40. Hitam membisu

6 2 0
                                    

~Ku berlari, kau terdiam. Ku menangis, kau tersenyum. Ku berduka, kau bahagia. Ku pergi, kau kembali. Ku meraih mimpi, kau coba tuk hentikan mimpi. Memang itulah kehidupan hitamku yang kini membisu~

                                  ***
Pasukan kapten Richard ikut membelah jalan. Mereka melihat ktp yang ia pegang. Dengan lamat-lamat, mereka pun ikut kaget kalau ktp itu ternyata milik Imaz. Ia juga mengecek denyut nadi gadis itu, sudah tak bisa diselamatkan lagi.

"Jadi, Imaz yang mengalami kecelakaan?" Seloroh Rasya yang langsung menebak.

Kapten Richard masih tak percaya. Maka, ia segera menelpon ambulan. Mengabarkan jika ada kecelakaan di persimpangan jalan. Tidak sampai beberapa jam, ambulan datang. Petugas berbondong-bondong menggotong seorang gadis yang wajahnya sudah tak bisa dikenali lagi, penuh dengan darah ke mobil ambulan.

Warga sekitar yang berkerumun dibubarkan oleh kapten Richard dan ia memerintahkan untuk mengikuti jejak ambulan di belakangnya. Mobil sirine ambulan dan kepolisian bersahutan mengelilingi jalan raya membuat warga dibuat tercengang melihatnya.

Selesai para santri berpartisipasi mendonorkan darahnya, para dokter dalam tahap mengevakuasi siapa yang cocok untuk didonorkan. Didasarkan pada kecocokan darah, tidak punya riwayat darah tinggi atau darah rendah. Namun, hasilnya nihil. Tidak ada yang cocok. Hancur hati Robet mendengar pernyataan dokter.

"Dari semua yang kami periksa Tuan Robet, tidak ada yang cocok."

Ia langsung terdiam. Para santri melihatnya dari balik jendela ruang sampel darah, tak kuasa menahan air mata. Sosok yang berjuang mengungkap kebenaran siapa pelaku kebakaran itu, harus menerima akibatnya.

"Apa tidak bisa langsung ke singapura dok untuk operasi mata?" Ibunya bertanya, air mata sudah tidak bisa dibendung lagi.

"Maaf, bu. Masalahnya, kondisi Tuan Robet ini dia banyak kekurangan darah. Apa ada yang belum tercantum?"

"Ada. Tapi, dia menghilang," sahut Robet membuat ibunya kaget.

"Baiklah, saya kasih waktu untuk mencari pendonor darah. Kalau sampai tidak ada, mohon maaf, Tuan Robet tidak bisa dilarikan ke singapura untuk donor mata."

"Bagaimana kalau mencari donor darahnya di singapura?" Ibunya terus negosiasi.

"Dari rumah sakit singapura, hanya menerima donor mata bukan donor darah. Mohon maaf."

"Baiklah, dok. Kami akan terus mencari donor darah untuk Robet."

Kecewa hati mereka. Mereka pun izin keluar dari ruangan. Para santri langsung menatap ke depan. Ayah Robet perlahan menuntun Robet keluar. Para santri memberi jalan dengan muka yang amat prihatin dengan keadaannya.

Dunia memang sempit. Secara kebetulan, mereka bertemu kapten Richard dan pasukannya ikut mengiring pasien bersama para perawat.

"Robet, kau sudah dapat donor darah?" Tanya Rasya berhenti ke arah Robet sementara yang lain masih mengikut gadis yang diduga Imaz itu ke ruang UGD.

"Rasya, kenapa kau disini?" Meski Robet tak bisa melihat, dia bisa tahu dari pendengarannya.

"Ada gadis yang mengalami kecelakaan di persimpangan jalan sekitar di ruang persidangan."

"Ya Allah...siapa?"

"Dari barang yang kapten Richard temu, ada ktp di samping gadis itu. Kau tau ktp itu milik siapa?"

"Milik siapa?"

"Imaz, Bet."

Semua yang ada disana langsung terkejut. Imaz yang hilang dari kemarin malam, ternyata mengalami kecelakaan.

Finding My Loveحيث تعيش القصص. اكتشف الآن