2. Yes Sir

9.7K 1K 428
                                    

Bia benar-benar mendatangi TPA untuk mencari jaketnya, dirinya ingin menangis sekarang karena kulitnya tersengat teriknya matahari dan indra penciumannya diserang oleh bau busuk khas sampah.

"Mamah putrimu didzolimi Sunghoon... enggak sih gue dulu yang bikin perkara" monolog Bia.

"Bau banget ya Tuhan mau nangis"

Bia membuka tumpukan sampah dengan batang pohon yang dia temukan, sudah hampir sejam dirinya mencari jaket universitasnya.

Sebenarnya Bia sudah menemukan duplikat jaketnya di online shop, dirinya tinggal membeli dan membordir ulang namanya di jaket tersebut, tapi entah kenapa dirinya takut jika Sunghoon mengetahui hal tersebut, bisa-bisa skripsinya benar-benar dipersulit.

Bia menghubungi Haruto untuk meminta bantuan, panggilan pertama tidak dijawab, Bia lantas memanggil untuk kedua dan ketiga kalinya, butuh beberapa saat sampai Ruto menjawab panggilan.

"Help me" pinta Bia.

"What?"

"Bantu aku cari jaketku"

"Manja banget! Aku harus datang ke apartmu buat nyari bareng-bareng gitu?"

"No, jaketnya gak ada di apart"

"Terus di mana?"

"Di TPA"

"Apa? Kok bisa?"

"Gak sengaja aku buang, sengaja deh, tapi sekarang aku butuh"

"Pakai jaketku aja, jangan bodoh dengan nyari di TPA, kamu kira TPA itu gak luas? Bahkan luasnya seukuran lapangan bola, kamu jangan gila"

"Tapi aku butuh banget jaketnya, kalau gak ketemu nanti skripsiku terbengkalai"

"Ngomong apa sih kamu? Gak jelas banget, udah tutup aku ada urusan"

"Dengerin dulu, aku mau jelasin alasanku kenapa nyariin jaket itu"

"Kamu pasti sekarang cuma mau minta diperhatiinkan? Stop Bia, aku capek"

Haruto lantas memutus sepihak panggilan tersebut. Bia mencoba untuk menghubungi Ruto kembali, namun nihil, panggilannya diabaikan, Bia berganti mengirimkan chat pada Ruto, menjelaskan alasan kenapa dirinya mencari jaket tersebut.

Bby♡

Salahmu sendiri, aku lagi sibuk, jangan ganggu.


Bia berdecak kesal membaca balasan tersebut, Ruto benar-benar berubah sekarang dan Bia tidak tahu pasti alasan dibalik perubahan sikap Ruto.

Bia mencoba mengalihkan pikirannya dengan kembali mencari jaketnya. Sudah hampir 2 jam Bia berkutat dengan sampah sampai peluhnya mengalir deras di pelipisnya.

"Sunghoon sialan!" maki Bia.

"Tapi gue yang salah"

Bia lantas mencoba untuk menghubungi Sunghoon, berniat untuk meminta keringanan hukuman.

"Sir?" Panggil Bia saat panggilan tersambung.

"Iya?"

"Jaketnya gak ketemu, aku udah 2 jam ngobrak-ngabrik TPA, please Sir, not this punishment"

"Bikin surat permintaan maaf bermaterai, minta maaf langsung ke saya dan dateng ke apartemen saya, sekarang!"

Netra Bia membola sempurna, kenapa kalimat Sunghoon terdengar ambigu. Tidak, Bia tidak boleh berpikiran yang tidak-tidak.

"Yes Sir"





.






Bia sudah tiba di depan apartment Sunghoon, sial, kemarin dirinya dengan lantang mengatai Sunghoon Dosen miskin namun ternyata lelaki tersebut tinggal di apartment mewah. Vabien Royale Residence, bahkan biaya deposito apartment Bia kalah jauh dengan biaya perawatan sebulan apartemen Sunghoon.

YES SIR | Sunghoon (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang