Matahari Terbit (Cerita khusus Raffa dan Danu)

1.7K 58 0
                                    

Di hari yang sama, di tepi pantai yang ombaknya menderu debu menghantam bebatuan besar yang tertancap diatas pasir putih dengan kokohnya.

Raffa dan Danu duduk disana sejak malam itu dan tak pulang sama sekali, mereka duduk bersebelahan, berdampingan, dan berdempetan menanti matahari terbit untuk menikmati cahaya jingga yang indah bersama.

"Raffa." Ucap Danu.

Raffa tak menjawab hanya menengok saja.

"Kalau seandainya kamu punya kesempatan yang kedua di waktu dimana kita tidak pernah bertemu, apa yang akan kamu lakukan?"

"Kenapa tanya gitu?" Balas Raffa.

"Gak apa-apa. Aku hanya ingin tahu saja. Kalau aku punya kesempatan kedua itu, aku lebih pilih menjadi orang jahat. Mempermainkan perasaan banyak orang agar kelak aku bisa benar-benar dianggap orang yang gak baik untuk disandingkan sama siapapun."

"Kamu masih bahas soal bunda?" Tanya Raffa.

"Kalau kamu gimana?" Danu mempertanyakan lagi pertanyaannya itu.

Raffa sejenak memandang wajah Danu dari samping yang dibalut rambut halusnya yang melayang kesana-kemari di wajah tampannya itu. Setelah itu ia menjawab "Aku akan mencarimu. Aku akan berusaha mencarimu, setelah itu berkenalan denganmu, mencuri perhatianmu, dan berusaha membuatmu selalu memerhatikan aku. Jika semua itu berjalan dengan lancar maka aku akan berusaha membuatmu menyukaiku, dan membuatmu jatuh cinta padaku, kita berpacaran, kau berkali-kali menyakitiku hingga pada akhirnya aku akan merubah semua sikap buruk yang telah kau lakukan agar bisa menjadi orang yang baik."

"Bagaimana jika aku sudah jelek di mata orang lain?"

"Aku tak pernah peduli apa kata orang. Masa lalu yang buruk akan lebih baik jika kita bisa memperbaikinya untuk masa yang akan datang, kalau kamu ga bisa memperbaikinya ... aku yang akan membantumu. Meski kita harus jatuh berkali-kali dan itu menyakitkan, aku tetap akan bangkit untuk hal itu."

Kemudian Raffa menggenggam tangan Danu dan berkata,, "Nu, ingat. Sudah hampir 3 tahun kita lalui bersama-sama. Yang lebih tau tentang kamu itu adalah aku, bukan bunda, dan juga bukan orang lain. Kamu orang yang tepat untuk hadir di dalam hidup aku. Jika tidak, untuk apa tuhan mengirimkan kamu untuk selalu ada di sisiku selama bertahun-tahun?"

"Tapi bunda kamu benar, aku memang bukan orang yang baik. Gak seharusnya aku sama kamu."

"Enggak, kamu ga boleh pergi. Kamu harus tetap sama aku. Kamu harus tetap ada di samping aku sampai detak jantungku berhenti berdetak. Kamu boleh pergi kalau jasadku sudah terkubur oleh tanah, dan tanah itu ditaburi bunga. Waktuku singkat, tak selama waktumu bernafas. Aku gak tahu kalau aku gak ketemu sama kamu, mungkin aku sudah menyerah dan mungkin sampai detik ini aku gak bakalan ada disini dan duduk berdua sama kamu."

"Itu sudah jadi tugas aku, aku datang untuk menemani kamu. Dan sekarang tugas aku selesai, aku pamit."

"Enggak, kamu gak boleh pergi. Aku masih butuh kamu."

"Aku gak akan pernah melupakan semua tentang kita, tawa itu, langkah kaki itu, nafas itu, bibir itu, ciuman itu, dan pelukan yang hangat dari kamu, aku akan mengenangnya."

"Pliss. Aku gak mau kayak gini."

"Maaf, Raffa. Aku harus pergi. Jujur, Aku sangat bahagia bisa mengenal kamu. Aku sangat bahagia bisa bersamamu hingga detik ini. Tapi setiap pertemuan, pasti ada perpisahan. Dan inilah saatnya kita berpisah agar kita tak saling menyakiti satu sama lainnya."

Danu pergi begitu saja meninggalkan Raffa yang sesenggukan menangis disana, hingga suatu ketika itu semua hanyalah mimpi semata dan Raffa terbangun dari mimpi tersebut dengan berderaian air mata hingga membuat bantalnya basah dan tubuh ya diguncangka oleh Daffa yang terus memanggil namanya agar terbangun.

Be With You [21+]Where stories live. Discover now