CSG 31- Sebuah perjodohan?

12.3K 1.2K 395
                                    

Mobil yang dikendarai Gus Afkar terhenti didepan gerbang sekolah MI Darussalam, tempat Arsyi mengenyam pendidikan sekolah dasar. Pemuda itu berniat menjemput Arsyi setelah berhasil mencegat Kang santri yang biasa menjemputnya.

Gus Afkar merasa bosan dirumah dan butuh pergi keluar untuk mencari udara segar. Sebenarnya bisa saja ia pergi ke kafe, tapi ia malas hari ini. Jadilah, ia yang menggantikan tugas kang santri, supir kepercayaan keluarga ndalem untuk menjemput Arsyi.

"Semoga aku tidak telat menjemput tuan putri itu. Kalau tidak dia pasti akan marah," monolognya sambil memasuki sekolah setelah memarkirkan mobilnya.

Sebelumnya Gus Afkar sudah menyapa penjaga sekolah dan meminta izin masuk mencari Arsyi. Si satpam yang sudah kenal baik keluarga Kiai Ilham tanpa ragu mengizinkan. Memang penjagaan sekolah Arsyi sangat ketat, demi menghindari penculikan seperti yang pernah terjadi beberapa tahun yang lalu.

Drrtt

Terdengar sebuah panggilan masuk dari ponsel Gus Afkar dari staf kafe, membuat niatnya untuk mencari Arsyi terurung. Ia pun mengangkat teleponnya terlebih dahulu takutnya ada hal penting.

Ya, usai menamatkan pendidikan S1-nya Gus Afkar mulai mengelola usaha kafe yang diwariskan Alm. Kiai Ilham.

* * *

Di sisi lain, Arsyi menghentak-hentakkan kakinya ketanah dengan wajah cemberut, kesal karena jemputannya telat. Sekolahnya bahkan mulai sepi sekarang.

Seorang perempuan berseragam guru menghampirinya dan duduk kursi ayunan berhadapan dengannya.

"Lho, Arsyi gak pulang?" tanyanya lembut.

Raut wajah Arsyi yang tadinya mengembung, berubah seketika menjadi senyuman. "Hehe, masih nungguin jemputan Bu guru."

Perempuan itu mengangguk. Ia lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya dan menjulurkannya di depan Arsyi.

"Arsyi mau permen, nggak?"

Arsyi menatap permen rasa buah ditangan perempuan itu dengan tatapan berbinar. "Mauu."

"Yaudah ini buat Arsyi, tapi habis ini jangan lupa sikat gigi ya?"

"Siap Bu guru cantik." Arsyi mengambil lima buah permen berbentuk bulat dengan rasa berbeda ditelapak tangan perempuan itu tak sabaran.

Perempuan itu tersenyum begitu melihat Arsyi mulai membuka bungkus permen dan memakannya dengan perasaan senang.

"Arsyi dijemput siapa?"

Bersamaan pertanyaannya itu Arsyi berteriak ketika melihat Gus Afkar berjalan celingak-celinguk seperti sedang mencari seseorang, "Om Afkar, ih lama!"

Gus Afkar menoleh mendengar teriakan Arsyi. "Eh, ternyata cantiknya om ada di sini. Om cari kemana-mana tadi. Maaf telat ya,"

Gus Afkar mulai mendekati Arsyi dan perempuan itu. Mendengar nama Gus Afkar, mata perempuan itu membulat sempurna. Jantungnya berdegub kencang. Cepat-cepat ia pergi sebelum Gus Afkar melihat wajahnya.

Gus Afkar yang melihat itu mengerutkan alis bingung. Padahal ia ingin menyapanya karena dilihat dari penampilannya sepertinya dia guru di sini.

"Om, mau satu permennya." Gus Afkar mencomot permen ditangan Arsyi begitu saja.

Teringat sesuatu Arsyi menepuk jidatnya. "Oh, iya Arsyi lupa belum bilang terimakasih kepada Bu guru cantik karena udah kasih Arsyi permen ini."

"Jadi permen ini dikasih sama dia?"

CINTA SEORANG GUS [END]Where stories live. Discover now