.

9.9K 587 201
                                    

Bibir itu merengut, masih menatap sejurus ke bawah pandangannya, menyadari bila ada rambut-rambut yang mulai tumbuh di sekitaran bagian selatan tubuhnya. Terasa aneh sekali, karena tak biasa ia lihat selama ini.

Oke.

Mungkin salahnya juga yang selama ini selalu berandai-andai tentang bagaimana rasanya memiliki 'rambut' yang menghiasi seperti lelaki normal pada umumnya, ingin terkesan lebih 'manly' dan juga sangar. Namun, kenyataannya dia justru merasa tak suka dan berakhir dalam keadaan mood yang paling buruk ketika keinginannya itu terkabul.

Aneh. Selain merasa aneh dan tak biasa, rambut-rambut bertekstur tebal dan kasar tersebut juga menimbulkan rasa gatal yang teramat hingga membuatnya merasa tak nyaman. Rambut-rambut itu seperti tengah menusuk permukaan kulitnya, membuat dirinya tak tahan untuk tak menggaruknya sampai timbulkan kemerahan. Sungguh, rasanya tak sehalus rambut kepala yang justru bisa dimainkan.

"Lebih baik tidak usah saja," ujarnya, masih merengut bibirnya.

Sekian menit membiarkan diri dihinggapi kekesalan, akhirnya Baekhyun meraih alat pencukur yang biasa pria besarnya pakai selama ini. Kemudian, botol krim khusus untuk bercukur ia ambil lalu ia tuangkan pada telapak tangannya. Dia merintih pelan saat sensasi dingin mengenai permukaan kulit, menutupi rambut-rambut dengan krim untuk memperlancar dirinya dalam bercukur nanti.

Setelah dirasa cukup, kepemilikannya yang masih lemas Baekhyun genggam sebelum ia turunkan sedikit agar memudahkannya dalam bergerak. Tetapi, belum juga mata pisau itu mendarat di atas permukaan kulit, ketakutannya muncul. Keringat sebesar biji jangung menghiasi pelipis.

Meneguk liur Baekhyun lakukan, kian gemetaran tangan yang menggenggam cukuran. Dia menarik nafas dalam-dalam, menimang-nimang apakah dirinya akan tetap melanjutkan atau ia usaikan sampai di sini. Masalahnya, bila ia salah bergerak sedikit saja, bukan tidak mungkin mata pisau yang terlihat begitu tajam itu dapat melukai kulitnya. Atau mungkin, mengenai kepemilikannya di bawah sana.

Membayangkan darah segar yang muncul, juga rasa perih yang tercipta, sudah cukup untuk membuat Baekhyun bergidik penuh kengerian.

Tidak. Tidak.

Dia tak ingin dan tak akan pernah ingin kejadian mengerikan itu menimpanya.

Itu juga mengapa, beberapa hari ini ia berakhir membiarkan rambut-rambutnya tetap memanjang selagi ia mengumpulkan semua keberanian. 

"It's okay, Baekhyun. Semua akan baik-baik saja bila kau berhati-hati."

Tarik nafas, buang perlahan-lahan. Bisa. Pasti bisa. Baekhyun menyemangati dirinya sendiri, menumbuhkan keyakinan bahwa ia bisa menyelesaikan masalah pribadinya ini sendiri tanpa meminta bantuan siapapun termasuk pria besarnya.

Namun, ketika mata pisau cukur sudah kembali hampir mendarat. Tiba-tiba,

"Oh, lihat. Ada yang tumbuh subur tetapi bukan rumput."

Suara seseorang yang menjengkelkan hati, membuat Baekhyun spontan menoleh dengan delikan. Kesal, sebal. Tak terima. Tentu saja! Dia baru saja diledek!

"Hehe."

Bukannya meminta maaf, Chanyeol sebagai sang pelaku justru tertawa tanpa dosa, tak sedikitpun takut ketika si kecil menunjukan raut 'garang' di wajahnya.

"Kau sangat menyebalkan! Minggir!"

Baekhyun menutupi bagian bawahnya, berniat untuk melangkah pergi namun tubuhnya sudah lebih dulu ditahan di tempatnya.

"Kenapa ditutupi hm? Kemari, biar aku lihat." Si pria tinggi berujar, mengambil langkah panjang tuk mempersempit jarak yang ada. Membuat Baekhyun merapat pada dinding, menutupi kemaluannya dengan kedua telapak tangan. Chanyeol terkekeh geli. "Aku tidak akan meledekmu, Sayang, janji. Aku hanya ingin membantu."

MENCUKUR🔞 •CHANBAEK •ONESHOTWhere stories live. Discover now