1

2K 147 21
                                    

Happy Reading ^^

"Ya ampun imut nya, dia punya bibir dan pipi chubby seperti mu. Hai cantik, ini pamanmu chimchim. selamat datang ke dunia, sayang.."

Jimin meneteskan air mata nya, menatap bayiku yang saat ini kupeluk erat di hatiku.

perasaan ku campur aduk. baru saja  sekitar 6 jam yang lalu aku melahirkan seorang anak dan di sinilah dia, di pelukan ku untuk pertama kalinya.

Aku menatap ke arah nya dan tidak bisa menahan diri untuk tidak menangis. Dia sangat kecil, rapuh dan lembut. Dia sudah membuka matanya dan sekarang mereka menatapku dengan harapan dan kekaguman.

Astaga, aku jatuh cinta pada pandangan pertama. Jimin benar, dia cantik.

Tapi tidak lama setelah momen singkat saat aku menatapnya, kemudian aku terisak. aku menangis untuk kehidupan masa depanku, dan juga anakku.

aku baru saja lulus dari perguruan tinggi empat bulan lalu, dan sekarang sedang magang di restoran paling terkenal di kota. Mencoba untuk bertahan dalam kompetisi di antara kami yang berjumlah 20 orang pemagang.

dan sekarang aku punya anak . aku tidak yakin bagaimana nanti akan menjalani hidup setelah meninggalkan rumah sakit bersamanya dalam beberapa hari lagi.

Sebagian besar uang tabungan sudah dipakai untuk membayar tagihan rumah sakit. Aku tidak menyesal sama sekali, aku akan pulang membawa malaikat yang berharga ini dalam pelukanku.

"Kim Seokjin, tenangkan dirimu! Kau membasahi wajahnya. Lihat! Oh sayang, sini sama paman.."

Jimin membentakku. ia tak suka jika aku menangis di depan bayiku yang baru lahir. Dia bilang apa yang akan di pikirkan nya jika dia terus melihat ku seperti ini.

Ya, dia benar. aku harus kuat, untukku dan bayiku. Dia adalah hadiah dan harta karun yang sangat berharga. Aku seharusnya tidak selemah ini, kita berdua bisa melewati nya. Kami akan bertahan hidup.

Usiaku 3 bulan lagi masih 23 tahun. Itu masih sangat muda untuk marah dan menyerah.

Aku punya anak dan sahabat. Aku akan baik-baik saja.

Satu tahun kemudian

"Jinnie sayang, apa kalian siap?" Jimin memanggil kami dari ruang tamu. Dia sedang menunggu ku dan anakku untuk bersiap-siap.

Sebenarnya kami sudah selesai lebih awal tapi Seohyun menumpahkan jus ke celananya jadi aku harus mengganti bajunya dulu.

Kami menghampiri Jimin dan dia meraih anakku, mengambil tangannya dari tanganku dan membawanya. Seohyun tertawa bahagia. Dia sangat mencintai Jimin.

"Ayo kita pergi tampan. Mari kita bersenang-senang."

Kami berencana untuk bersenang-senang hari ini. Kami akan mengunjungi taman dengan taman bermain anak-anak, lalu berjalan-jalan di dalam mall membeli sesuatu untuk Seohyun. Dia tumbuh sangat cepat, beberapa pakaiannya sudah terlalu kecil untuknya.

Ini hari Sabtu dan aku mendapat kan hari liburku di tempat kerja dan Jimin selalu libur pada hari Sabtu. Itu memang benar-benar hari yang sempurna untuk bermain.

Mine and Yours - KookjinWhere stories live. Discover now