Dia memperhatikan.

14.9K 2.5K 85
                                    

Silahkan baca di aplikasi ku baca juga ya🤗🤗🤗

Suara detak jantung yang ada di tubuh kecilnya hampir beriringan dengan suara detik jam besar yang berada di ruang utama.

Raivia sudah meraung-raung berusaha lepas dari cengkraman raja, sedangkan sang dokter di luar sana berjalan terburu-buru mendatangi kamar raja.

"Hey hey, berhenti lah membuat suara menyedihkan itu"
Tegur kesal sang raja membuat Raivia diam.

"Aku benci suara yang berisik"
Tatapan tajam itu lagi. Serigala kecil sempat berpikir ia mungkin saja ia bisa mati dengan hunusan tajam mata indah.
Dan itu bukanlah ide yang bagus untuk sekarang.

Xavier sedikit menyeringai saat ucapannya di mengerti.
Ia semakin yakin memiliki peliharaan yang akan sangat berguna untuk menjaga dirinya.

"Yang Mulia, dokter ada di sini"
Jacob berjalan bersama dengan seorang laki-laki tua di belakangnya.

"Keluhan apa yang anda rasakan Yang Mulia?"

Sang dokter mendekat dengan sangat hati-hati.

"Periksa mahluk ini"
Xavier menyodorkan Raivia dengan satu tangan.
Raut sang dokter langsung terkejut, itu tak bisa terelakkan.

"Seekor anjing?"
Gumaman besar keluar dari mulutnya.
Sebenarnya ada perasaan heran juga, mengapa seorang dokter Manusia di perintahkan untuk mengurus hewan.

"Dia serigala" Timpal Xavier.

"Maaf atas kesalahan hamba yang mulia"
Sang dokter tak hanya terlalu takut di eksekusi karena salah kata, ia juga semakin takut salah mengobati karena ini tidak terlalu relevan dengan pekerjaannya.

Hewan dan manusia tentu saja memiliki anatomi yang berbeda.
Tangan yang bergetar itu meraih Raivia. Dia berusaha untuk mengobati si putih kecil.
Saat berada di tangan dokter Raivia bergerak gusar. Dan akhirnya dokter bisa bernafas lega saat tahu itu hanya luka luar.

Ada luka di bagian gusi kirinya.
Dan beberapa lecet serta benjolan di kaki juga perutnya.

Sang dokter melarutkan sedikit bubuk echinacea serta ramuan lain dan membalutkannya kepada luka di tubuh serigala kecil.
Suara raung kecil serta pemberontak yang Raivia lakukan semata-mata karena ia merasakan perih dan dingin pada beberapa titik tubuh yang di balut oleh sang dokter.

Raivia langsung berlari sejauh-jauhnya saat pengobatan selesai.

'Mereka benar-benar ingin menyiksa ku'
Gerutu nya dalam hati.

"Ya Mulia, luka di tubuhnya tidak terlalu parah maka dari itu Anda tidak perlu khawatir. Dan untuk mengindari giginya yang rapuh itu terluka kembali makan Anda harus memberikan makanan yang lunak"

Sedikit penjelasan dokter hanya di balas anggukan oleh Xavier.
Raivia sibuk mencari tempat yang nyaman dan aman untuk tidur tanpa perduli tentang Si raja dan dokternya.

Saat perutnya kenyang, hewan memang secara alamiah mencari tempat untuk tidur.

Dan ia menemukan tempat yang baik.
Di bawah meja dekat perapian yang tidak menyala.
Kaki meja seakan menjadi benteng untuk dirinya agar tidak terusik kembali.

'Tunggu saja sampai aku pergi dari sini'
Itu lah yang di katakan hati kecil Raivia.

Sedangkan saat raja mengetahui apa yang dilakukan oleh serigala kecilnya ia bingung haruskah membuang atau membunuh hewan yang tidak tahu terimakasih.

Tapi anehnya Ia memilih pergi ke luar, ia akan pertimbangan lagi sambil bekerja. Karena keputusannya kadang di tetapkan oleh kondisi harinya, apakah baik atau buruk.

Di bawah meja sebenarnya mata kecil itu masih terbuka, ya sang serigala di buat berfikir tentang yang di lakukan oleh sang raja.

'Dia memperhatikan ku'

Meskipun sedikit penasaran atas alasannya, Raivia tetap kekeh untuk pergi dari istana itu secepatnya.
Berusaha tidak memperdulikan perasaan sekecil semut yang sedang merayap pelan-pelan.

.

.

.

The Moon Wolf Where stories live. Discover now