Chapter 4

506 87 1
                                    

Halo semua, maaf banget aku ngilang hehe^^

enjoyyyy!!

_ _ _ _ _ <•NoéVan•>_ _ _ _ _

"Em.. Bunda." Noé menarik lengan baju Diana saat mereka berdua sedang duduk di taman istana.

"Iya Noé?" Diana mengalihkan pandangannya ke arah Noé dengan tatapan teduh serta senyum semanis madu.

Hati Noé merasakan sesak yang luar biasa saat melihat Diana yang begitu peduli dan menyayangi dirinya.

Selama ini dia tidak pernah mandapatkan kasih sayang seorang ibu, dia hidup dalam kesendirian serta menjalani alur hidup yang monoton sebelum akhirnya hidupnya menjadi sedikit berwarna dengan kehadiran Mia.

Ah... Noé tidak ingin mengingat hal apapun yang berkaitan dengan mantan kekasihnya tersebut.

Sekarang aku ragu bahwa aku hanya sekedar penasaran terhadap Vanitas, bukan benar benar menyukai bahkan mencintai dirinya yang jelas jelas memiliki gender yang sama dengan ku, Noé bergelut dengan pemikirannya sendiri yang membuat Diana merasa dipermainkan.

"Noé?" Panggil Diana.

"Noé!" Panggil Diana lagi, namun kali ini sembari mengguncang kuat pundak pangeran muda tersebut.

Noé tersentak dan kembali ke dunia nyata.

"Ah.. tadi Noé hanya ingin bertanya, um-" Noé ragu untuk untuk melanjutkan pertanyaan yang akan sangat berpengaruh di dalam rencana Noé nanti.

"Lanjutkan saja sayang, bunda akan menjawab apapun pertanyaab yang kau lontarkan." Diana menggenggam lembut tangan Noé dan mengusap ngusapnya dengan pelan.

"Itu- Bagaimana pendapat bunda mengenai orang orang di luar sana yang termasuk LGBTQ+ ??" Noé langsung menyesali keputusannya untuk bertanya sedetik setelah pertanyaan itu keluar dari bibirnya.

Fuck.. i'm screwed. Batin Noé menjerit.

Diana terlihat terkejut dengan pertanyaan putra semata wayangnya tersebut, namun ia segera menormalkan ekspresinya kembali dan menjawab pertanyaan tersebut dengan nada lembut namun terkesan kaku.

"Mereka? Bunda rasa mereka tidak berbeda dengan kita, mereka manusia, kita juga manusia. Yang membedakan mereka dengan kita adalah, orientasi seksual mereka yang berbeda dari kebanyakan orang. Jika orang orang umumnya Heterosex, maka mereka berbeda. Bagaimana pun mereka juga memiliki perasaan, memiliki hati nurani, mereka memiliki rasa cinta yang berbeda dan rasa cinta itu lebih murni serta dalam, lebih dari yang kita kira. Cinta itu suci, gak ada hal yang bisa membatasi cinta orang lain, entah itu gender, agama, alam, fisik serta kasta." Diana menjelaskan panjang kali lebar sembari terus tersenyum kearah Noé yang mematung mendengar penuturan ibundanya tersebut.

"Aku-" Noé terlalu kaget hingga kehilangan kemampuannya untuk berbicara.

"A-aku kira bunda membenci mereka.." Noé menunduk, terbesit sedikit rasa senang di hati Noé saat mendengar pendapat bundanya saat dirinya bertanya tentang itu.

Diana tertawa, "bagaimana mungkin bundamu ini seperti itu Noé!."

Noé ikut tertawa bersama dengan ibundanya, satu beban berat di hatinya telah terangkat.

Makasih bunda.. Maaf Noé gak bisa jadi anak yang bunda mau. Batin Noé sendu.

_ _ _ _ _ <•NoéVan•>_ _ _ _ _

"Ah, aku bosan." Noé hanya berguling guling di atas kasurnya dan membungkus dirinya di dalam selimut.

"Astaga, aku lupa bertanya sesuatu kepada grandma." Senyum terbit di wajah Noé saat dia mengetikkan beberapa kata di dalam ponselnya untuk dikirim ke Elizabeth.

Noé Archiviste
Grandma, Grandma tahu tidak
mengenai seseorang bernama
Vanitas?

Grandma Elizabeth
Grandma kebetulan tahu
orangnya, ada apa dengan
Vanitas, Noé?

Noé Archiviste
Eum, apakah Noé boleh tau
di daerah mana dia tinggal
grandma??

Grandma Elizabeth
Kalau grandma tidak salah
ingat, dia tinggal di salah satu
desa di dekat pantai. Desa yang
berada di arah selatan.

Noé Archiviste
Terima kasih grandma!

Noé bergegas mengganti pakaiannya yang semula adalah baju formal dengan segala macam aksesorisnya, sekarang Noé hanya mengenakan kaus putih dengan jeans navy sebagai bawahannya.

Lalu mengendap ngendap keluar istana seperti waktu pertama kali dia bereinkarnasi ke dalam tubuh pangeran muda ini.

Tak berselang lama setelah kepergian Noé, kepala pelayan datang ke kamar Noé, agar tuan mudanya tersebut bisa mengikuti acara makan siang bersama sepupu sepupu serta anggota keluarganya yang lain.

Setelah beberapa kali mengetuk pintu kamar Noé dan tak kunjung mendapat balasan, kepala pelayan yang memiliki nama Michelle Smith tersebut memutuskan untuk memasuki kamar Noé karena merasa bahwa putra dari Diana ini tidak kunjung menyahut.

Apa yang Michelle lihat? kamar Noé kosong dengan selimut yang berantakan dan jendela kamar yang terbuka lebar.

Kepala pelayan tersebut menghela nafas, "Anak ini, kabur lagi."

_ _ _ _ _ <•NoéVan•>_ _ _ _ _

Up cepet nih, kebetulan ide lagi lancar makanya cepet hehe.

semoga suka yaaa♡♡

The Senses Of Love ₊˚ˑ༄ؘ NoéVan₊˚ˑ༄ؘWhere stories live. Discover now