan Seth Ansell. Remaja itu menulis berbagai hal tentang orang-orang di sekelilingnya. Termasuk keluarga kerajaan yang bisa dibilang mengadopsinya.

Tiran sudah mengerutkan kening ketika membaca dua baris nama itu di kala pertama kalinya.

Ares? Nama dewa?

Jika ini adalah sebuah novel atau semacam itu maka Tiran akan mendatangi sang penulis dan menuntutnya untuk memilih nama karakter yang lebih baik.

Menggunakan nama dewa yunani sebagai nama karakternya? Sangat tidak kreatif.

Tiran memandangi Ares Calvin yang berdiri di depan pintu ruangan kamarnya. Remaja itu memiliki rambut berwarna hitam. Tiran rasa memang semua orang memiliki rambut berambut hitam. Kecuali dirinya. Sebagai Seth Ansell yang merupakan putra penghuni laut.

Ares memiliki mata yang tajam dan sepasang alis yang terbentuk sempurna. Memberikan ketegasan pada wajahnya. Tulang hidungnya juga membantu membuat wajahnya tampak menarik dan menawan.

Dia jelas-jelas tidak punya niatan untuk menyembunyikan ketidaksukaannya padaku sama sekali.

Ares Calvin. Sebagai putra tunggal pasangan raja dan ratu sebuah kerajaan, tertakdir untuk menjadi seorang raja.

Tapi dia masih memiliki sikap kekanakan.

Di buku Seth Ansell anak itu menuliskan tentang Ares yang tidak menyukainya. Karena dia tidak terima memiliki adik yang bukan adik kandungnya. Ditambah perhatian ayahnya yang terbagi dua antara dirinya dengan Seth Ansell.

Hal itu menciptakan keirian pada Ares.

Dia sudah cukup dewasa untuk menyembunyikan keiriannya. Tapi dia tetap tidak akan membuka dirinya padaku.

Seth mengedikkan bahu.

Tidak masalah. Sejak awal aku tidak punya niatan untuk mengakrabkan diri.

Kau tidak menyukaiku? Maka aku akan tidak menyukaimu juga.

"Kakak."

Tiran, Seth, mengucapkan panggilan tadi dengan nada mencemooh samar.

Tiran bisa melihat kerutan di kening remaja berpakaian mewah di depan sana.

Sudah pasti tidak menyangka Seth akan bicara padanya. Dan memanggilnya begitu.

"Jangan panggil aku itu. Panggil aku Putra Mahkota. Dan kau." Ares menaikkan dagunya. Memberikan pandangan angkuh pada Seth. "Jangan berani-berani memanggil ayah dan ibu. Panggil mereka dengan sebutan Yang Mulia Raja dan Yang Mulia Ratu. Itu kewajibanmu sebagai rakyat Esfand."

Tiran memandangi Ares datar. Kemudian mengangkat bahunya tidak peduli.

"Terserah padamu, putra mahkota."

Ujung alis Ares berkedut menerima respon itu.

Dia mengernyit melihat sosok Seth. Yang berdiri bersama pelayan pribadinya.

Anak itu terlihat berbeda.

Apakah ini sifat aslinya?

Ares mengerutkan keningnya terganggu memikirkan itu.

"Cepatlah turun. Aku tidak akan bicara dua kali."

Tiran melihat remaja itu membalikkan punggungnya pergi. Disusul sang mage yang membungkukkan diri ke arahnya sebelum mengikuti langkah sang putra mahkota.

Change The Plot 플롯 변경Where stories live. Discover now