Love Maze (4)

1.6K 170 140
                                    

[ such a looong part!! ]

[ sowwy for any typo(s) ]

Hari itu, Sunghoon betul-betul pergi dengan segumpal rasa sakit yang mendera hatinya. Jaeyun gak bisa melakukan apapun untuk itu. Pria manis itu kembali masuk ke dalam rumahnya, ia bermaksud untuk menghampiri putranya.

Sebelum ia membuka pintu kamar Riki, ada tangan yang menjulur, membalikkan tubuhnya, dan lantas memeluknya.

"Mas Heeseung?"

"Aku denger semuanya J, aku liat semuanya. Cry it out if you wanna cry, tapi tetep catet kalau semua ini bukan salah kamu" ujarnya dengan tenang.

Gak pelak kalimat itu buat Jaeyun lanjut mengeluarkan air mata yang tadi sempat terhenti. Dulu dia selalu menegaskan pada diri sendiri bahwa apapun yang terjadi, Jaeyun akan menjauhkan Riki dari Sunghoon, dan dia yakin gak akan rasakan penyesalan untuk hal tersebut.

Tapi kenyataannya sungguh berbanding terbalik. Dia merasa buruk saat Riki menolak kehadiran Ayah kandungnya. Dia merasa gagal menjadi orang tua.

"Kamu jangan khawatir, biar aku yang kasih Riki pengertian, ya?" ucap Heeseung.

Jaeyun mendongak untuk menatap lelakinya, masih dengan linangan air mata yang hiasi wajah cantiknya.

"Kamu mau Mas?" tanya Jaeyun.

Heeseung mengangguk sebagai jawaban, jangan lupa senyum yang terpatri di wajah tampannya. "Iya. Udah, sekarang kamu siapin makan siang aja. Biar aku ajak bicara Riki dulu" ujar Heeseung sembari mengelus sayang surai milik Jaeyunnya.

Anyway, tentang bagaimana Heeseung bisa berada di rumah siang ini, itu karena ada berkas yang pria itu lupakan untuk ia bawa. Tapi sesaat sebelum Heeseung hendak kembali ke kantor, dilihatnya kejadian antara Riki dan Sunghoon tadi. Dan tanpa ragu, Heeseung segera menelfon sekertarisnya untuk izin dari jadwalnya hari ini. Well, keluarganya lebih penting.

Dibukanya pintu kamar si kecil dengan perlahan. Anak berumur 6 tahun itu tengah duduk sambil memeluk kedua lututnya di kursi meja belajar yang ia letakkan di depan jendela. Dapat didengarnya anak itu terisak kecil. Dan saat Heeseung mendekat, perhatiannya teralih pada apa yang ada di luar sana.

Sunghoon masih berada di sana. Bersandar pada pintu mobilnya sambil memandangi rumah mereka dengan tatapan sendu. Ah.. Jadi Riki tengah memperhatikan Ayahnya itu.

"Hey, jagoan Daddy"

Riki menengok dengan cepat, dan tanpa tedeng aling-aling, ia menghambur untuk memeluk Daddynya.

"Dad-hh, hiks, ken-kenapa Papa, hiks.. bawa, orang i-itu, hiks!" protesnya di sela tangisan.

"Listen well little hero. Ayah kamu--"

"He's not my father!!" seru Riki, menyela perkataan Heeseung.

Yang lebih dewasa menghembuskan nafasnya pasrah, "Ok, Om Sunghoon itu, dulu memang jahat. Dia ninggalin Papa, yang artinya ninggalin Riki juga. Dia bahkan gak tahu kalo Riki ada di dunia ini. Baru sekarang dia tahu. Dan saat dia tahu kalau Riki itu anaknya, dia seneng lho? Dia menyesal udah buat Papa sedih dulu, dia merasa bersalah udah jadi orang jahat, dia mau berubah. Dia mau minta maaf dengan cara bahagiain Riki sekarang karena dulu gak sempet ikut rawat Riki"

"Tapi Dad... Riki takut dia buat Papa nangis lagi, Riki gak mau.. huhu" ujar si kecil.

Heeseung sangat memakluminya, Riki itu terlampau sayang sama Jaeyun, lebih dari apapun di dunia ini.

"Iya... Daddy ngerti. Tapi kan sekarang Papa punya Daddy, punya Riki yang udah besar juga. Kita bisa lindungin Papa supaya gak dijahatin sama Om Sunghoon. Lagi pula nih, Riki pernah gak buat kesalahan sama Papa?" tanya Heeseung. Riki lalu mendongak menatapnya, anak itu terlihat berpikir keras.

Dear JaeyunWhere stories live. Discover now